Sunday 26 October 2014

URGENSI PERSEBARAN TRASPORTASI DARAT DI KOTA-KOTA BESAR INDONESIA




Pendahuluan
Persebaran transportasi diindonesia cukup besar, hal ini sejalan dengan pengaruh globalisasi sektor transportasi. Perubahan ini memberikan pengaruh mendasar pada jenis penggunaan mode transportasi, dari tradisional ke modern.
Secara defensi, Pengangkutan atau trasnportasi diartiken sebagai  pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses perangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dariana kegiatan itu dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan itu berakhir. Unsur-unsur pengangkutan itu sendiri adalah adanya muatan yang diangkut, adanya kendaraan sebagai alat angkutan, ada jalan yang dapat dilalui, ada terminal asal dan tujuan, serta ada sumber daya manusia, organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.
Dengan perkembangan yang cukup pesat ini, sektor transportasi diindnesia juga dibenturkan oleh suatu masalah sentral yang klasik yaitu “ Baik transportasi tradisional ( Dokar dan Becak ) dan Trasportasi modern ( Mobil, Motor, dll) tekonsentrasi pada  satu badan jalan.Dalam arti lain, belum ada paket kebijakan yang memisahkan kedua jenis mode ini.

A.    Perkembangan Trasportasi Indonesia Versus Teori Trasportasi
Perkembangan Trasportasi Indonesia secara teoritis akan menimbulkan beberapa masalah pokok, diantaranya:
·         Teori jarak, Weber ; Menurut teori ini, keberadaan jarak berbanding lurus dengan seberapa besar biaya yang akan dikelurakan dengan asumsi cateris paribus. Semakin jauh jarak tempuh suatu kendaraan maka semakin besar biaya yang dikelurkan, begitupun sebaliknnya semak dekat jarak tempuh suatu kendaraan maka semakin kecil biaya yang dikelurkan, Tidak adanya jalur khusus untuk setiap mode transportasi darat, akan menyebabkan kemacetan yang memungkinkan jarak tempuh suatu mode transportasi menjadi lama.
·         Teori simpul distribusi , Poernomo sidik ; Menurut teori ini, semakin cepat distribusi suattu barang maka akan semakin cepat pula pertumbuhan ekonomi. Distribusi barang baik untuk keperluan Konsumsi, Produksi dan hal lain, tergantung pada seberapa cepat barang itu sampai ketangan setiap pelaku ekonomi. Tidak adanya jalur khusus untuk setiap mode transportasi darat, akan menyebabkan kemacetan yang memungkinkan jarak tempuh suatu mode transportasi menjadi lama dan distribusi barang juga akan semakin lama , maka secara simultan tingkat pertumbuhan ekonomi juga akan semakin lama.

B.     Perkembangan Trasportasi Indonesia Dan Perkembangan Kota, dalam perspektif simpul distribusi.

Menurut Guttenberg (Chapin,  1979) menyatakan bahwa peranan transportasi adalah usaha masyarakat dalam mengatasi jarak sehingga sehingga transportasi akan berpengaruh kepada penyebaran fasilitas. Gutenberg membuat kesimpulan bahwa jika suatu kota mempunyai aksessibiltas atau transpotasi yang baik ke berbagai kawasan kota, yang akan terjadi adalah distribusi fasilitas. Demikian juga sebaliknya apabila aksessibilitas kota keberbagai kawasan kota jelek/rendah sudah dapat dipastikan tidak terjadi distribusi fasilitas sehingga akan terjadi pola yang memusat.
Bentuk lain pengaruh transportasi terhadap perkembangan kota yang dapat dilihat adalah perkembangan kenampakan bentuk kota atau kenampakan morfologi kota. Perkembangan kota yang menjalar secara cepat sepanjang jalur transportasi yang ada yang, khususnya yang bersifat menjari (radial) daripusat kota. Daerah berada disepanjang rute transportasi utama merupakan yang paling tinggi menerima tekanan / pengaruh.
Dalam praktek pengembangan kota di Indonesia sarana dan prasarana transportasi sering dijadikan instrumen dalam mengarahkan perkembangan kota. Salah satu elemen transportasi yang sering dipakai dalam mengarahkan perkrmbangan kota adalah pembangunan prsarana transportasi seperti jaringan jalan dan penempatan terminal. Di beberapa kota banyak dijumpai, bahwa terminal dapat menarik berbagai kegiatan untuk berlokasi di sekitarnya dan sekaligus memanfaatkan keberadaan terminal sebagai tempat berkumpulnya manusia dengan bermacam-macam kebutuhan. Hal tersebut  sesuai dengan pendapat  Warpani (1990) untuk mendekatkan konsumen dengan tempat perbelanjaan, maka lokasi terminal sering digabung atau didekatkan dengan pusat perdagangan. Selain itu penentuan lokasi terminal harus mempertimbangkan lintas kendaraan pada kota tersebut.

C.    Perkembangan Trasportasi Indonesia dan Tata guna lahan.
Transportasi dan tata guna tanah sangat  erat kaitannya dalam pengembangan suatu kota. Jenis penggunaan tanah tertentu akan menghasilkan jenis transpotasi tertentu, demikian juga halnya jenis transportasi juga akan mempengaruhi orang dalam membuat keputusan guna tanah (Catanese dan  Snyder, 1991).
Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Lanscape) yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi / relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Untuk mengatur lahan-lahan di Indonesia agar bisa digunakan untuk sarana, permukiman maupun prasarana, diperlukan suatu pola tata guna lahan. Tata Guna Lahan (land use) adalah  suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu.


D.    Perkembangan Trasportasi Indonesia dan Perubahan Nilai Lahan
Meskipun tidak ada pengaruh secara langsung antara perkembangan trasportasi indonesia dan perubahan nilai lahan, tetapi terdapat pengaruh yang positif antara perkembangan trasportasi indonesia dan perubahan nilai lahan, Perkembangan transportasi secara langsung akan mendorong pertumbuhan pembangunan ekonomi. Dengan berubahnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah karah yang lebih baik, maka akan mendorong peningkatan nilai lahan. Khususnya pada wilayah perkotaan dengan akses transportasi yang memadai.