Pendahuluan
Persebaran transportasi diindonesia cukup
besar, hal ini sejalan dengan pengaruh globalisasi sektor transportasi. Perubahan
ini memberikan pengaruh mendasar pada jenis penggunaan mode transportasi, dari
tradisional ke modern.
Secara
defensi, Pengangkutan atau trasnportasi diartiken sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal
ke tempat tujuan. Proses perangkutan merupakan gerakan dari tempat asal,
dariana kegiatan itu dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan itu berakhir.
Unsur-unsur pengangkutan itu sendiri adalah adanya muatan yang diangkut, adanya
kendaraan sebagai alat angkutan, ada jalan yang dapat dilalui, ada terminal
asal dan tujuan, serta ada sumber daya manusia, organisasi atau manajemen yang
menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.
Dengan perkembangan yang cukup pesat
ini, sektor transportasi diindnesia juga dibenturkan oleh suatu masalah sentral
yang klasik yaitu “ Baik transportasi tradisional ( Dokar dan Becak ) dan Trasportasi
modern ( Mobil, Motor, dll) tekonsentrasi pada satu badan jalan.Dalam arti lain, belum ada
paket kebijakan yang memisahkan kedua jenis mode ini.
A.
Perkembangan Trasportasi Indonesia Versus Teori Trasportasi
Perkembangan
Trasportasi Indonesia secara teoritis akan menimbulkan beberapa masalah pokok,
diantaranya:
·
Teori jarak,
Weber ; Menurut teori ini, keberadaan jarak berbanding lurus dengan seberapa
besar biaya yang akan dikelurakan dengan asumsi cateris paribus. Semakin jauh
jarak tempuh suatu kendaraan maka semakin besar biaya yang dikelurkan,
begitupun sebaliknnya semak dekat jarak tempuh suatu kendaraan maka semakin kecil
biaya yang dikelurkan, Tidak adanya jalur khusus untuk setiap mode transportasi
darat, akan menyebabkan kemacetan yang memungkinkan jarak tempuh suatu mode transportasi
menjadi lama.
·
Teori simpul
distribusi , Poernomo sidik ; Menurut teori ini, semakin cepat distribusi
suattu barang maka akan semakin cepat pula pertumbuhan ekonomi. Distribusi
barang baik untuk keperluan Konsumsi, Produksi dan hal lain, tergantung pada
seberapa cepat barang itu sampai ketangan setiap pelaku ekonomi. Tidak adanya
jalur khusus untuk setiap mode transportasi darat, akan menyebabkan kemacetan
yang memungkinkan jarak tempuh suatu mode transportasi menjadi lama dan
distribusi barang juga akan semakin lama , maka secara simultan tingkat pertumbuhan
ekonomi juga akan semakin lama.
B.
Perkembangan Trasportasi Indonesia Dan Perkembangan
Kota, dalam perspektif simpul distribusi.
Menurut Guttenberg (Chapin, 1979) menyatakan
bahwa peranan transportasi adalah usaha masyarakat dalam mengatasi jarak
sehingga sehingga transportasi akan berpengaruh kepada penyebaran fasilitas.
Gutenberg membuat kesimpulan bahwa jika suatu kota mempunyai aksessibiltas atau
transpotasi yang baik ke berbagai kawasan kota, yang akan terjadi adalah
distribusi fasilitas. Demikian juga sebaliknya apabila aksessibilitas kota
keberbagai kawasan kota jelek/rendah sudah dapat dipastikan tidak terjadi
distribusi fasilitas sehingga akan terjadi pola yang memusat.
Bentuk lain pengaruh transportasi terhadap
perkembangan kota yang dapat dilihat adalah perkembangan kenampakan bentuk kota
atau kenampakan morfologi kota. Perkembangan kota yang menjalar secara cepat
sepanjang jalur transportasi yang ada yang, khususnya yang bersifat menjari
(radial) daripusat kota. Daerah berada disepanjang rute transportasi utama
merupakan yang paling tinggi menerima tekanan / pengaruh.
Dalam praktek pengembangan kota di Indonesia sarana
dan prasarana transportasi sering dijadikan instrumen dalam mengarahkan perkembangan
kota. Salah satu elemen transportasi yang sering dipakai dalam mengarahkan
perkrmbangan kota adalah pembangunan prsarana transportasi seperti jaringan
jalan dan penempatan terminal. Di beberapa kota banyak dijumpai, bahwa terminal
dapat menarik berbagai kegiatan untuk berlokasi di sekitarnya dan sekaligus
memanfaatkan keberadaan terminal sebagai tempat berkumpulnya manusia dengan
bermacam-macam kebutuhan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Warpani (1990) untuk mendekatkan konsumen dengan tempat perbelanjaan,
maka lokasi terminal sering digabung atau didekatkan dengan pusat perdagangan.
Selain itu penentuan lokasi terminal harus mempertimbangkan lintas kendaraan
pada kota tersebut.
C.
Perkembangan Trasportasi Indonesia dan Tata guna
lahan.
Transportasi
dan tata guna tanah sangat erat kaitannya dalam pengembangan suatu kota.
Jenis penggunaan tanah tertentu akan menghasilkan jenis transpotasi tertentu,
demikian juga halnya jenis transportasi juga akan mempengaruhi orang dalam
membuat keputusan guna tanah (Catanese dan Snyder, 1991).
Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Lanscape)
yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi / relief, hidrologi
tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan
berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Untuk mengatur lahan-lahan di Indonesia
agar bisa digunakan untuk sarana, permukiman maupun prasarana, diperlukan suatu
pola tata guna lahan. Tata Guna Lahan (land use) adalah suatu upaya dalam
merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian
wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu.
D.
Perkembangan Trasportasi Indonesia dan Perubahan
Nilai Lahan
Meskipun tidak ada pengaruh secara langsung antara perkembangan
trasportasi indonesia dan perubahan nilai lahan, tetapi terdapat pengaruh yang
positif antara perkembangan trasportasi indonesia dan perubahan nilai lahan,
Perkembangan transportasi secara langsung akan mendorong pertumbuhan
pembangunan ekonomi. Dengan berubahnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
wilayah karah yang lebih baik, maka akan mendorong peningkatan nilai lahan.
Khususnya pada wilayah perkotaan dengan akses transportasi yang memadai.
No comments:
Post a Comment