Tuesday 28 January 2014

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ; Mashab Keynesian

 

A.     RVING FISHER
1.      Propil Irving Fisher
Fisher dilahirkan di negara bagian New York pada tahun 1867. Ia belajar sains dan filsafat di Yale.. Di sini ia memiliki berbagai kepentingan. Sebagai contoh, ia menerbitkan puisi dan bekerja pada astronomi, mekanik, dan geometri. Terlepas dari semua kepentingan ini, Fisher paling tertarik pada matematika dan ekonomi. Pada saat itu, Yale tidak mempunyai Departemen Ekonomi. Terlepas, Fisher dilanjutkan dengan kepentingan dan mendapat gelar Ph.D. pertama in economics ever awarded by Yale. ekonomi yang pernah diberikan oleh Yale. Oleh karena itu Fisher tinggal di Yale untuk seluruh karier.
Fisher memiliki banyak kepentingan. Karena berkembang dan bertahan TBC di awal 30-an Fisher memiliki minat besar di bidang kesehatan dan kebersihan. Dia menulis best seller nasional berjudul How to Live: Aturan untuk Hidup Sehat Berdasarkan Modern Science. Fisher juga adalah seorang penemu. Perusahaannya bergabung dengan yang lain untuk membentuk Remington Rand, yang kemudian dikenal sebagai Sperry Rand. Merger ini membuat pria yang sangat kaya. Namun, ia kehilangan banyak kekayaan ini di pasar saham crash pada tahun 1929. Selama hidupnya Fisher juga berkampanye untuk Larangan, perdamaian, dan egenetika. Fisher died in New York April 29, 1947. Fisher meninggal di New York April 29, 1947.
Meskipun ia rusak reputasinya dengan bersikeras selama masa Depresi Hebat pemulihan yang sudah dekat, model-model ekonomi kontemporer minat dan modal didasarkan pada prinsip-prinsip Fisherian. Demikian pula, monetarisme didasarkan pada prinsip-prinsip Fisher uang dan harga.
Seperti banyak Klasik ekonom, Fisher memiliki latar belakang yang bervariasi. Ia dilahirkan di New York State pada tahun 1867 dan spesialisasi pertama adalah matematika. Dia lulus dari Yale dengan gelar BA dalam bidang matematika, tapi kemudian ia berpaling kepada ekonomi, memperoleh gelar PhD, dan sangat berpengaruh dalam berbagai bidang. Satu daerah tertentu adalah angka indeks pembangunan - matematika teknik yang sangat berharga dalam ilmu ekonomi. Angka indeks yang kita gunakan saat ini termasuk indeks FTSE untuk mengukur nilai-nilai berbagi dan RPI untuk mengukur inflasi.
Ia juga menulis tentang dan berkampanye untuk perdamaian dunia, sehat dan gaya hidup sehat dan sering dianggap oleh para koleganya sebagai sesuatu yang eksentrik. Pengaruhnya memudar menjelang akhir kariernya, tapi ia meninggalkan warisan teori yang masih sangat penting bagi kami. Banyak Klasik dan teori monetaris inflasi didasarkan pada-Nya (Fisher) Persamaan Exchange.Ekonom Amerika Irving Fisher (1867-1947) membuat kontribusi penting dan orisinal di bidang ekonomi, matematika, statistik, demografi, kesehatan masyarakat dan sanitasi, dan urusan publik.
Maka hampir tidak mungkin untuk berlaku adil terhadap Fisher banyak kontribusi ekonomi dan statistik, namun tulisan-tulisannya tentang teori dan kebijakan moneter dan angka indeks telah memperoleh pengakuan khusus. Dia dibawa ke tulisannya yang kejernihan, ketepatan analitis, dan kekakuan dari matematikawan yang dicapai.

2.      Karya-karya IRVING FISHER:

a.      Dalam The Purchasing Power of Money (1911) Fisher sepenuhnya merombak teori uang ke dalam kuantitas-teori klasik-of-uang persamaan : MV + M'V '= PQ,   atau   M.V = P.Q       Persamaan tersebut berfungsi untuk membuat daya beli uang (atau kebalikannya, umum tingkat harga P) sepenuhnya ditentukan oleh persediaan uang beredar M, dengan kecepatan sirkulasi V, volume deposito bank M', mereka sirkulasi kecepatan V', dan total volume transaksi Q.
b.      Fisher teorinya diterjemahkan ke dalam kebijakan resep  "100 persen uang" Maksudnya adalah semua deposito bank harus didukung oleh cadangan 100 persen daripada pecahan cadangan, yang digunakan kemudian dan sekarang hampir semua digunakan oleh sistem perbankan. Hal tersebut atas dasar bahwa kebijakan seperti itu akan mengendalikan besar siklus bisnis. Dia menghabiskan sebagian besar kekayaan pribadinya untuk mempromosikan kebijakannya itu.
c.       Dalam teori suku bunga didasarkan pada suplai tabungan dan permintaan untuk modal seperti yang ditentukan oleh masa kini dan prospek masa depan peluang investasi.
d.      Dia juga membedakan antara nominal dan tingkat bunga riil dan mengembangkan konsep positif, negatif, dan netral preferensi waktu. Teori Fisher mengantisipasi kemudian karya-karya anggota sekolah Cambridge.
e.       Nelayan membuat kontribusi yang signifikan dan asli dalam teori statistik, ekonometri, dan nomor indeks teori. The Making of Index Angka (1922) menjadi referensi standar pada subjek. Setelah metodis dan analisis kuantitatif dari berbagai nomor indeks formulasi, ia mengembangkan "ideal" index, geometrik mean dari Laspeyre Paasche dan indeks. Ia menganggap rumusan ini "ideal" karena bertemu dengan "waktu pembalikan" dan "faktor pembalikan".
f.       Dikatakan dari kontribusi Fisher ekonomi dan statistik yang ia membangun kolom dan lengkungan besar tetapi ia tidak pernah menyelesaikan bangunan intelektual yang dapat ditunjuk Fisher teori atau sistem ekonomi.
g.      Persamaan Fisher i = r + Л  Persamaan di atas adalah persmaan fisher. Persamaan ini menunjukkan tingkat bunga bisa berubah karena dua alasan, yaitu : karena tingkat bunga riiil berubah dan tingkat inflasi berubah. ”Kenaikan 1 % dalam tingkat inflasi maka akan berefek pada kenaikan 1 % dalam tingkat bunga nominal”.
h.      Hipotesis Fisher  
Ronald Fisher (1890-1962) Di tahun 1922 ia memberi suatu definisi baru tentang statistik. Kegunaannya adalah pengurangan data dan ia mengenali tiga permasalahan mendasar. Pertama, spesifikasi asal muasal jenis populasi sebagai sumber data, yang kedua nilai pendugaan dan, yang ke tiga, distribusi. Kontribusi yang dibuatnya mencakup pengembangan metode yang pantas untuk sampel yang kecil, seperti yang telah dibuat Gosset, penemuan dari distribusi tepat dari banyak statistik sampel dan penemuan dari analisa varians. Ia memperkenalkan istilah 'maximum likelihood' dan mempelajari pengujian hipotesis. Fisher adalah salah satu pendiri statistik modern.

B.     Arthur Cecile Pigou

1.      Profile Arthur Cecile pigou

Nama : Arthur Cecile Pigou
Kelahiran : 18 November 1877, Ryde, Kepulauan Wright
Kehidupan Pribadi : Ayah dari tokoh AC. Pigou adalah seorang pegawai di angkatan Inggris; ibunya berasal dari garis keluarga pejabat pemerintah Irlandia. Pigou pertama-tama belajar di Harrow, sebuah sekolah swasta elite di Inggris, dan kemudian di King’s College,
Cambridge; tetapi pada tahun ketiga masa studinya ia terpengaruh Alfred Marshall dan Henry Sidgwick, yang meyakinkan dirinya agar tetap belajar ekonomi politik. Sebagaimana Marshall, Pigou tertarik ekonomi karena nilai praktisnya. Ia mengatakan pada mahasiswanya bahwa ” tujuan utama dari belajar ekonomi adalah agar kita mampu melihat argumen-argumen ekonomi palsu dari para politisi” (Champernowne, 1959, hlm. 464)
Ketika Marshall mengundurkan diri dari Cambridge pada tahun 1908, Pigou menduduki jabatan Ketua Jurusan Ekonomi Politik yang ditinggalkan Marshal. Sejak saat itu sampai ia pensiun pada tahun 1943, Pigou adalah seorang tokoh utama yang menjelaskan pandangan ekonomi Marshall di Cambridge.
Perang Dunia 1 menjadi pengalaman yang mengubah kehidupan Pigou. Ia terus melanjutkan mengajar di Cambridge, tetapi ia juga bekerja di korps ambulans di dekat garis pertempuran saat ia libur. Johnson (1960, hlm.153) melaporkan bahwa ”pengalaman ini telah mengubah seorang sarjana muda era Edwardian yang periang, suka humor, bersifat sosial dan ramah tamah, menjadi seorang pertapa yang eksentrik.” Disamping menjadi penyendiri, Pigou juga dikenal sebagai orang yang sangat sederhana, khususnya ketika ia sedang berpakaian. Ia sering mengenalan apakaian lusuh dan kotor dan memamerkan diri.” pada suatu hari di perpustakaan Marshall di hadapan lima puluh orang yang dengan babngga mengenakan stelan yang dibeli sebelum Perang Dunia 1” (Johnson, 1960, hlm.150)

2.      Pokok Pemikiran Arthur Cecile Pigou

Ø  Ekonomi kesejahteraan (economic welfare)
A.C Pigou dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi kesejahteraan modern, yang mempelajari bagaimana membuat ekonomi beroperasi dengan lebih efisien serta ketidaksesuaian (trade offs) antara efisiensi dan keadilan (equity)
Ø  Analisis mengenai eksternalitas
Kontribusi ekonomi yang utama dari Pigou di bagi menjadi dua kategori. Pertama analisisnya mengenai eksternalitas yang memberikan landasan bagi keuangan publik modern, ekonomi lingkungan dan ekonomi kesejahteraan. Kedua, Pigou adalah lawan utama dari revolusi makroekonomi yang dimulai oleh Keyness.


a.      Eksternalitas negatif
Untuk beberapa barang, semua biaya produksi ditanggung oleh perusahaan dan dialihkan kepada konsumen melalui harga barang. Pigou (1920) menunjukkan bahwa biaya produksi (swasta) suatu perusahaan mungkin tidak merefleksikan semua biaya sosial dari produksi. Ketika para produsen membuat suatu barang, mereka hanya peduli pada biaya privat mereka-tenaga kerja, bahan baku, dan modal yang harus mereka beli. Tetapi produksi meghasilkan polusi lingkungan dan biaya-biaya ini di bayar oleh pihak ketiga yang tidak melakukan produksi atau mengkonsumsi barang tersebut. Disini biaya sosial dan produksi melebihi biaya privat; perusahaan dan konsumen masing-masing membayar sebagian biaya dari pembuatan barang tersebut. Hasil pasar bukan hasil yang paling baik dalam situasi seperti ini. Kita terlalu banyak menghasilkan barang yang mencemari lingkungan; dan perusahaan cenderung menggunakan teknologi yang menimbulkan polusi karena biaya polusi jatuh pada pihak ketiga sedangkan perusahaan bebas dari biaya tersebut.
Akibatnya, sistem pasar ini menghasilkan air dan udara yang sangat tercemar, serta suara bising dan kemacetan di daerah urban.
b.      Eksternalitas positif
Di pihak lain, produksi dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat yang jumlahnya melebihi manfaat yang diterima oleh konsumen yang membeli barang tersebut. Mercusuar, sebuah contoh yang dikembangkan oleh ahli ekonomi dan filsuf Inggris, Henry Sidgwick, biasanya dipakai oleh para ahli ekonomi untuk menggambarkan hal ini. Contoh lainnya, adalah polisi dan pemadam kebakaran, pertahanan nasional dan pengeluaran untuk pelayanan dan pendidikan.
Individu yang membeli obat flu akan mendapatkan manfaat karena mereka merasa lebih sehat setelah meminum obat flu itu. Tetapi jika obat itu ternyata juga mengurangi kemungkinan bahwa orang lain akan tertular penyakit tersebut, maka manfaat sosial akan lebih besar dari pada manfaat prifat.
Ø  Hubungan industri dan bea import
Karya pertama Pigou (1906,1912) dalam bidang ekonomi ialah tentang hubungana industri dan bea import. Studi-studi ini menitikberatkan pada bagaimana kebijakan pemerintah dapat meningkatkan kekayaan nasional. Pigou (1912) mengangkat persoalan umun ini, dan kemudian menghabiskan sebagian besar masa hidupnya untuk menjawabnya. Dalam melakukan hal ini ia menemukan banyak sekali keuangan publik modern, khususnya argumen dan dasar pemikiran dari intervensi pemerintah dalam perekonomian.
Ø  Biaya sosial dan biaya privat
Perbedaan antara biaya privat dan biaya sosial dinamakan ”eksternalitas” (eksternalities), ”efek yang berlebihan” (third-party effects). Pigou menegaskan bahwa ketika biaya privat marginal dan biaya sosial marginal berbeda, maka sistem pasar tidak efisien. Perbedaan antara biaya sosial dan biaya privat ini dapat menjadi justifikasi bagi pemerintah untuk campur tangan dalam pasar.
Ø  Intervensi pemerintah
Apabila ada eksternalitas positif yang besar, entah itu orang-orang membayar atau tidak, mereka akan memperoleh keuntungan. Kemampuan mendapatkan keuntungan dari beberapa barang atau jasa tanpa harus membayar ini disebut free rider problem. Setiap orang, dengan memandang segala sesuatu dari sudut pandang mereka sendiri, akan mengetahui meskipun mereka tidak menyumbangkan uang untuk pertahanan nasional, namun sebuah sistem pertahanan tersebut akan dibangun; dan mereka mesih memperoleh manfaat dari pengeluaran pertahanan yang besar. Jika Amerika diserang pihak asing, rumah saya akan tetap dilindungi walaupun saya tidak membayar untuk pertahanan nasional. Lagipula, walaupun saya tidak menyumbang untuk pertahanan nasional tidak akan berpengaruh banyak terhadap bentuk dari sistem pertahanan tersebut. Dengan tanpa menyumbang pertahanan nasional saya menghemat pendapatan uang saya, dan saya tidak kehilangan apa-apa.
Di sini masalahnya adalah ketika semua orang berfikir sama, yakni tidak akan mengeluarkan uang untuk pertahanan nasional. Solusinya adalah pemerintah mesti meningkatkan penghasilan berbasis pasar. Pemerintah harus mengembangkan sistem pertahanan dan harus mengenakan pajak keuntungan (warga negaranya) untuk biaya pembuatan sistem pertahanan itu.


a.      Pajak dan subsidi (pajak progresif dan transfer)
Dalam banyak hal, pemerintah dapat memperbaiki masalah yang bersumber dari eksternalitas ini melalui pajak dan subsidi. Tetapi kadang-kadang perbaikan hukum sudah cukup untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, dalam Economics of Welfare, Pigou (1920, hlm. 129-30) berpendapat bahwa perusahaan kereta api harus memberi kompensasi kepada para petani dan pemilik properti lainnya yang menderita kerugian dari bahaya api dan asap yang disemburkan oleh kereta api.
Pigou (1920, Bab 1) menegaskan bahwa salah satu tugas ahli ekonomi adalah mengidentifikasikan eksternalitas dan membantu menghilangkannya dengan menunjukkan bagaimana dan kapan tindakan pemerintah akan meningkatkan hasil pasar. Ia bahkan berpendapat bahwa ahli ekonomi mempunyai tanggung jawab moral untuk mengidentifikasi eksternalits ini. Perhatian utamanya ialah bagimana menaikkan kesejahteraan ekonomi bangsa. Hal ini, menurut Pigou tergantung pada ukuran dan distribusi dari kue ekonomi.
Lebih banyak output akan meningkatkan kesejahteraan umum, karena orang-orang menginginkan memiliki sesuatu, dan semakin banyak barang yang mereka miliki, semakin bertambah baik keadaan mereka. Kebijakan redribusi ekonomi juga akan meningkatkan kesejahteraan umum.
Konklusi ini mengikuti keyakinan Pigou bahwa keputusan berasal dari penurunan uang ketika seseorang semakin banyak memiliki uang. Tambahan lima belas dolar tidak banyak artinya untuk Bill Gates yang sangat kaya, tapi bagi seseorang ynag menganggur, tambahan uang ini sangat penting artinya. Konsekuensiny, hilangnya kekayaan dari orang kaya karena terkena pajak harus lebih sedikit daripada keuntungan dalam kesejahteraan ekonomi yang diperoleh dari pemberian uang kepada yang miskin. Karena itu pajak progresif dan program transfe untuk membantu orang miskin dapat dibenarkan sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa.
Pigou mengakui bahwa pajak progresif dan transfer mungkin akan mengurangi ukuran kue ekonomi, dan bahwa mungkin ada ketidaksesuaian antara pertumbuhan dan pemertaan. Jika ketidaksesuaian ini tidak ada, maka implikasinya sudah jelas yaitu segala sesuatu yang menaikkan output nasional, tetapi tidak membuat keadaan orang miskin memburuk, akan meningkatkan kesejahteraan nasional. Dan segala sesuatu yang menaikkan bagian dari output nasional kepada si miskin, tetapi tidak mengurangi ukuran total dari output, juga akan meningkatkan kesejahteraan.
Tetapi jika dua kriteria inibertabrakan (ketika transfer kepada si miskin akan mengurangi output) maka situasiny menjadi berbeda. Diperlukan perhitungan tentang berapa banyak output yang harus diberikan untuk meningkatkan posisi si miskin.
Arthur Okun (1975, Bab 4) menggambarka ketidak sesuaian ini dengan istilah ”ember bocor.” Transfer dari yang kaya kepada yang miskin selalu dilakukan dengan ember bocor yang akan menghilangkan pendapatan ketika transfer tersebut meredribusi pendapatan. Kebocoran ini merepretasikan inefisiensi atau penguurangan output nasional karena transfer ini. Okun (1975, hal. 94), seorang pendukung kuat dari pemerataan, berpendapat transfer seharusnya dihnetikan ketika kebocoran mencaoai 60%. Pigou (1920) mengatakan bahwa pengorbanan sedikit output adalah seimbang dengan keutungan yang didapat dari pemerintah yang lebih besar.
b.      Pajak Polusi
Pajak Pigovian merupakan suatu cara yang efisien untuk mempromosikan orang banyak/masyarakat menarik perhatian, dan akan mendorong kearah suatu peningkatan menyangkut mutu hidup yang diukur oleh Kemajuan Yang asli Indikator dan manusia lain indikator ekonomi, seperti halnya yang lebih tinggi Produk domestik kotor ( GDP) pertumbuhan.
Teori ekonomi meramalkan bahwa, di bawah kondisi-kondisi tertentu, suatu dividen ganda bisa tampak. Yang pertama menjadi pengurangan polusi. Kedua terkandung dalam pendauran ulang menyangkut pendapatan pemerintah dari pajak yang hijau itu. Jika pemerintah menyimpan/memelihara pendapatan nya tetap, beberapa pajak lain harus memotong ( lihat pergeseran pajak Hijau). Jika pemerintah memilih untuk memotong banyak distortional pajak, biaya-biaya dari menukar ke pajak hijau bisa adalah negatif.
Riset pada perpajakan hijau menyatakan bahwa sepanjang tahun 1990an ada korelasi penting antara suatu UN negeri Manusia Pengembangan Index ( HDI) tergolong saban menetapkan;perbaiki jumlah GDP, dan tingkatan nya dari pajak hijau sebagai persen dari total pajak revenues. Lagipula, diatas periode yang lebih panjang dibanding 5 tahun, data menyatakan bahwa negara-negara yang bisa nikmati tarif pajak hijau lebih tinggi seperti Orang Norwegia, Sweden dan Netherlands mengalami yang lebih tinggi GDP T pertumbuhan dan yang lebih tinggi HDI pertumbuhan rate. Bagaimanapun, itu tidak bisa ditetapkan bahwa suatu peningkatan di dalam tarif pajak hijau menyebabkan yang lebih tinggi GDP pertumbuhan dan yang lebih tinggi HDI pertumbuhan rates. Mungkin saja suatu correlative efek sebagai lawan suatu effect.
c.       Pajak Pigovian Negatif ( Tunjangan Pigovian)
Seseorang dapat mendorong perilaku tertentu dengan memberikan subsidi, sebagai contoh mendermakan ke bukan laba atau penerapan yang diuntungkan panel matahari untuk menghindari polusi. Tunjangan seperti itu suatu hal positif hal luar dapat dipertimbangkan " pajak Pigovian negatif".
Motivasi untuk tunjangan seperti itu sedang berusaha untuk menjangkau efisiensi ekonomi. Ketika suatu hal positif hal luar adalah kini/hadir, suatu solusi perusahaan tentang masalah maksimalisasi kegunaan nya tidak meliputi kegunaan yang tambahan yang diproduksi sebagai hasil sampingan ( hal luar), begitu menyebabkan perusahaan untuk menghasilkan kurang dari pareto-efficient mengukur. tunjangan Pigouvian begitu internalizes hal luar ke dalam fungsi kegunaan agen, dengan memberi perangsang perusahaan untuk menghasilkan lebih dari itu jika tidak akan.
Suatu contoh akan suatu pemerintah pusat perpindahan yang meliputi interjurisdictional spillover ( pada umumnya dalam wujud mempertemukan dana) yang tersebut Di (dalam) Sejenis gandum, Esei di (dalam) Fiskal Bentuk pemerintahan federal
d.      Perbaikan hukum
Dalam hal hukum, perubahan kebijakan utama harus dilakukan di dalam hukum libilitas Inggris. Jika perusahaan kereta harus memberi kompensasi pada orang lain karena bahaya yang ditimbulkan kereta api. Pigou berpendapat mereka akan lebih berhati-hati dan hanya akan menjalankan sedikit kereta api. Jadi biaya privat tidak lagi berbeda, dan eksternalitas akan terinternalisasikan, atau akan menjadi bagian dari biaya transportasi barang dengan menggunakan kereta.
e.       Intervensi pemerintah tidak diharapkan
Terkhir dalam beberapa kasus, untuk memperbaiki permasalahan yang muncul dari eksternalitas, campur tangan pemerintah justru tidak dapat dibenarkan. Kerika biaya yang mengenai pihak ketiga hanya sedikit dan biaya dari setiap perbaikan lebih, anaisis biaya manfaat akan menghasilkan kesimpulan bahwa eksternalitas seharusnya dibiarkan tetap ada.
Ambil contoh, suara bising yang ditimbulkan kereta api. Jika suara ini hanya menyebabkan ketidaknyamanan kecil bagi penduduk lokal maka biaya untuk memindahkan jalan kerta api yang suaranya lebih pelan mungkin akan melebihi biaya orang-orang yang medengar suara kereta melintas di dekat rumah mereka beberapa jam sehari.
a)      Teori barang publik
Dalam analisa berikutnya akan kita bahas mengenai penyediaan barang/jasa publik yang dibiayai dengan pajak yang dipungut dari masyarakat. Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana kepuasan marginal akan barang publik samadengan ketidakpuasan marginal (marginal disutility sksn psjsk ysng dipungut untuk membiayai program-program pemerintah atau untuk menyediakan barang publik.
Pada diagram dibawah kurva kepauasan marginal akan barang publik ditunjukkan oleh kurva UU. Kurva UU tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukkan bahwa semakin banyak barang publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginal yang dirasakan oleh masyarakat. Dilain pihak, pajak merupakan pungutan yang dipaksa oleh pemerintah sehingga pembayaran pajak menimbulkan rasa tidak puas bagi masyarakat yang membayar pajak. Oleh karena itu kurva ketidakpuasan marginal akan pembayaran pajak mempunyai bentuk yang meninggi yang menunjukkan bahwa semakin banyak pajak yang dipungut, semaikn besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Ketidakpuasan marginal ditunjukkan dengan sumbu tegak dari titik O ke bawah dan kurva ketidakpuasan ditunjukkan oleh kurva PP. Pada titik F kepuasan marginal barang publik (jarak CF) lebih besar daripada ketidakpuasan masyarakat akan pembayaran pajak (jarak FI), sehingga pemerintah diharapkan untuk memperkecil anggaran untuk menghasilkan barang-barang publik yang lebih sdikit. Sebaliknya pada titik D kepuasan marginal masyarakat akan barang pemerintah lebih besar (jarak AD) daripada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar pajak (jarak DG). Ini menunjukkan bahwa barang publik dihasilkan dalam jumlah yang terlalu sedikit sehingga kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi akan dapat dicapai dengan cara menambah anggaran pemerintah untuk menghasilkan barang/jasa publik. Titik E adalah keadaan yang optimumdimana bagi masyarakat kepuasan marginal untuk barang publik sama dengan ketidakpuasan dalam hal pembayaran pajak.
Kelemahan analisis diatas karena dadsarkan pada rasa ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapt diukur secara kuantitatif karena sifatnya ordinal. Karena itu, timbul berbagai pandangan lainnya yang berusaha menjelaskan penyediaan barang publik.
b)     Pengangguran dan Upah
Pigou (1914) menerbitkan karya terkenal yang berjudul unemployment yang berpendapat bahwa dalam jangka panjang pengangguran adolah disebabkan oleh upah yang tinggi dan tidak fleksible.beberapa tahun kemudian pgou (1927) berpendapat bahwa berkurangnya permintaan tenaga kerja akan menyebabkan angka pengangguran yang tinggi, namun masalah ini dapat diperbaiki jika pekerja membiarkan upah mereka turun. Dan dalam The Theory of Unemployment (Pigou, 1933) ia menyatakan bahwa jika tingkat upah lebih besar ketimbnag produktivitas marginal dari pekerja maka perusahaan tidak akan memperkerjakan satu orang pun karena biayanya akan melebihi keuntungan. Meskipun pigou tidak pernah membela pemotongan upah, dalam semua kasus ini solusi untk masalah pengangguran tampaknya adalah pengurangan upah.
c)      Efek Pigou
Pigou (1943. hlm. 349) kemudian mengembangkan kritik terhadap ekonomi Keynesian. Ia merumuskan keseimabngan rill (real balance) atau efek Pigou yang menggambarkan salah satu cara dimana pengangguran akan cenderung mengoreksi dirinya sendiri dan kebijakan ekonomi Keynesian tidak diperlukan. Pigou menunjukkan bahwa harga pada umumnya akan jatuh pada saat angka pengangguran semakin tinggi karena perusahaan tidak dapat menjual barang.
Sebagai akibatnya, kekayaan rill atau daya beli dari tabungan sebelumnya, meningkat apada masa resesi. Karena semakin kaya, orang-orang cenderung untuk memebelanjakan lebih banyak lagi. Pengeluaran tambahan ini akan memacu produksi dan perusahaan akan menyewa lebih banyak lagi pekerja. Karena itu pengangguran akan berakhir secara otomatis dan kebijakan ekonomi tidak diperlukan. Efek Pigou untuk menciptakan sebuah mekanisme ekonomi untuk keluar dari :
  1. pengangguran yang terus meningkat,
  2. tingkat harga
  3. menimbulkan saldo yang nyata,
  4. yang membuat berbeda dari IS-belokan pada IS-LM diagram, intersecting AY belokan yang rendah di atas suku bunga ambang batas dari perangkap likuiditas.
  5. Akhirnya, ekonomi bergerak ke keseimbangan baru, di pekerjaan penuh.
Pigou menyimpulkan bahwa keseimbangan dengan pekerjaan di bawah penuh pekerjaan menilai hanya dapat terjadi jika harga dan upah yang 'lengket'.
d)     Kelemahan Pemikiran AC. Pigou
Meskipun ia banyak memberikan sumbangan kepada ilmu ekonomi kesejahteraan dan keuangan publik, pigou mungkin lebih terkenal sebagai lawan dari Revolusi Keynesian yang di mulai di Cambridge, Inggris, pada tahun 1930-an. Keyness (1936) menjadikan Pigou kambing hitam dalam karyanya The General Theory. Karena berbagai alasan, Pigou adalah sasaran yang empuk. Ia adalah seorang penyendiri dengan sedikit pengikut yang mau membelanya. Ia berpakaian buruk dan figur aneh di Cambridge, dan ia adalah bagian dari tatanan lama yang diserang olah Keynes.
Keynes memasukka Pigou ke dalam mazhab klasik dan menghubungkan mazhab ini dengan keyakinan bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaanya sendiri. Menurut keynes, ahli 3ekonomi klasik berkeyakinan bahwa ahal ini berlaku untuk barang dan tenaga kerja. Mereka percaya bahwa pengangguran adalah hal yang tidak mungkin terjadi, karena ketika orang-orang menawarkan jasa mereka untuk beberapa pengusaha maka akan ada permintaan untuk jasa tenaga kerja mereka. Jika tidak, upah akan jatuh sampai seseorang mau memperkerjakan para pekerja ini.
Ada derajat validitas pasti untuk gambaran Pigou ini. Pigou (1941) menerbitkan karya yang terkenal yang berjudul Unemployment, yang berpendapat bahwa dalam jangka panjang pengangguran adalah disebabkan oleh upah yang tinggi dan tidak fleksibel.
Beberpa tahun kemudian Pigou (1927) berpendapat bahwa berkurangnya permintaan tenaga kerja akan menyebabkan angka pengangguran yang tinggi, namun masalah ini dapat diperbaiki jika pekerja membiarkan upa mereka turun. Dan dalam The Theory of Unemployment (Pigou, 1933) ia menyatakn bahwa jika tingkat upah lebih besar ketimbang produktivitas marginal dari pekerja maka perusahaan ini tidak akan mempekerjakan satu orang pun karena biayanya akan melebihi keuntungan.
Meskipun Pigou tidak pernah membela pemotongan upah (lihat Aslanbeigui, akan terbit), dalam semua kasus ini, solusi untuk masalah pengangguran tampaknya adalah pengurangan upah. Dan karena alasan inilah Keynes mengkritik Pigou.
Pigou dikecam dengan tajam oleh Keynes dalam General Theory, baik itu serangan terhadap dirinya sendiri dan serangan terhadap tradisi Marhallian di Cambridge. Setelah membaca General Theory, Pigou (1939) menuduh Keynes salah menginterprestasikan pandangannya dan menyatakan bahwa tidak ada yang brmanfaat dalam buku tersebut.
Ia berpendapat bahwa dalam karyanya yang sebelumnya ia mengakui bahwa kebijakan yangv ekspansionis akan menaikkan harga, mengurangi upah rill dan menaikkan pengangguran dakam jangka pendek.
Pigou menghabiskan sebagian karirnya dalam bayang-bayang semua ekonom Cambridge besar-Marshall dan Keynes. Karena alasan ini, sumbangannya tampak lebih kecil dibandingkan keduanya. Meskipun tidak setingkat dengan Marsahall atau Keynes, pengaruh Pigou tetap besar. Cara-cara ahli ekonomi menganalisa dan menjustifikasi campur tangan pemerintah dalam persoalan ekonomi berasal dari Pigou.
Karena alasan inilah, Pigou menjadi bapak keuangan publik modern dan teori kesejahteraan modern. Ia juga membrikan landasan bagi bidang ilmu ekonomi yang relatif baru, yaitu ekonomi lingkungan

C. John Maynard Keynes
John Maynard Keynes, atau sering disebut J.M. Keynes atau Keynes, definisinya berorientasi pada kebijaksanaan dan beliau memberikan definisi yang bersifat umum yaitu : Ilmu ekonomi adalah ilmu yang menyangkut tentang kebijaksanaan guna mengatasi masalah yang mendesak termasuk masalah pengangguran yang ada (dalam bukunya yang sangat terkenal dengan judul : General theory of employment interest and money yang diterbitkan tahun 1938). Penekanannya pada perluasan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan.
Macroeconomics mulai dipisahkan dari microeconomics oleh Keynes pada 1920s, dan menjadi kesepakatan bersama pada 1930s oleh Keynes dan lainnya, terutama John Hicks. Mereka mendapat ketenaran karena gagasannya dalam mengatasi Great Depression. Keynes adalah tokoh penting dalam gagasan pentingnya keberadaaan Bank sentral dan campur tangan pemerintah dalam hubungan ekonomi. Karyanya “General Theory of Employment, Interest and Money menyampaikan kritik terhadap ekonomi klasik dan juga mengusulkan metode untuk management of aggregate demand. Pada masa sesudah global depression pada 1930s, negara memainkan peranan yang penting pada sistem kapitalism di hampir sebagian besar kawasan dunia. Pada 1929, sebagai contoh, total pengeluaran U.S. government (federal, state, and local) berjumlah kurang dari sepersepuluh dari GNP; pada 1970s mereka berjumlah mencapai sepertiga. Peningkatan yang sama tampak pada industrialized capitalist economies, sepreti France misalnya, telah mencapai ratios of government expenditures dari GNP yang lebih tinggi dibandingkan United States. Sistem ekonomi ini seringkali disebut dengan “mixed economies.”
Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi modern. Keynes banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrin-doktrin klasik dan neo-klasik. Karena Keynes menganggap peran pemerintah perlu dalam melaksanakan pembangunan, sehingga Keynes sering disebut “Bapak Ekonomi Pembangunan”. Selain itu, ia juga disebut “Bapak Ekonomi Makro”, sebab dahulu dalam tradisi klasik maupun neo-klasik analisis-analisis ekonomi lebih banyak bersifat mikro, sejak Keynes analisis ekonomi juga dilakukan secara makro. Hal itu dilakukan dengan melihat hubungan di antara variabel-variabel ekonomi secara besar-besaran.
Keynes berhasil melakukan escape dari masa lalu, yaitu dari tradisi laissez faire yang dianut pakar-pakar ekonomi masa silam seperti Adam Smith, David Richardo dan gurunya sendiri Alfred Marshall. Keynes kemudian berhasil membentuk suatu “bangunan rumah utuh” dalam struktur teori-teori ekonomi baru, sehingga terjadi revolusi baik dalam teori bahkan kebijakan ekonomi.

1.      Pemikiran Keynesian Baru
Depresi besar yang terjadi pada tahun 1930 telah mendorong J.M. Keynes untuk menerbitkan buku The General Theory yang menawarkan penyelesaian untuk mengatasi depresi tersebut. Pemikiran Keynes kemudian berkembang dan dianut oleh banyak negara hingga empat dekade. Sekitar tahun 1970 terjadi stagflasi yang merupakan merupakan masalah besar dalam perekonomian dunia karena terjadi inflasi yang tinggi yang diikuti oleh tingkat pengangguran yang serius. Stagflasi ini tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan kerangka pemikiran Keynes. Hal ini mengakibatkan para ekonom mulai meninggalkan pemikiran Keynes dan Kurva Phillips, yang merupakantrade-off antara besarnya inflasi dan pengangguran, juga mulai ditinggalkan dalam konsensus ekonomi makro. Stagflasi ini lebih banyak disebabkan oleh terganggunya penawaran agregat, yang berbeda dengan analisis Keynes yang menyatakan bahwa penyebab utama fluktuasi adalah adanya pergeseran permintaan agregat. Landasan mikro dari pemikiran Keynes mulai dipertanyakan dan pemikiran Klasik Baru mulai mendominasi menggantikan pemikiran Keynes.
Pemikiran Klasik Baru terus berlanjut dan kebanyakan tidak mau memasuki teori tentang siklus bisnis yang berdasarkan market clearing. Padahal dalam pemikiran Keynesian teori tentang siklus bisnis mendapat perhatian yang cukup banyak. Sehingga tidak heran kalau ide Keynesian terus berkembang dan muncul lagi sekitar tahun 1980 dan sering disebut Kelompok Keynesian Baru. Keynesian Baru mengawali teorinya dengan premis bahwa dalam perekonomian terdapat pengangguran tidak suka rela dan menetap (persistent) serta fluktuasi ekonomi merupakan pusat dari semua persoalan dalam perekonomian, seperti: represi dan depresi yang merupakan representasi dari kegagalan pasar untuk skala besar. Keynesian Baru juga menempatkan pembaruan dalam landasan mikro ekonomi. Pembentukan teori makro ekonomi berdasarkan pengembangan teori mikro ekonomi untuk pasar barang, pasar tenaga kerja, dan pasar modal.
Pemikiran Keynesian Baru tetap mempertahankan tradisi dari Keynesian yaitu adanya kekakuan dalam harga dan upah nominal, sehingga Keynesian baru berusaha untuk mencari penjelasan yang lebih dapat diterima. David Romer merupakan salah satu tokohnya dan berpendapat bahwa pasar tidak berkompetisi sempurna dan ada penghalang untuk menerapkan harga nominal yang fleksibel. Lebih jauh Romer menekankan adanya komplemen antara kekakuan nominal dan riil. Adanya kekakuan riil dapat meningkatkan kekakuan nominal (Romer, 1993). Sedangkan Bruce Greenwald dan Joseph Stiglitz yang juga masuk dalam kelompok ini, menawarkan pendapat lain. Mereka berpendapat bahwa adanya pasar yang tidak sempurna dapat menyebabkan bermacam-macan hal, seperti: meningkatnya biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat dan terjadinya informasi yang tidak sempurna.
a.      Pokok Pemikiran Aliran Keynesian Baru
Pemikiran dalam kelompok Keynesian Baru sangat beragam termasuk di dalamnya Mankiw, Summers, Stanley Fisher, Phelps, Akerlof, Yellen dan tiga nama yang telah disebutkan dalam Pendahuluan. Mankiw merupakan salah satu tokok yang paling banyak kontribusinya dalam pengembangan teori maupun dalam mengumpulkan artikel yang berhubungan dengan Keynesian Baru.
Perhatian utama dalam Keynesian Baru adalah mencari model yang kuat dan meyakinkan untuk menjelaskan adanya kekakuan upah dan harga dengan berlandaskan pada memaksimalkan perilaku dan ekspektasi rasional. Disamping itu, Keynesian Baru juga menaruh perhatian pada penelitan tentang proses penyesuaian harga yang terjadi di perusahaan. Sampai saat ini para ekonom belum mempunyai kesatuan pendapat tentang kebijakan perusahaan dalam hal penyesuaian harga. Kelompok ini juga tidak sepenuhnya menolak pandangan Klasik Baru. Walaupun demikian Keynesian Baru tetap memberikan sokongan kepada pandangan Keynes yaitu:
·         Dalam perekonomian, adanya pengangguran yang tidak suka rela selalu berlaku. Pemerintah perlu secara aktif menjalankan kebijakan untuk mengatasi masalah pengangguran dan atau inflasi dan mewujudkan kegiatan pada kesempatan kerja penuh. Dalam hal ini Keynesian Baru berkeyakinan bahwa dalam jangka panjang ekonomi pasar masih tidak akan mampu dengan sendirinya menciptakan kesempatan kerja penuh, sehingga tetap dibutuhkan adanya kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yang dimaksudkan di sini adalah yang bersifat untuk mengurangi terjadinya ketidaksempurnaan pasar.
·         Pemikiran Keynesian Baru tentang adanya fluktuasi juga berbeda dengan pemikiran Keynes maupun Klasik. Perbedaan pandangan ini secara umum dapat dibedakan berdasarkan keyakinan berlakunya dikotomi klasik dan keseimbangan Walras,


b.      Kekakuan Upah dan Harga
Pada dasarnya Keynesian Baru berpendapat bahwa walaupun terdapat pengangguran yang tidak suka rela dan kelebihan penawaran barang pada masa resesi, harga-harga barang tidak menurun ke tingkat yang akan mewujudkan kesempatan kerja penuh. Adanya bentuk pasar yang bukan persaingan sempurna, pasar yang tidak lengkap, dan informasi yang tidak simetris membuat harga barang bersifat kaku dan tidak mudah berubah seperti pada pasar persaingan sempurna. Untuk menjelaskan kekakuan baik kekakuan harga maupun kekakuan upah, Keynesian Baru mengemukan beberapa teori.
a)      Penyebab Kekakuan Upah
v  Model Kontrak Implisit
Model ini aslinya berasal dari Bailey (1974), D.F. Gordon (1974), dan Azariadis
(1975). Kemudian dikembangkan menjadi hipotesis tingkat alamiah (natural rate
hypothesis) oleh Friedman (1968) dan Phelps (1968) yang lebih menekankan proses memaksimumkan perilaku untuk pasar tenaga kerja. Secara ringkas model ini menunjukan bahwa upah pekerja di suatu perusahaan ditentukan secara kontrak antara majikan dan serikat pekerja. Serikat pekerja akan melakukan negosiasi dan menandatangani kontrak kerja diantara pekerja yang diwakilinya untuk suatu periode tertentu. Selama masa kontraktersebut baik majikan maupun pekerja akan mematuhi keputusan yang telah disetujui. Perubahan-perubahan dalam kegiatan ekonomi, seperti misalnya: resesi dan inflasi, tidak akan dengan mudah membuat perubahan kontrak yang telah disetujui. Bila perusahaan ingin menyesuaikan kontrak sebelum waktunya maka akan dapat mempunyai dampak yang tidak menguntungkan karena:
·         Negosiasi kontrak memerlukan biaya dan waktu baik bagi pengusaha maupun serikat pekerja.
·         Kegagalan dalam bernegosiasi dapat berdampak yang luas seperti terjadinya aksi
mogok para pekerja.
·         Bukan suatu strategi yang optimum bagi perusahaan untuk mengurangi upah, karena bila berlaku demikian akan banyak pekerja yang pindah ke perusahaan lain yang tidak menurunkan tingkat upahnya.
Ini berarti bahwa dengan adanya serikat pekerja yang kuat, tingkat upah tidak dapat dengan mudah berubah seperti pada pasar persaingan sempurna. Sehingga terjadi kekakuan upah dan terutama upah akan sukar sekali untuk menurun apabila terjadi resesi. Kekakuan ini yang menyebabkan timbul masalah pengangguran yang tidak suka rela.
v  Model Upah Efisien
Teori ini dikemukakan oleh Gordon (1990), Yellen (1984), Katz (1986, 1988), Harley (1990) dan Weiss (1991). Solow (1979) memberi dasar pada model ini. Upah efisien akan sama dengan produk marginal yang dapat diturunkan berdasarkan syarat kondisi cukup untuk memaksimumkan keuntungan di suatu perusahaan. Menurut teori ini perusahaan cenderung untuk menetapkan upah yang lebih tinggi dari pada upah keseimbangan pasar persaingan sempurna. Ada empat alasan perusahaan untuk memberikan upah yang tinggi, yaitu :
·         Dengan upah yang lebih tinggi ini dimaksudkan untuk alat memaksimumkan disiplin pekerja dalam melaksanakan tugas. Upah yang tinggi akan membuat pekerja lebih giat bekerja dan meningkatkan produktivitasnya dan sumbangan kerjanya dapat meningkatkan produktivitas total perusahaan. Upah yang tinggi ini menyebabkan mereka takut kehilangan pekerjaan dan hal ini menyebabkan mereka bekerja dengan lebih giat.  Untuk menghindari biaya penggantian pekerja. Dengan sistem upah yang baik maka kemungkinan pekerja keluar dari perusahaan dapat diperkecil, sehingga dapat dihindari pengeluaran biaya untuk mencari pekerja baru. Biaya yang timbul akibat keluarnya pekerja dari perusahaan dapat berupa: (i) kehilangan produksi dari pekerja lama yang sedang mencari pekerjaan baru, (ii) biaya untuk merekrut pekerja baru, (ii) biaya untuk memberi pelatihan kepada pekerja baru, dan (iv) pekerja baru mempunyai produktivitas yang lebih rendah.
·         Sebagai alat untuk memilih tenaga kerja yang berkualitas tinggi. Tenaga kerja yang tersedia bersifat heterogen, yang berbeda baik dari segi kepandaian, kerajinan, ketekunan maupun sikap dalam menjalankan tugas. Apabila perusahaan menawarkan upah yang lebih tinggi, maka lebih banyak pekerja yang berkualitas akan melamar pekerjaan tersebut. Dengan demikian melalui upah yang lebih tinggi, perusahaan dapat memperoleh pekerja yang mempunyai mutu yang lebih baik.
·         Upah yang tinggi merupakan imbalan yang seimbang bagi pekerja yang mempunyai prestasi yang baik. Setiap pekerja mengukur penghargaan perusahaan terhadap dirinya berdasarkan tingkat upah yang dibayarkan, begitu juga perusahaan akan memberikan imbalan bagi pekerja yang giat melaksanakan kerja dengan sebaik mungkin sebagai tanda terima kasih. Ini merupakan imbalan yang seimbang baik bagi pekerja maupun bagi perusahaan.

v  Model Orang Dalam – Orang Luar
Model ini dikembangkan pada tahun 1980an oleh Lindbeck dan Snower. Pada dasarnya teori ini menganggap pasar barang dan pasar tenaga kerja bersift persaingan tidak sempurna. Bila dalam pasar tenaga kerja terdapat serikat pekerja dan jumlah perusahaan relatif terbatas, maka tingkat upah ditentukan dari perjanjian kontrak kolektif antara serikat pekerja dengan majikan. Dalam pasar yang demikian tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (i) yang menjadi anggota serikat buruh atau disebut orang dalam (insider) dan (ii) yang tidak menjadi anggota serikat buruh atau disebut orang luat (outsider). Penentuan upah dengan kontrak tersebut cenderung lebih tinggi dari pada bila terjadi di pasar persaingan sempurna. Apabila terjadi resesi, perusahaan akan mengurangi pekrjanya dan sebagian orang dalam menganggur dan menjadi orang luar. Bila kegiatan perekonomian pulih kembali, orang dalam akan menuntut kenaikan upah, sedangkan orang luar akanmenghadapi kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Hal ini disebabkan berbagai halangan dari serikat pekerja untuk menghalangi orang luar diambil kerja oleh perusahaan.

b)     Penyebab Kekakuan Harga
v  Biaya Menu
Teori ini dikemukan oleh Akerlof dan Yallen (1985), Mankiw (1985), Parkin (1986) dan terakhir oleh Rotemberg (1987) dan sering disingkat menjadi Pandangan PAYM. Istilah biaya menu dimaksudkan sebagai biaya yang akan dibayar suatu restoran apabila membuat perubahan harga makanan yang dijualnya. Untuk menaikkan harga misalnya, perlu membuat daftar harga baru dan ini memerlukan biaya. Di berbagai perusahaan perubahan harga akan menimbulkan biaya yang lebih besar dari pada keuntungan tambahan yang dapat diperoleh. Biaya untuk membuat daftar harga yang baru tersebut dapar berupa: pencetakan, pengedaran, pemberitahuan kepada agen, kekecewaan pelanggan bila mengetahui adanya perubahan harga. Berbagai bentuk biaya ini belum tentu dapat ditutupi oleh keuntungan tambahan yang diperoleh. Oleh karena itu perusahaan lebih suka mempertahankan harga yang lama, walaupun hal ini mengurangi jumlah barang yang dijual.
Pasar barang pada umumnya juga bukan merupakan pasar persaingan sempurna, sehingga kurva permintaan yang dihadapi menurun ke kanan yang berarti bila ingin menambah penjualan maka harus mengurangi harga. Ini dapat mengurangi tambahan keuntungan yang diperoleh karena bersifat diminishing return. Apabila tambahan keuntungan tidak dapat melebihan biaya menu, perusahaan akan lebih suka mengurangi produksi dan mempertahankan harga semula.
v  HargaMark-Up
Dalam pasar persaingan tidak sempurna, penentuan harga pada umumnya didasarkan pada penentuan nilaimark-up atau tambahan harga di atas biaya per unit utuk memproduksi barang tersebut. Cara penentuan harga secara sederhana adalah menggunakan rumus berikut:
P = M + AC
dengan P adalah harga barang, M tingkatmark-up dan AC adalah biaya rata-rata per unit untuk memproduksi barang tersebut. Perusahaan akan cenderung untuk menaikkan harga sesuai denganmark-up yang telah ditetapkan apabila biaya produksi rata-rata meningkat, tetapi akan mempertahankan harga yang lama dan menambahmark-up apabila biaya produksi rata-rata menurun. Dengan kecenderungan ini berarti harga barang industri biasanya sukar untuk diturunkan walaupun dalam keadaan resesi. Dengan kata lain harga barang di pasar persaingan tidak sempurna bersifat kaku ke bawah.
v  Ekternalitas Pasar yang Tebal
Dalam dunia nyata penjual dan pembeli tidak dapat bertemu tanpa adanya biaya mencari (search cost). Konsumen harus meluangkan waktu untuk mencari barang yang dibutuhkan dan perusahaan membuat iklan untuk menarik pembeli. Pada pasar yang tebal yaitu pada pasar dengan aktivitas ekonomi yang tinggi, akan terlihat bahwa biaya mencari akan berkurang dibandingkan pada pasar yang tipis yang aktivitas perdagangannya rendah. Sehingga ada kecenderungan orang akan lebih suka mencari pasar yang tebal karena mempunyai banyak pilihan. Jika ekternalitas pasar yang tebal ini membantu menggeser biaya marginal ke atas pada saat resesi dan ke bawah pada saat ekonomi membaik maka hal ini akan memberi kontribusi pada terjadinya kekakuan harga.
v  Pasar Konsumen
Sebagaian besar barang dijual melalui proses belanja yang membutuhkan biaya mencari. Pembeli selalu mempunyai informasi yang terbatas tentang harga yang termurah di pasar tersebut. Karena biaya mencari terkait dengan proses belanja maka penjual mempunyai kekuatan monopoli meskipun banyak perusahaan yang menjual barang yang sama di pasar tersebut. Karena banyaknya konsumen membeli barang yang sama berulang- ulang sehingga ada kecenderungan bagi penjual untuk menghalangi pembeli mencari ke tempat lain. Cara yang digunakan penjual tersebut adalah dengan menghindari terjadinya perubahan harga. Bila harga naik maka konsumen akan bereaksi pindah ke penjual lain dan jika harga turun konsumen akan lambat reaksinya, karena perlu waktu untuk menyebarkan informasi ini ke pembeli di perusahaan lain. Perbedaan reaksi perubahan harga ini dapat menyebabkan terjadinya kekakuan harga relatif.
v  Kekakuan Harga dan Tabel Input-Output
Saat ini satu perusahaan berhubungan dengan ratusan perusahaan lain melalui tabel input-output yang sangat kompleks. Bila ada kejutan permintaan maka tidak ada jaminan bahwa keuntungan marginal akan bergerak bersama-sama dengan biaya marginal. Jika terjadi penurunan permintaan agregat, dan satu perusahaan individu menurunkan jumlah produksinya maka belum tentu biaya marginalnya akan menurun secara proporsional. Setiap perusahaan akan mempunyai kondisi permintaan agregat yang berbeda, sehingga menurunkan harga pada kondisi tersebut bisa menyebabkan bangkrut.
v  Pasar Modal yang Tidak Sempurna
Keterbatasan suatu perusahaan untuk mendapat pendanaan dari luar adalah adanya informasi yang asimetri antara peminjam dan pemilik modal. Peminjam lebih tahu tentang investasi yang akan dilakukan dari pada pemilik modal. Sehingga biaya untuk mendapatkan pendanaan dari luar akan lebih mahal dari pada pendanaan sendiri. Selama ekonomi baik, perusahaan akan mendapat untung banyak dan mampu mendanai sendiri proyeknya. Selama resesi biaya untuk memperoleh dana meningkat karena adanya kebutuhan untuk memperoleh modal dari luar. Sehingga terlihat bahwa biaya untuk memperoleh modal bersifat counter cyclical. Uraian ini belum secara langsung menerangkan adanya kekakuan harga, tetapi lebih ditekankan pada adanya pengaruh pasar modal terhadap terjadinya siklus bisnis.
v  Harga Sebagai Indikator Kualitas
Perusahaan cenderung tidak mau menurunkan harga bila ada penurunan permintaan karena adanya anggapan bahwa harga merupakan indikator dari kualitas barang. dengan menurunkan harga ada resiko konsumen akan menganggap bahwa kualitas barang tersebut sudah diturunkan.
2.      Kritik Terhadap Keynesian Baru
Beberapa kritik tentang Keynesian baru diantaranya adalah:
a.       Pengembangan teori Keynesian Baru masih bias dan kurang memperhatikan studi empirisnya. Karena banyaknya ide dari para ekonom Keynesian Baru maka perlu kiranya untuk mengumpulkan semua ide tersebut dalam satu kesatuan struktur ekonomi makro dan kemudian diuji secara empiris.
b.      Banyak teori yang sangat bagus tetapi sering tidak berhubungan satu sama lainnya sehingga sulit untuk mengumpulkan menjadi satu kesatuan dan mengetesnya dalam kerangka ekonomi makro Keynesian Baru.
c.       Kritik berikutnya berkaitan dengan biaya menu. Dengan penyesuaian harga dengan mengganti menu yang kemungkian hanya kecil biayanya dapat menyebabkan kontraksi yang besar dalam pendapatan nasional maupun pasar tenaga kerja.
d.      Landasan mikro ekonomi dengan menggunakan asumsi kekakuan harga dan upah kurang begitu kuat. Seperti dijelaskan oleh Tobin bahwa tidak perlu landasan mikro ekonomi dengan kekakuan harga untuk membangun ekonomi makro Keynesian.
e.       Keynesian Baru tidak harus menerima hipotesis ekspektasi rasional. Tetapi karena sampai saat ini belum ada ide ataupun teori yang lebih baik untuk menjelaskan perilaku pelaku ekonomi maka ide ekspektasi rasional tetap diterima dalam Keynesian Baru.
f.       Masih menggunakan model IS-LM untuk menjelaskan permintaan agregat. Dengan menggunakan IS-LM maka akan menghilangkan adanya ekspektasi, dan berarti juga menghilangkan kunci untuk menentukan permintaan agregat tersebut.