Sunday 9 November 2014

PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN





Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen. Makalah ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produks sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.

1.      MANAJEMEN DAN ORGANISASI
         1.1  ORGANISASI
Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki paling sedikit satu tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang bagi mereka untuk mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan umum yang sama itu. Agar tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti yang dikehendaki maka organisasi membutuhkan manajemen.
Organisasi merupakan unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa alasan, seperti organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin dapat kita lakukan sendirian, dengan bekerja sama individu-individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan tercapai, organisasi dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan serta dapat menjadi sumber karier yang penting.
Selayaknya sebuah organisasi seharusnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi anggota organisasi maupun masyarakat sehingga organisasi mampu mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk, pertama organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan produk barang atau jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian organisasi nirlaba atau yang tidak berorientasi laba seperti yayasan, musium, rumah sakit milik pemerintah, sekolah, perkumpulan sosial dan lain-lain.
Apapun bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan orang-orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai tujuan dengan lebih baik.
1     1.2     MANAJAMEN
Semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi, yaitu:
a.         Mencapai tujuan, manajemen mempermudah pencapaian tujuan organisasi dan pribadi.
b.         Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi (stakeholders) seperti pemilik, karyawan, konsumen, pemasok dan lain-lain.
c.         Mencapai efisiensi dan efektifitas, efisiensi dan efektifitas merupakan ukuran prestasi organisasi.
Menurut Peter Drucker efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing thing right) dan efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thing).
Efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar, berkaitan dengan biaya-biaya yang ditimbulkan dalam melakukan aktivitas. Mengukur biaya dari sumber daya yang diperlukan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sedangkan efektivitas merupakan kemampuan memilih alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berkaitan dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan dan merupakan ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan. Sejauh mana tugas atau tujuan telah dicapai.
1.2.1        Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20.
Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1.      Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.      Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3.      Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

1.2.2        Persfektif Manajemen
a.      perspektif klasik
Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen. Perhatian dan kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut. Tokoh dalam teori ini ada dua yaitu Robert Owen dan Charless Babbage.
1)      Robert Owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapan di New Lanark, Skotlandia, beliau mencurah perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan pada perusahaan, demikian pula halnya dengan tenaga kerja.
Selanjutnya dikatakan bahwa kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Menurutnya meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga layak dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal.
Jadi, dalam bahasa teorinya, pandangan Robert Owen ini bisa dirumuskan menjadi: ”Kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern pekerjaan.
2)      Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang profesor matematika dari Inggris, dia mempercayai bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktifitas dan menurunkan biaya.  Dia sekaligus penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisa. Dimana setiap tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. (pencipta alat penghitungan/kalkulator mekanis pertama.
Charles Babbage mengembangkan prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah. konsep ini dapat memudahkan menejemen untuk menganalisis efektifitas bidang kedja sebuah perusahaan. Menejemen dapat menentukan seorang manajer, fasilitas, bahan, dan tenaga kerja yang sesuai (efektif) untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Selain efisiensi dan prinsip pengetahuan, Babbage juga memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
b.   Perspektif humanistik
Timbul karena aliran klasik dianggap tidak dapat meyelesaikan masalah secara tuntas. Tokohnya adalah Hugo Munsterberg dan Elton Mayo. Perspektif ini menekankan keterbukaan, empati, perilaku suportif dan kesamaan. Pada umumnya sifat-sifat ini akan membantu interaksi menjadi lebih berarti, jujur, memuaskan.
1.    Keterbukaan
Sifat keterbukaan paling tidak menunjukkan ada 2 aspek tentang komunikasi antar pribadi. Aspek pertama, dan mungkin yang paling jelas yaitu bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi pada kita. Hal ini ini tidak berarti bahwa kita harus dengan serta merta menceritakan semua latar belakang tentang kehidupan kita. Namun yang penting ada kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah umum. Dari sini orang lain akan mengetahui pendapat, pikiran dan gagasan kita.Sehingga aspek komunikasi akan mudah dilakukan.
Aspek kedua dari keterbukaan menunjukkan pada kemauan kita untuk membertikan tanggapan tehadap orang lain dengan jujur dan terus terang dengan segala sesuatu yang dikatakannya. Demikian pula sebaliknya, kita ingin orang lain untuk memberikan tanggapan secara jujur dan terbuka tentang segala sesuatu yang ia katakan. Disini keterbukaan diperlukan dengan cara memberi tanggapan secara spontan dan tanpa dalih terhadap komunikasi dan umpanbalik orang lain. Tentunya, hal ini tidak dapat dengan mudah dilakukan dan dapat menimbulkan keslahpahaman orang lain seperti marah atau tersinggung.
2.    Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain. Dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Dengan empati seseorang berusaha melihat dan merasakan seperti apa yang dilihat dan dirasakan orang lain.
Satu hal yang perlu ditambahkan disini, bahwa empati berbeda dengan simpati. Simpati berarti seseorang mempunyai perasaan terhadap orang lain.  Misalkan Anda tidak lulus ujian. Dalam simpati, saya hanya merasa kasihan dan sedíh. Sedangkan dalam empati, saya berusaha untuk ikut serta merasakan apa yang dirasakan dan dialami Anda.
Mungkin yang paling sulit dari sifat-sifat komunikasi hádala mencapai kemampuan untuk berempati terhadap pengalaman orang lain. Karena dalam empati, seseorang sebaiknya tidak melakukan penialian terhadap perilaku orang lain dan harus dapat mengetahui perasaan, kesukaan, nilai, sikap dan perilkau orang lain.
3.      Perilaku Suportif
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku suportif. Artinya, seseorang dalam menghadapi statu masalah tidak bersikap bertahan (defensif).
Keterbukaan dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak suportif. Menurut Jack R Gibb menyebutkan 3 perilaku yang menimbulkan perilaku suportif yakni deskriptif, spontanitas dan profesionalisme. Sebaliknya dalam perilaku defensif ditandai dengan sifat-sifat: evaluasi, strategi dan kepastian.
a.      Deskriptif
Suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap suportif dibanding dengan suasana evaluatif. Artinya, orang yang memilki sifat ini lebih banyak meminta informasi atau deskripsi tentang suatu hal. Dalam suasana seperti ini ,biasanya orang tidak merasa dihina atau ditantang, tetapi merasa dihargai. Sedangkan orang ynag memiliki sifat evaluatif cenderung menilai dan mengecam orang lain dengan menyebutkan kelemahan-kelemahan perilakunya.
Biasanya kata-kata yang diguankan hádala goblok, ngawur, tidak pernah becus dan sebagainya. Sifat semacam ini cenderung membuat orang mebjadi bersikap mempertahankan diri. Namur demikian, hal ini bukan berarti bahwa semua komunikasi evaluatif akan menimbulkan tanggapan bertahan. Kadangkala seseorang yang sudah mengetahui watak orang lain yang bersikap evaluatif,ia akan menanggapinya sebagai sesuatu yang wajar.
b.      Provisionalisme
Seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memilki sikap berfikir, sifat terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain, bila memang pendapatnya keliru.

4.      Perilaku Positif
Komunikasi antar pribadi akan efektif kita memiliki perilkau positif.Sikap positif dalam komunikasi antarpribadi menunjuk paling tidak pada 2 aspek, yaitu: pertama, komunikasi antarpribadi akan berkembang bila ada pandangan positif terhadap diri sendiri. Kedua, mempunyai perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi.
c.       Hugo Munsterberg (1863 -1916)
Dikenal sebagai Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas.Dalam bukunya “Psychology and Indutrial Efficiency”, ia memberikan 2 cara untuk meningkatkan produktivitas:
1)      Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
2)      Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
d.      Elton Mayo (1880 -1949)
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana manusiawi menggambarkan manajer berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi buruk, hubungan dalam organisasi pun akan memburuk.
1.2.3        Teori Manajemen Moderen
Munculnya teori Modern lebih kepada aliran kuantitatif yang merupakan gabungan dari Operation Research dan Management Science. Aliran ini merupakan berkumpulnya para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Pada awalnya tim sarjana yang berasal dari Inggris dan  Amerika Serikat, yang lebih dikenal dengan sebutan “OR Tema” digunakan untuk memecahkan masalah pada saat perang. Dan sesudah perang Dunia II tim ini dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang ruwet dalam bidang industry, seperti bidang transportasi dan komunikasi.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang member perhatian pada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok digunakan untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah social individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian.  
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur Operation Research lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern dan pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat keputusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Meski dengan berkembangnya ilmu ini juga memiliki sisi kelemahan.
a.      Tokoh-tokoh dalam aliran modern
Tokoh manajemen pada masa ini adalah Douglas McGregor yang terkenal dengan teori x dan y. Teori xy ini merupakan salah satu teori perilaku.  Teori xy ini diungkap McGregor dalam bukunya, The Human Side Enterprise. Dalam buku ini, diuraikan para manajer /pemimpin organisasi memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai/karyawan yaitu teori x atau teori y.
Menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
  1. Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha menghindarinya.
  2. Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
  3. Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan yang formal sepanjang hal itu terjadi.
  4. Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman diatas faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi.
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut:
  1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jira keadaan sama-sama menyenangka.
  2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
  3. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
  4. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
  5. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumís dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi
b.      Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia
Pada aplikasi manajemen yang diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-beda. Perbedaan mencolok terjadi pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil bahkan home industry.  Perubahan kondisi ekonomi global disiasati oleh para manajemen dengan menggunakan satu teori atau menggabungkan beberapa teori manajemen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.
Banyak perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya, terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Meskipun teori ini memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai tergeser.
Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan beberapa teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama organisasi dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing anggota dari suatu organisasi atau perusahaan.
1.2.4        Manajemen Inofatif Di Masa Sulit
Di dunia yang sarat dengan perubahan cepat, peristiwa tak terduga, dan ketidakpastian, organisasi membutuhkan manajer yang bisa membangun jaringan dan menghimpun orang menuju tujuan yang sama. Manajer harus memotivasi dan mengkoordinasikan orang lain untuk menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Manajer juga harus fokus pada inovasi agar tetap kompetitif.di lingkungan global yang bersifat hiperkompetitif, perusahaan harus lebih banyak berinovasi. Karena dengan berinovasi dalam produk, layanan, sistem manajemen, proses produksi, nilai-nilai perusahaan, dan aspek lain dari organisasi dapat membuat perusahaan tumbuh, berubah, dan berhasil. 
Manajer merupakan fungsi eksekutif dari organisasi, yang bertanggung jawab membangun dan mengkoordinasikan seluruh sistem, dan bukan mengerjakan tugas-tugas tertentu. Artinya, manajer yang handal, menciptakan sistem dan kondisi yang memungkinkan orang lain mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan menciptakan sistem dan lingkungan yang tepat, para menajer memastikan bahwa departemen atau organisasi mereka dapat bertahan dan berjaya meskipun masa jabatan supervisor atau manajernya telah habis. 
1.2.5        Ketrampilan Manajemen
Di lingkungan global yang bersifat hiperkompetitif, keterampilan manajemen sangat di perlukan,ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk mengatur sebuah departemen atau organisasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori: konseptual, interpersonal, dan teknis.
a.      Ketrampilan konseptual
Kemampuan kognitif untuk melihat organisasi sebagai suatu siistem utuh dan hubungan antarbagiannya. Ketrampilan konseptual mencakup pemikiran, pemrosesan informasi, dan kemampuan perencanaan manajer.
b.      Ketrampilan interpersonal
Kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara efektif sebagai anggota tim. Ketrampilan ini tercermin lewat kemampuan manajer untuk berhubungan dengan orang lain,termasuk kemampuan memotivasi, memfasilitasi, mengoordinasi, memimpin, mengomunikasikan, dan menyelesaikan konflik.
c.       Kemampuan teknis
Pemahaman dan penguasaan dalam melaksanakan tugas tertentu. ketrampilan ini mencakup penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang digunakan dalam fungsi-fungsi tertentu seperti rekayasa, manufrastktur, dll.

SEJARAH PEMIKIRAN TEORI EKONOMI PLATO DAN ARISTOTLES



 
A.      Sejarah Pemikiran Ekonomi Plato
Plato dilahirkan dari kalangan famili Athena sekitar tahun 427 SM. Di masa remaja dia berkenalan dengan filosof tersohor “Socrates” yang menjadi guru sekaligus sahabatnya. Pada tahun 399 SM, saat Socrates berumur tujuh puluh tahun, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan tak berdasar  yang menyebabkan Socrates dihukum mati. Pelaksanaan hukum mati membuat Plato benci kepada pemerintahan demokratis. Tak lama setelah Socrates mati, Plato pergi meninggalkan Athena, ia mengembara selama hampir duabelas tahun. Sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan perguruan di sana, sebuah akademi yang berjalan lebih dari 900 tahun. Plato menghabiskan sisa umurnya di Athena, mengajar dan menulis ihwal filsafat. Muridnya yang masyhur, Aristoteles, menjadi murid di akademi pada usia tujuh belas tahun sedangkan saat itu Plato sudah menginjak umur enam puluh tahun. Plato menutup mata pada usia tujuh puluh.
Plato percaya bahwa bagi semua orang (lelaki/perempuan), mesti disediakan kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota “guardian”. Plato merupakan filosof yang pertama, dan dalam jangka waktu yang lama hanya dia yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang kelamin. Pada zaman yunani kuno pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya filsafat oral, dan sering diartikan dengan rasa keadilan serta kelayakan yang perlu diperhatikan dalam rangka penciptaan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata.
Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah negara ideal. Menurut Plato, dalam sebuah negara ideal, kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang timbul secara alamiah dalam masyarakat, Plato juga membedakan 3 jenis pekerjaan yang dilakukan oleh manusia yaitu, pekerjaan sebagai tentara, pekerjaan sebagai pengatur, dan pekerjaan sebagai pekerja.
Plato juga mengatakan bahwa lapisan masyarakat yang berhak untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta adalah kelompok pekerja. Sedangkan kelompok pengatur dan tentara mereka bekerja bukan untuk mengumpulkan harta dan kekayaan, tetapi hanya mengabdi  dan memikirkan pekerjaan mereka. Dengan pembagian kerja dan pembatasan waktu tersebut maka hawa nafsu manusia untuk memperoleh barang dan harta yang sebesar-besarnya dapat dikendalikan, sehingga diharapkan akan tercipta suatu masyarakat yang adil dan makmur.
Hal lain yang dikemukakan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman pekerjaan dalam masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu dengan sendirinya  karena memang tidak mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri.

B.       Sejarah Pemikiran Ekonomi Aristoteles
Aristoteles dilahirkan di Stagyra di Thrace, pada tahun 384 SM. Ayahnya mewarisi kedudukan sebagai dokter pribadi raja Makedonia. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles belajar di akademi yang didirikan oleh  Plato, ia belajar hampir dua puluh tahun hinggai wafatnya plato pada tahun 347SM. Dan terkenal sebagai “Bapak Logika”, (logika, fisika, metafisika, dan etika). Gagasan antara Plato dan Aristoteles terhadap perbudakan sebenarnya sama, hal ini dikarenakan etika Aristoteles pada dasarnya sama dengan etika Socrates dan Plato.
Bila dibandingkan, jika Plato beranggapan,  bahwa mereka yang ditugaskan untuk memimpin negara harus menguasai ilmu hitung. Maka  Aristoteles yang lebih cenderung kearah pandangan filsafat sejarah. Agaknya disini sudah mulai terlihat perbedaan faham antara Ekonomi literal dan Ekonomi kuantitatif , misalnya pada Quesney, dapat kita lihat suatu  kecenderungan yang jelas kearah pandangan kuantitatif, sedangkan pada Adam Smith terlihat kecenderungan kearah pandangan filsafat sejarah. Kini analisa kuantitatif makin lama makin mencapai kemenangan. Dalam bukunya “Negara”, Aristoteles membedakan ; oikonomie (yang mempelajari cara-cara mengatur rumah tangga) dan Chrematistie (yang mempelajari aturan-aturan pertukaran). Dan sebenarnya dapat pula dianggap sebagai pelopor Ekonomi Teoritika.
Menurut Aristoteles, kepala keluarga berusaha agar terdapat pemenuhan kebutuhan sebaik-baiknya dalam lingkungan rumah tangganya. Bilamana Oikos (rumah tangga) yang satu, mempunyai benda tertentu dalam jumlah lebih, maka adalah logis bahwa benda tersebut ditukar dengan benda-benda surplus oikus lainnya. Begitu pula Aristoteles mengadakan perbedaan antara nilai pakai dan nilai tukar dengan manyatakan bahwa sepasang sepatu dapat digunakan (dipakai), tetapi dapat pula digunakan untuk ditukar. Anggapan selanjutnya adalah bahwa baik uang maupun pertukaran yang dimungkinkan oleh uang adalah esensial bagi kehidupan masyarakat.
Aristoteles menguraikan uang sebagai benda yang semula diidamkan oleh setiap orang, karena kemungkinan penggunaan-penggunaan yang langsung, dan dengan diterima sebagai suatu alat pertukaran, hal ini disebabkan karena semua orang mempunyai kepastian bahwa uag tersebut dapat dialihkan ke pihak lain, akan tetapi ia menekankan bahwa usaha untuk mencapai uang janganlah dijadikan tujuan. Seperti halnya dalam hubungan membeli dan menjual, bahkan secara lebih spesifik dalam hal meminjamkan uang dengan mendapat bunga modal. Pandangan modern kini adalah bahwa ilmu ekonomi, merupakan sebuah ilmu pengetahuan otonom.
Ilmu pengetahuan sosial kni bersifat faktual secara teknis. Sedangkan konsepsi kuno, pada garis besarnya bersifat filosofis, artinya diorientasikan kearah keseluruhan, dan ditujukan kearah usaha untuk menentukan suatu metode guna mengorganisasi masyarakat dengan bijaksana.

C.      Relevansi Teori Ekonomi Palto Dan Arsototeles Dalam Ekonomi Moderen
Di zaman Yunani Kuno di mana saat itu di Athena masih mencerminkan pola berpikir tradisi kaum ningrat, para tokoh ekonomi (Plato, Aristoteles, dan Xenophone) sependapat bahwa pertanian merupakan dasar dari kesejahteraan ekonomi. Selain itu pada dasarnya mereka menolak pinjam meminjam uang dengan bunga. Pemikiran mereka yang dituangkan dalam buku, nantinya bakal dijadikan rujukan oleh para ahli ekonomi selanjutnya seperti halnya teori division of labour Adam Smith yang terinspirasi dari pemikiran Plato.
1.        Relevansi Teori Ekonomi Plato
Pemikiran Plato tentang perlunya intervensi pemerintah dalam hal pengaturan perekonomian. Hal lain yang dapat timbul dari besarnya peran pemerintahan dalam mengatur akan menyebabkan kesewenangan dan kekacauan dari pada suatu kondisi yang harmonis. Keseimbangan antra peran Swasta dan Pemerintah harus dapat dikontrol, agar setiap elemen ini dapat menjadi pendorong tumbuh kembangnnya perekonomian.
Pemikiran tentang pertukaran dan distribusi serta asas saling melengkapi antara kota yang satu dengan yang lain menjadi cikal bakal pemikiran comparative advantage.  Comparative advantage merupakan hal yang selalau menjadi pertimbangan bagi ekonomi moderen, adanya spesialisasi produk merupakan pendorong lahirnnya output basic suatu wilayah.
Pemikiran lainnya  menekankan pada asas keadilan dan kerjasama serta bantu membantu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Sikap individualisme masyarakat moderen telah menggeser konsep ini eluar jalur, tetapi hal ini masi jadi sangat ideal karena sejalan dengan konsep yang dibangun dalam KOPERASI.
Pembagian kelas masyarakat akan memudahkan pengawasan dan pengembangan sikap profesionalisme. Pembagian kelas dalam konsep bernegara dan konsep ekonomi, akan mendorong terciptanya diskriminasi masyarakat buruh, dan kemerdekaan setiap masyarakat untuk menciptakan kesejahteraannya menjadi hilang.
Bahwa pencapaian atas segala sesuatu didasarkan pada rasionalisme dibandingkan peran serta proses sosial, sehingga pemikirannya terlalu idealis (utopia).
Bahwa pada uang melekat biaya uang/modal yang harus diperhitungkan dan keuntungan dari perputaran barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan perekonomian, sehingga akan  tidak produktif  kegiatan ekonomi dengan tidak adanya keuntungan.
2.      Relevansi Teori Ekonomi Arsitoteles
Aristoteles juga mengemukakan perekonomian dalam masyarakat atau negara terdiri atas empat tingkatan atau tipe, yaitu:
(a)  Royal economy, yaitu perekonomian di tingkat negara dimana kegiatan ekspor, impor dan perpajakan sangat penting dalam kegiatan perekonomian;
(b)  Seraphic or Provincial Governor, yaitu suatu kegiatan ekonomi yang hanya ditandai dengan aliran barang yang berasal dari sektor pertanian;
(c)  City economy, yaitu perekonomian yang ditandai dengan terjadinya konsentrasi penduduk diperkotaan; dan
(d) Personal economy, yaitu tingkat kegiatan ekonomi di sektor rumah tangga individual.
Aristoteles Tidak mengembangkan Theory of Interest dimana dia menanganggap hal tersebut tidak natural dan menganggap meminjamkan uang dan menerima bunga dianggap kegiatan yang tidak produktif sehingga pemikirannya masih primitive tentang bunga. 
Hal lain adalah fungsi uang sebagai alat tukar, penimbum kekayaan, dan pengukur nilai, ternyata telah berkembang sebagai komoditi, jadi berkembang melebihi pemikirannya.
KESIMPULAN

Plato percaya bahwa bagi semua orang, entah dia lelaki atau perempuan, mesti disediakan kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota “guardian”. Plato merupakan filosof utama yang pertama, dan dalam jangka waktu lama nyatanya memang cuma dia, yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang kelamin. Untuk membuktikan persamaan pemberian kesempatannya.
Hal lain yang dikemukakan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman pekerjaan dalam masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu untuk dengan sendirinya  karena memang tidak mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri
Gagasan antara Plato dan Aristoteles terhadap perbudakan, Aristoteteles bukanlah pendukung kesetaraan yang mana ketika Aristoteles mengembangkan ajaran filsafat tentang etika. Etika Aristoteles pada dasarnya sama dengan etika Socrates dan Plato.
Menurut Aristoteles, kepala keluarga berusaha agar terdapat pemenuhan kebutuhan sebaik-baiknya dalam lingkungan rumah tangganya. Bilamana Oikos (rumah tangga) yang satu, mempunyai benda tertentu dalam jumlah lebih, maka adalah logis bahwa benda tersebut ditukar dengan benda-benda surplus oikus lainnya.