Tuesday 1 April 2014

ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN; REVIEW KONDISI PENDIDIKAN INDONESIA






Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya
(Ki Hajar Dewantara, 1977:14)

 


Mak .. guruku mana ?
Itulah yang selalu menjadi pertanyaan pada setiap siswa yang ada di sudut negeri indonesia . Iya , karena saya sendiri merasakan , bagaimaa sebuah ruangan besar yang beranggotakan ratusan siswa hanya memiliki tiga bhkan dua orang tenaga pengajar dan harus mengisi semua bidangmata pelajaran yang di jadwalkan pada hari itu. Miris bukan ?


Udah seharian nunggu kok guruku gak datang juga ?  

Iya , tak dapat di pungkiri bahwa guru adalah faktor utama yang menjadi tonggak dalam duia pendidikan, Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi ganda, sebagai pengajar dan pendidik, maka guru secara otomatis mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai kemajuan pendidikan. Lalu bagaimana jika dalam lingkungan belajar tak ada guru ?
Jumlah guru yang masih belum memadai ini sangat berdampak pada kualitas guru, yang pada akhirnya berdampak pada mutu pendidikan di negeri ini. Di beberapa sekolah masih banyak guru yang yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran akibat dari kekurangan jumlah guru. Maka tak heran bila ada guru yang mengajarkan mata pelajaran lain di luar bidang keahliannya.

Mak .. Atap sekolahku kok bocor ?
Masih ingat kan sebuah iklah pendidikan yang pernah hadir di layar TV kita pada beberapa dkade yang lalu dengan ending “ Bu Atap Kami Bocor “ ? . Mungkin ini dapat mencerminkan kondisi pendidikan yang ada di pelosok negeri .


Ini hampir tak jadi masalah bagi kita yang telah terbiasa berada di dalam gedung dengan atap yang bocor , tetapi akan menjadi masalah di saat- saat kita memulai ujian seklah . Bayangkan saja pada saat kita ujian akhir ( UAN dan UAS ) Lalu turun hujan , wah pasti bakal kocar –kacir deh nyari tempat bertduh . Biar lembar ujiannya gak basah .. Kalu udah kayak gitu jadinya , kan kita juga yang gak konsen ngerjain soal ujiannya . Dan pada akhirnya nilai kita juga yang buruk. 

Mak ..Gedung di sekolahku udah renyot ?
Ni lagi pertanyaan yang selalu menggelitik telinga. Menapa tidak, dalam kondisi ini kita harus belajar di luar ruangan karena takut gedungnnya ambruk atau karen a gedungnya emang udah tidak layak pakai.


Coba deh kamu bayangin kalau kondisis sekolahmu kayak gini . Pasti kamu tidak akan nyaman deh berada di dalamnya.

Mak … kok sekolahnya bagus , tapi sekolahku jelek ?
Wah , jadi bingung . Ternyata ada juga yah ketimpngan dalam pendidikan. iYa, mungkin ini salah satu masalah yang tengah di hadapi oleh pendidikan indonesia . Ini sebagai dampak dari rencana pembangunan Top Down , yang pada akhirya pendidikan pelosok negeri tidak dapat menyamai pendidkan yag ada di perkotaan .


Untuk saat ini, tak ada yang dapat di salahkan .Pendidikan saat ini adalah bentukan sejarah panjang perjalanan pendidikan di indonesia . Mungkin kita bisa menegok kembali petuah dari Bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro , dengan tiga ajara pndidikannya yang populer :
Ing ngarso sun tulodo(Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik )
Ing madyo mbangun karso  (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide )
Tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan )

No comments:

Post a Comment