A. RVING FISHER
1. Propil Irving Fisher
Fisher
dilahirkan di negara bagian New York pada tahun 1867. Ia belajar sains dan
filsafat di Yale.. Di sini ia memiliki berbagai kepentingan.
Sebagai contoh, ia menerbitkan puisi dan bekerja pada astronomi, mekanik, dan
geometri. Terlepas dari semua
kepentingan ini, Fisher paling tertarik pada matematika dan ekonomi. Pada saat
itu, Yale tidak mempunyai Departemen Ekonomi. Terlepas, Fisher dilanjutkan
dengan kepentingan dan mendapat gelar Ph.D. pertama in economics ever awarded
by Yale. ekonomi yang pernah diberikan oleh Yale. Oleh karena itu Fisher
tinggal di Yale untuk seluruh karier.
Fisher
memiliki banyak kepentingan. Karena berkembang dan bertahan TBC di awal 30-an
Fisher memiliki minat besar di bidang kesehatan dan kebersihan. Dia menulis best seller nasional berjudul How to Live: Aturan untuk Hidup
Sehat Berdasarkan Modern Science. Fisher juga adalah seorang penemu. Perusahaannya
bergabung dengan yang lain untuk membentuk Remington Rand, yang kemudian
dikenal sebagai Sperry Rand. Merger ini membuat pria yang sangat kaya. Namun,
ia kehilangan banyak kekayaan ini di pasar saham crash pada tahun 1929. Selama
hidupnya Fisher juga berkampanye untuk Larangan, perdamaian, dan egenetika.
Fisher died in New York April 29, 1947. Fisher meninggal di New York April 29,
1947.
Meskipun ia rusak
reputasinya dengan bersikeras selama masa Depresi Hebat pemulihan yang sudah
dekat, model-model ekonomi kontemporer minat dan modal didasarkan pada
prinsip-prinsip Fisherian. Demikian pula, monetarisme didasarkan pada
prinsip-prinsip Fisher uang dan harga.
Seperti banyak Klasik
ekonom, Fisher memiliki latar belakang yang bervariasi. Ia dilahirkan di New
York State pada tahun 1867 dan spesialisasi pertama adalah matematika. Dia
lulus dari Yale dengan gelar BA dalam bidang matematika, tapi kemudian ia
berpaling kepada ekonomi, memperoleh gelar PhD, dan sangat berpengaruh dalam
berbagai bidang. Satu daerah tertentu adalah angka indeks pembangunan -
matematika teknik yang sangat berharga dalam ilmu ekonomi. Angka indeks yang
kita gunakan saat ini termasuk indeks FTSE untuk mengukur nilai-nilai berbagi
dan RPI untuk mengukur inflasi.
Ia juga menulis tentang
dan berkampanye untuk perdamaian dunia, sehat dan gaya hidup sehat dan sering
dianggap oleh para koleganya sebagai sesuatu yang eksentrik. Pengaruhnya
memudar menjelang akhir kariernya, tapi ia meninggalkan warisan teori yang
masih sangat penting bagi kami. Banyak Klasik dan teori monetaris inflasi
didasarkan pada-Nya (Fisher) Persamaan Exchange.Ekonom Amerika Irving Fisher
(1867-1947) membuat kontribusi penting dan orisinal di bidang ekonomi,
matematika, statistik, demografi, kesehatan masyarakat dan sanitasi, dan urusan
publik.
Maka hampir tidak
mungkin untuk berlaku adil terhadap Fisher banyak kontribusi ekonomi dan
statistik, namun tulisan-tulisannya tentang teori dan kebijakan moneter dan
angka indeks telah memperoleh pengakuan khusus. Dia dibawa ke tulisannya yang
kejernihan, ketepatan analitis, dan kekakuan dari matematikawan yang dicapai.
2. Karya-karya IRVING FISHER:
a.
Dalam The Purchasing Power of Money (1911)
Fisher sepenuhnya merombak teori uang ke dalam kuantitas-teori klasik-of-uang
persamaan : MV + M'V '= PQ, atau
M.V = P.Q Persamaan tersebut berfungsi untuk membuat daya
beli uang (atau kebalikannya, umum tingkat harga P) sepenuhnya ditentukan oleh
persediaan uang beredar M, dengan kecepatan sirkulasi V, volume deposito bank
M', mereka sirkulasi kecepatan V', dan total volume transaksi Q.
b.
Fisher teorinya diterjemahkan ke dalam
kebijakan resep "100 persen uang" Maksudnya adalah semua deposito bank
harus didukung oleh cadangan 100 persen daripada pecahan cadangan, yang
digunakan kemudian dan sekarang hampir semua digunakan oleh sistem perbankan.
Hal tersebut atas dasar bahwa kebijakan seperti itu akan mengendalikan besar
siklus bisnis. Dia menghabiskan sebagian besar kekayaan pribadinya untuk
mempromosikan kebijakannya itu.
c.
Dalam teori suku bunga didasarkan pada
suplai tabungan dan permintaan untuk modal seperti yang ditentukan oleh masa
kini dan prospek masa depan peluang investasi.
d.
Dia juga membedakan antara nominal dan
tingkat bunga riil dan mengembangkan konsep positif, negatif, dan netral preferensi
waktu. Teori Fisher mengantisipasi kemudian karya-karya anggota sekolah
Cambridge.
e.
Nelayan membuat kontribusi yang signifikan
dan asli dalam teori statistik, ekonometri, dan nomor indeks teori. The Making
of Index Angka (1922) menjadi referensi standar pada subjek. Setelah metodis
dan analisis kuantitatif dari berbagai nomor indeks formulasi, ia mengembangkan
"ideal" index, geometrik mean dari Laspeyre Paasche dan indeks. Ia menganggap rumusan ini "ideal" karena
bertemu dengan "waktu pembalikan" dan "faktor pembalikan".
f.
Dikatakan
dari kontribusi Fisher ekonomi dan statistik yang ia membangun kolom dan
lengkungan besar tetapi ia tidak pernah menyelesaikan bangunan intelektual yang
dapat ditunjuk Fisher teori atau sistem ekonomi.
g.
Persamaan
Fisher i =
r + Л Persamaan di atas adalah persmaan fisher. Persamaan
ini menunjukkan tingkat bunga bisa berubah karena dua alasan, yaitu : karena
tingkat bunga riiil berubah dan tingkat inflasi berubah. ”Kenaikan 1 % dalam tingkat
inflasi maka akan berefek pada kenaikan 1 % dalam tingkat bunga nominal”.
h.
Hipotesis
Fisher
Ronald Fisher (1890-1962) Di tahun 1922 ia memberi
suatu definisi baru tentang statistik. Kegunaannya adalah pengurangan data dan
ia mengenali tiga permasalahan mendasar. Pertama, spesifikasi asal muasal jenis
populasi sebagai sumber data, yang kedua nilai pendugaan dan, yang ke tiga,
distribusi. Kontribusi yang dibuatnya mencakup pengembangan metode yang pantas
untuk sampel yang kecil, seperti yang telah dibuat Gosset, penemuan dari
distribusi tepat dari banyak statistik sampel dan penemuan dari analisa
varians. Ia memperkenalkan istilah 'maximum likelihood' dan mempelajari
pengujian hipotesis. Fisher adalah salah satu pendiri statistik modern.
B. Arthur Cecile Pigou
1. Profile Arthur Cecile pigou
Nama : Arthur Cecile Pigou
Kelahiran : 18 November 1877, Ryde,
Kepulauan Wright
Kehidupan
Pribadi : Ayah dari tokoh AC. Pigou adalah seorang pegawai di angkatan Inggris;
ibunya berasal dari garis keluarga pejabat pemerintah Irlandia. Pigou
pertama-tama belajar di Harrow, sebuah sekolah swasta elite di Inggris, dan
kemudian di King’s College,
Cambridge; tetapi pada tahun ketiga masa studinya ia
terpengaruh Alfred Marshall dan Henry Sidgwick, yang meyakinkan dirinya agar
tetap belajar ekonomi politik. Sebagaimana Marshall, Pigou tertarik ekonomi
karena nilai praktisnya. Ia mengatakan pada mahasiswanya bahwa ” tujuan utama
dari belajar ekonomi adalah agar kita mampu melihat argumen-argumen ekonomi
palsu dari para politisi” (Champernowne, 1959, hlm. 464)
Ketika Marshall mengundurkan diri dari Cambridge pada
tahun 1908, Pigou menduduki jabatan Ketua Jurusan Ekonomi Politik yang
ditinggalkan Marshal. Sejak saat itu sampai ia pensiun pada tahun 1943, Pigou
adalah seorang tokoh utama yang menjelaskan pandangan ekonomi Marshall di
Cambridge.
Perang Dunia 1 menjadi pengalaman yang mengubah kehidupan
Pigou. Ia terus melanjutkan mengajar di Cambridge, tetapi ia juga bekerja di
korps ambulans di dekat garis pertempuran saat ia libur. Johnson (1960,
hlm.153) melaporkan bahwa ”pengalaman ini telah mengubah seorang sarjana muda
era Edwardian yang periang, suka humor, bersifat sosial dan ramah tamah,
menjadi seorang pertapa yang eksentrik.” Disamping menjadi penyendiri, Pigou
juga dikenal sebagai orang yang sangat sederhana, khususnya ketika ia sedang
berpakaian. Ia sering mengenalan apakaian lusuh dan kotor dan memamerkan diri.”
pada suatu hari di perpustakaan Marshall di hadapan lima puluh orang yang
dengan babngga mengenakan stelan yang dibeli sebelum Perang Dunia 1” (Johnson,
1960, hlm.150)
2.
Pokok Pemikiran Arthur Cecile Pigou
Ø Ekonomi
kesejahteraan (economic welfare)
A.C Pigou
dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi kesejahteraan modern, yang mempelajari
bagaimana membuat ekonomi beroperasi dengan lebih efisien serta ketidaksesuaian
(trade offs) antara efisiensi dan keadilan (equity)
Ø Analisis
mengenai eksternalitas
Kontribusi
ekonomi yang utama dari Pigou di bagi menjadi dua kategori. Pertama analisisnya mengenai
eksternalitas yang memberikan landasan bagi keuangan publik modern, ekonomi
lingkungan dan ekonomi kesejahteraan. Kedua, Pigou adalah lawan utama dari
revolusi makroekonomi yang dimulai oleh Keyness.
a.
Eksternalitas negatif
Untuk beberapa barang, semua biaya produksi ditanggung
oleh perusahaan dan dialihkan kepada konsumen melalui harga barang. Pigou
(1920) menunjukkan bahwa biaya produksi (swasta) suatu perusahaan mungkin tidak
merefleksikan semua biaya sosial dari produksi. Ketika para produsen membuat
suatu barang, mereka hanya peduli pada biaya privat mereka-tenaga kerja, bahan
baku, dan modal yang harus mereka beli. Tetapi produksi meghasilkan polusi lingkungan
dan biaya-biaya ini di bayar oleh pihak ketiga yang tidak melakukan produksi
atau mengkonsumsi barang tersebut. Disini biaya sosial dan produksi melebihi
biaya privat; perusahaan dan konsumen masing-masing membayar sebagian biaya
dari pembuatan barang tersebut. Hasil pasar bukan hasil yang paling baik dalam
situasi seperti ini. Kita terlalu banyak menghasilkan barang yang mencemari
lingkungan; dan perusahaan cenderung menggunakan teknologi yang menimbulkan
polusi karena biaya polusi jatuh pada pihak ketiga sedangkan perusahaan bebas
dari biaya tersebut.
Akibatnya, sistem pasar ini menghasilkan air dan udara
yang sangat tercemar, serta suara bising dan kemacetan di daerah urban.
b.
Eksternalitas positif
Di pihak lain, produksi dapat menghasilkan manfaat bagi
masyarakat yang jumlahnya melebihi manfaat yang diterima oleh konsumen yang
membeli barang tersebut. Mercusuar, sebuah contoh yang dikembangkan oleh ahli
ekonomi dan filsuf Inggris, Henry Sidgwick, biasanya dipakai oleh para ahli
ekonomi untuk menggambarkan hal ini. Contoh lainnya, adalah polisi dan pemadam
kebakaran, pertahanan nasional dan pengeluaran untuk pelayanan dan pendidikan.
Individu yang membeli obat flu akan mendapatkan manfaat
karena mereka merasa lebih sehat setelah meminum obat flu itu. Tetapi jika obat
itu ternyata juga mengurangi kemungkinan bahwa orang lain akan tertular
penyakit tersebut, maka manfaat sosial akan lebih besar dari pada manfaat
prifat.
Ø Hubungan industri dan bea import
Karya pertama Pigou (1906,1912) dalam bidang ekonomi
ialah tentang hubungana industri dan bea import. Studi-studi ini
menitikberatkan pada bagaimana kebijakan pemerintah dapat meningkatkan kekayaan
nasional. Pigou (1912) mengangkat persoalan umun ini, dan kemudian menghabiskan
sebagian besar masa hidupnya untuk menjawabnya. Dalam melakukan hal ini ia
menemukan banyak sekali keuangan publik modern, khususnya argumen dan dasar
pemikiran dari intervensi pemerintah dalam perekonomian.
Ø Biaya sosial dan biaya privat
Perbedaan antara biaya privat dan biaya sosial dinamakan
”eksternalitas” (eksternalities), ”efek yang berlebihan” (third-party
effects). Pigou menegaskan bahwa ketika biaya privat marginal dan biaya
sosial marginal berbeda, maka sistem pasar tidak efisien. Perbedaan antara
biaya sosial dan biaya privat ini dapat menjadi justifikasi bagi pemerintah
untuk campur tangan dalam pasar.
Ø Intervensi pemerintah
Apabila ada eksternalitas positif yang besar, entah itu
orang-orang membayar atau tidak, mereka akan memperoleh keuntungan. Kemampuan
mendapatkan keuntungan dari beberapa barang atau jasa tanpa harus membayar ini
disebut free rider problem. Setiap orang, dengan memandang segala
sesuatu dari sudut pandang mereka sendiri, akan mengetahui meskipun mereka
tidak menyumbangkan uang untuk pertahanan nasional, namun sebuah sistem
pertahanan tersebut akan dibangun; dan mereka mesih memperoleh manfaat dari
pengeluaran pertahanan yang besar. Jika Amerika diserang pihak asing, rumah
saya akan tetap dilindungi walaupun saya tidak membayar untuk pertahanan
nasional. Lagipula, walaupun saya tidak menyumbang untuk pertahanan nasional
tidak akan berpengaruh banyak terhadap bentuk dari sistem pertahanan tersebut.
Dengan tanpa menyumbang pertahanan nasional saya menghemat pendapatan uang
saya, dan saya tidak kehilangan apa-apa.
Di sini masalahnya adalah ketika semua orang berfikir
sama, yakni tidak akan mengeluarkan uang untuk pertahanan nasional. Solusinya
adalah pemerintah mesti meningkatkan penghasilan berbasis pasar. Pemerintah
harus mengembangkan sistem pertahanan dan harus mengenakan pajak keuntungan
(warga negaranya) untuk biaya pembuatan sistem pertahanan itu.
a.
Pajak
dan subsidi (pajak progresif dan transfer)
Dalam banyak hal, pemerintah dapat memperbaiki masalah
yang bersumber dari eksternalitas ini melalui pajak dan subsidi. Tetapi
kadang-kadang perbaikan hukum sudah cukup untuk menyelesaikan masalah.
Misalnya, dalam Economics of Welfare, Pigou (1920, hlm. 129-30)
berpendapat bahwa perusahaan kereta api harus memberi kompensasi kepada para
petani dan pemilik properti lainnya yang menderita kerugian dari bahaya api dan
asap yang disemburkan oleh kereta api.
Pigou (1920, Bab 1) menegaskan bahwa salah satu tugas
ahli ekonomi adalah mengidentifikasikan eksternalitas dan membantu
menghilangkannya dengan menunjukkan bagaimana dan kapan tindakan pemerintah
akan meningkatkan hasil pasar. Ia bahkan berpendapat bahwa ahli ekonomi mempunyai
tanggung jawab moral untuk mengidentifikasi eksternalits ini. Perhatian
utamanya ialah bagimana menaikkan kesejahteraan ekonomi bangsa. Hal ini,
menurut Pigou tergantung pada ukuran dan distribusi dari kue ekonomi.
Lebih banyak output akan meningkatkan kesejahteraan umum,
karena orang-orang menginginkan memiliki sesuatu, dan semakin banyak barang
yang mereka miliki, semakin bertambah baik keadaan mereka. Kebijakan redribusi
ekonomi juga akan meningkatkan kesejahteraan umum.
Konklusi ini mengikuti keyakinan Pigou bahwa keputusan
berasal dari penurunan uang ketika seseorang semakin banyak memiliki uang.
Tambahan lima belas dolar tidak banyak artinya untuk Bill Gates yang sangat
kaya, tapi bagi seseorang ynag menganggur, tambahan uang ini sangat penting
artinya. Konsekuensiny, hilangnya kekayaan dari orang kaya karena terkena pajak
harus lebih sedikit daripada keuntungan dalam kesejahteraan ekonomi yang
diperoleh dari pemberian uang kepada yang miskin. Karena itu pajak progresif
dan program transfe untuk membantu orang miskin dapat dibenarkan sebagai cara
untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa.
Pigou mengakui bahwa pajak progresif dan transfer mungkin
akan mengurangi ukuran kue ekonomi, dan bahwa mungkin ada ketidaksesuaian
antara pertumbuhan dan pemertaan. Jika ketidaksesuaian ini tidak ada, maka
implikasinya sudah jelas yaitu segala sesuatu yang menaikkan output nasional,
tetapi tidak membuat keadaan orang miskin memburuk, akan meningkatkan
kesejahteraan nasional. Dan segala sesuatu yang menaikkan bagian dari output
nasional kepada si miskin, tetapi tidak mengurangi ukuran total dari output, juga
akan meningkatkan kesejahteraan.
Tetapi jika dua kriteria inibertabrakan (ketika transfer
kepada si miskin akan mengurangi output) maka situasiny menjadi berbeda.
Diperlukan perhitungan tentang berapa banyak output yang harus diberikan untuk
meningkatkan posisi si miskin.
Arthur Okun (1975, Bab 4) menggambarka ketidak sesuaian
ini dengan istilah ”ember bocor.” Transfer dari yang kaya kepada yang miskin
selalu dilakukan dengan ember bocor yang akan menghilangkan pendapatan ketika
transfer tersebut meredribusi pendapatan. Kebocoran ini merepretasikan
inefisiensi atau penguurangan output nasional karena transfer ini. Okun (1975,
hal. 94), seorang pendukung kuat dari pemerataan, berpendapat transfer
seharusnya dihnetikan ketika kebocoran mencaoai 60%. Pigou (1920) mengatakan
bahwa pengorbanan sedikit output adalah seimbang dengan keutungan yang didapat
dari pemerintah yang lebih besar.
b.
Pajak Polusi
Pajak
Pigovian merupakan suatu cara yang efisien untuk mempromosikan orang
banyak/masyarakat menarik perhatian, dan akan mendorong kearah suatu
peningkatan menyangkut mutu hidup yang diukur oleh Kemajuan Yang asli Indikator
dan manusia lain indikator ekonomi, seperti halnya yang lebih tinggi Produk
domestik kotor ( GDP) pertumbuhan.
Teori
ekonomi meramalkan bahwa, di bawah kondisi-kondisi tertentu, suatu dividen
ganda bisa tampak. Yang pertama menjadi pengurangan polusi. Kedua terkandung
dalam pendauran ulang menyangkut pendapatan pemerintah dari pajak yang hijau
itu. Jika pemerintah menyimpan/memelihara pendapatan nya tetap, beberapa pajak
lain harus memotong ( lihat pergeseran pajak Hijau). Jika pemerintah memilih
untuk memotong banyak distortional pajak, biaya-biaya dari menukar ke pajak
hijau bisa adalah negatif.
Riset pada perpajakan hijau menyatakan bahwa sepanjang
tahun 1990an ada korelasi penting antara suatu UN negeri Manusia Pengembangan
Index ( HDI) tergolong saban menetapkan;perbaiki jumlah GDP, dan tingkatan nya
dari pajak hijau sebagai persen dari total pajak revenues. Lagipula, diatas
periode yang lebih panjang dibanding 5 tahun, data menyatakan bahwa
negara-negara yang bisa nikmati tarif pajak hijau lebih tinggi seperti Orang
Norwegia, Sweden dan Netherlands mengalami yang lebih tinggi GDP T pertumbuhan
dan yang lebih tinggi HDI pertumbuhan rate. Bagaimanapun, itu tidak bisa
ditetapkan bahwa suatu peningkatan di dalam tarif pajak hijau menyebabkan yang
lebih tinggi GDP pertumbuhan dan yang lebih tinggi HDI pertumbuhan rates.
Mungkin saja suatu correlative efek sebagai lawan suatu effect.
c.
Pajak Pigovian Negatif ( Tunjangan Pigovian)
Seseorang
dapat mendorong perilaku tertentu dengan memberikan subsidi, sebagai contoh
mendermakan ke bukan laba atau penerapan yang diuntungkan panel matahari untuk
menghindari polusi. Tunjangan seperti itu suatu hal positif hal luar dapat
dipertimbangkan " pajak Pigovian negatif".
Motivasi untuk tunjangan seperti itu sedang berusaha untuk
menjangkau efisiensi ekonomi. Ketika suatu hal positif hal luar adalah
kini/hadir, suatu solusi perusahaan tentang masalah maksimalisasi kegunaan nya
tidak meliputi kegunaan yang tambahan yang diproduksi sebagai hasil sampingan (
hal luar), begitu menyebabkan perusahaan untuk menghasilkan kurang dari
pareto-efficient mengukur. tunjangan Pigouvian begitu internalizes hal luar ke
dalam fungsi kegunaan agen, dengan memberi perangsang perusahaan untuk
menghasilkan lebih dari itu jika tidak akan.
Suatu
contoh akan suatu pemerintah pusat perpindahan yang meliputi
interjurisdictional spillover ( pada umumnya dalam wujud mempertemukan dana)
yang tersebut Di (dalam) Sejenis gandum, Esei di (dalam) Fiskal Bentuk
pemerintahan federal
d.
Perbaikan
hukum
Dalam hal hukum, perubahan kebijakan utama harus
dilakukan di dalam hukum libilitas Inggris. Jika perusahaan kereta harus
memberi kompensasi pada orang lain karena bahaya yang ditimbulkan kereta api.
Pigou berpendapat mereka akan lebih berhati-hati dan hanya akan menjalankan
sedikit kereta api. Jadi biaya privat tidak lagi berbeda, dan eksternalitas
akan terinternalisasikan, atau akan menjadi bagian dari biaya transportasi
barang dengan menggunakan kereta.
e.
Intervensi
pemerintah tidak diharapkan
Terkhir dalam beberapa kasus, untuk memperbaiki
permasalahan yang muncul dari eksternalitas, campur tangan pemerintah justru
tidak dapat dibenarkan. Kerika biaya yang mengenai pihak ketiga hanya sedikit
dan biaya dari setiap perbaikan lebih, anaisis biaya manfaat akan menghasilkan
kesimpulan bahwa eksternalitas seharusnya dibiarkan tetap ada.
Ambil contoh, suara bising yang ditimbulkan kereta api.
Jika suara ini hanya menyebabkan ketidaknyamanan kecil bagi penduduk lokal maka
biaya untuk memindahkan jalan kerta api yang suaranya lebih pelan mungkin akan
melebihi biaya orang-orang yang medengar suara kereta melintas di dekat rumah
mereka beberapa jam sehari.
a)
Teori
barang publik
Dalam analisa berikutnya akan kita bahas mengenai
penyediaan barang/jasa publik yang dibiayai dengan pajak yang dipungut dari
masyarakat. Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu
tingkat dimana kepuasan marginal akan barang publik samadengan ketidakpuasan
marginal (marginal disutility sksn psjsk ysng dipungut untuk membiayai
program-program pemerintah atau untuk menyediakan barang publik.
Pada diagram dibawah kurva kepauasan marginal akan barang
publik ditunjukkan oleh kurva UU. Kurva UU tersebut mempunyai bentuk menurun
yang menunjukkan bahwa semakin banyak barang publik yang dihasilkan maka akan
semakin rendah kepuasan marginal yang dirasakan oleh masyarakat. Dilain pihak,
pajak merupakan pungutan yang dipaksa oleh pemerintah sehingga pembayaran pajak
menimbulkan rasa tidak puas bagi masyarakat yang membayar pajak. Oleh karena
itu kurva ketidakpuasan marginal akan pembayaran pajak mempunyai bentuk yang
meninggi yang menunjukkan bahwa semakin banyak pajak yang dipungut, semaikn
besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Ketidakpuasan marginal
ditunjukkan dengan sumbu tegak dari titik O ke bawah dan kurva ketidakpuasan
ditunjukkan oleh kurva PP. Pada titik F kepuasan marginal barang publik (jarak
CF) lebih besar daripada ketidakpuasan masyarakat akan pembayaran pajak (jarak
FI), sehingga pemerintah diharapkan untuk memperkecil anggaran untuk
menghasilkan barang-barang publik yang lebih sdikit. Sebaliknya pada titik D
kepuasan marginal masyarakat akan barang pemerintah lebih besar (jarak AD)
daripada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar pajak (jarak DG). Ini
menunjukkan bahwa barang publik dihasilkan dalam jumlah yang terlalu sedikit
sehingga kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi akan dapat dicapai dengan
cara menambah anggaran pemerintah untuk menghasilkan barang/jasa publik. Titik
E adalah keadaan yang optimumdimana bagi masyarakat kepuasan marginal untuk
barang publik sama dengan ketidakpuasan dalam hal pembayaran pajak.
Kelemahan analisis diatas karena dadsarkan pada rasa
ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar membayar pajak dan rasa
kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan
adalah sesuatu yang tidak dapt diukur secara kuantitatif karena sifatnya
ordinal. Karena itu, timbul berbagai pandangan lainnya yang berusaha
menjelaskan penyediaan barang publik.
b)
Pengangguran dan Upah
Pigou (1914) menerbitkan karya terkenal yang berjudul unemployment
yang berpendapat bahwa dalam jangka panjang pengangguran adolah disebabkan oleh
upah yang tinggi dan tidak fleksible.beberapa tahun kemudian pgou (1927)
berpendapat bahwa berkurangnya permintaan tenaga kerja akan menyebabkan angka
pengangguran yang tinggi, namun masalah ini dapat diperbaiki jika pekerja
membiarkan upah mereka turun. Dan dalam The Theory of Unemployment (Pigou,
1933) ia menyatakan bahwa jika tingkat upah lebih besar ketimbnag produktivitas
marginal dari pekerja maka perusahaan tidak akan memperkerjakan satu orang pun
karena biayanya akan melebihi keuntungan. Meskipun pigou tidak pernah membela
pemotongan upah, dalam semua kasus ini solusi untk masalah pengangguran
tampaknya adalah pengurangan upah.
Pigou (1943. hlm. 349) kemudian mengembangkan kritik
terhadap ekonomi Keynesian. Ia merumuskan keseimabngan rill (real balance)
atau efek Pigou yang menggambarkan salah satu cara dimana pengangguran
akan cenderung mengoreksi dirinya sendiri dan kebijakan ekonomi Keynesian tidak
diperlukan. Pigou menunjukkan bahwa harga pada umumnya akan jatuh pada saat
angka pengangguran semakin tinggi karena perusahaan tidak dapat menjual barang.
Sebagai akibatnya, kekayaan rill atau daya beli dari
tabungan sebelumnya, meningkat apada masa resesi. Karena semakin kaya,
orang-orang cenderung untuk memebelanjakan lebih banyak lagi. Pengeluaran
tambahan ini akan memacu produksi dan perusahaan akan menyewa lebih banyak lagi
pekerja. Karena itu pengangguran akan berakhir secara otomatis dan kebijakan
ekonomi tidak diperlukan. Efek Pigou untuk menciptakan sebuah
mekanisme ekonomi untuk keluar dari :
- pengangguran yang terus meningkat,
- tingkat harga
- menimbulkan saldo yang nyata,
- yang membuat berbeda dari IS-belokan pada IS-LM diagram, intersecting AY belokan yang rendah di atas suku bunga ambang batas dari perangkap likuiditas.
- Akhirnya, ekonomi bergerak ke keseimbangan baru, di pekerjaan penuh.
Pigou menyimpulkan bahwa
keseimbangan dengan pekerjaan di bawah penuh pekerjaan menilai hanya dapat
terjadi jika harga dan upah yang 'lengket'.
d) Kelemahan
Pemikiran AC. Pigou
Meskipun ia
banyak memberikan sumbangan kepada ilmu ekonomi kesejahteraan dan keuangan
publik, pigou mungkin lebih terkenal sebagai lawan dari Revolusi Keynesian yang
di mulai di Cambridge, Inggris, pada tahun 1930-an. Keyness (1936) menjadikan Pigou kambing hitam dalam
karyanya The General Theory. Karena berbagai alasan, Pigou adalah
sasaran yang empuk. Ia adalah seorang penyendiri dengan sedikit pengikut yang
mau membelanya. Ia berpakaian buruk dan figur aneh di Cambridge, dan ia adalah
bagian dari tatanan lama yang diserang olah Keynes.
Keynes memasukka Pigou ke dalam mazhab klasik dan
menghubungkan mazhab ini dengan keyakinan bahwa penawaran akan selalu
menciptakan permintaanya sendiri. Menurut keynes, ahli 3ekonomi klasik
berkeyakinan bahwa ahal ini berlaku untuk barang dan tenaga kerja. Mereka
percaya bahwa pengangguran adalah hal yang tidak mungkin terjadi, karena ketika
orang-orang menawarkan jasa mereka untuk beberapa pengusaha maka akan ada
permintaan untuk jasa tenaga kerja mereka. Jika tidak, upah akan jatuh sampai
seseorang mau memperkerjakan para pekerja ini.
Ada derajat validitas pasti untuk gambaran Pigou ini.
Pigou (1941) menerbitkan karya yang terkenal yang berjudul Unemployment, yang
berpendapat bahwa dalam jangka panjang pengangguran adalah disebabkan oleh upah
yang tinggi dan tidak fleksibel.
Beberpa tahun kemudian Pigou (1927) berpendapat bahwa
berkurangnya permintaan tenaga kerja akan menyebabkan angka pengangguran yang
tinggi, namun masalah ini dapat diperbaiki jika pekerja membiarkan upa mereka
turun. Dan dalam The Theory of Unemployment (Pigou, 1933) ia menyatakn
bahwa jika tingkat upah lebih besar ketimbang produktivitas marginal dari
pekerja maka perusahaan ini tidak akan mempekerjakan satu orang pun karena
biayanya akan melebihi keuntungan.
Meskipun Pigou tidak pernah membela pemotongan upah
(lihat Aslanbeigui, akan terbit), dalam semua kasus ini, solusi untuk masalah
pengangguran tampaknya adalah pengurangan upah. Dan karena alasan inilah Keynes
mengkritik Pigou.
Pigou dikecam dengan tajam oleh Keynes dalam General
Theory, baik itu serangan terhadap dirinya sendiri dan serangan terhadap
tradisi Marhallian di Cambridge. Setelah membaca General Theory, Pigou
(1939) menuduh Keynes salah menginterprestasikan pandangannya dan menyatakan
bahwa tidak ada yang brmanfaat dalam buku tersebut.
Ia berpendapat bahwa dalam karyanya yang sebelumnya ia
mengakui bahwa kebijakan yangv ekspansionis akan menaikkan harga, mengurangi
upah rill dan menaikkan pengangguran dakam jangka pendek.
Pigou menghabiskan sebagian karirnya dalam bayang-bayang
semua ekonom Cambridge besar-Marshall dan Keynes. Karena alasan ini,
sumbangannya tampak lebih kecil dibandingkan keduanya. Meskipun tidak setingkat
dengan Marsahall atau Keynes, pengaruh Pigou tetap besar. Cara-cara ahli
ekonomi menganalisa dan menjustifikasi campur tangan pemerintah dalam persoalan
ekonomi berasal dari Pigou.
Karena alasan inilah, Pigou menjadi bapak keuangan publik
modern dan teori kesejahteraan modern. Ia juga membrikan landasan bagi bidang
ilmu ekonomi yang relatif baru, yaitu ekonomi lingkungan
C. John Maynard Keynes
John Maynard
Keynes, atau sering disebut J.M. Keynes atau Keynes, definisinya
berorientasi pada kebijaksanaan dan beliau memberikan definisi yang bersifat
umum yaitu : Ilmu ekonomi adalah ilmu yang menyangkut tentang kebijaksanaan
guna mengatasi masalah yang mendesak termasuk masalah pengangguran yang ada
(dalam bukunya yang sangat terkenal dengan judul : General theory of
employment interest and money yang diterbitkan tahun 1938).
Penekanannya pada perluasan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan.
Macroeconomics
mulai dipisahkan dari microeconomics oleh Keynes pada 1920s, dan menjadi
kesepakatan bersama pada 1930s oleh Keynes dan lainnya, terutama John Hicks.
Mereka mendapat ketenaran karena gagasannya dalam mengatasi Great
Depression. Keynes adalah tokoh penting dalam gagasan pentingnya
keberadaaan Bank sentral dan campur tangan pemerintah dalam hubungan ekonomi.
Karyanya “General Theory of Employment, Interest and Money” menyampaikan kritik terhadap ekonomi
klasik dan juga mengusulkan metode untuk management of aggregate demand.
Pada masa sesudah global depression pada 1930s, negara memainkan
peranan yang penting pada sistem kapitalism di hampir sebagian besar kawasan
dunia. Pada 1929, sebagai contoh, total pengeluaran U.S. government (federal,
state, and local) berjumlah kurang dari sepersepuluh dari GNP; pada 1970s
mereka berjumlah mencapai sepertiga. Peningkatan yang sama tampak pada
industrialized capitalist economies, sepreti France misalnya, telah
mencapai ratios of government expenditures dari GNP yang lebih tinggi
dibandingkan United States. Sistem ekonomi ini seringkali disebut dengan “mixed
economies.”
Pandangan
Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi modern. Keynes
banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrin-doktrin klasik dan
neo-klasik. Karena Keynes menganggap peran pemerintah perlu dalam melaksanakan
pembangunan, sehingga Keynes sering disebut “Bapak Ekonomi Pembangunan”. Selain
itu, ia juga disebut “Bapak Ekonomi Makro”, sebab dahulu dalam tradisi klasik
maupun neo-klasik analisis-analisis ekonomi lebih banyak bersifat mikro, sejak
Keynes analisis ekonomi juga dilakukan secara makro. Hal itu dilakukan dengan
melihat hubungan di antara variabel-variabel ekonomi secara besar-besaran.
Keynes
berhasil melakukan escape dari masa lalu, yaitu dari tradisi laissez faire yang
dianut pakar-pakar ekonomi masa silam seperti Adam Smith, David Richardo dan
gurunya sendiri Alfred Marshall. Keynes kemudian berhasil membentuk suatu
“bangunan rumah utuh” dalam struktur teori-teori ekonomi baru, sehingga terjadi
revolusi baik dalam teori bahkan kebijakan ekonomi.
1. Pemikiran
Keynesian Baru
Depresi
besar yang terjadi pada tahun 1930 telah mendorong J.M. Keynes untuk
menerbitkan buku The General Theory yang menawarkan penyelesaian untuk
mengatasi depresi tersebut. Pemikiran Keynes kemudian berkembang dan dianut
oleh banyak negara hingga empat dekade. Sekitar tahun 1970 terjadi stagflasi
yang merupakan merupakan masalah besar dalam perekonomian dunia karena terjadi
inflasi yang tinggi yang diikuti oleh tingkat pengangguran yang serius.
Stagflasi ini tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan kerangka pemikiran
Keynes. Hal ini mengakibatkan para ekonom mulai meninggalkan pemikiran Keynes
dan Kurva Phillips, yang merupakantrade-off antara besarnya inflasi dan
pengangguran, juga mulai ditinggalkan dalam konsensus ekonomi makro. Stagflasi
ini lebih banyak disebabkan oleh terganggunya penawaran agregat, yang berbeda
dengan analisis Keynes yang menyatakan bahwa penyebab utama fluktuasi adalah
adanya pergeseran permintaan agregat. Landasan mikro dari pemikiran Keynes
mulai dipertanyakan dan pemikiran Klasik Baru mulai mendominasi menggantikan
pemikiran Keynes.
Pemikiran
Klasik Baru terus berlanjut dan kebanyakan tidak mau memasuki teori tentang
siklus bisnis yang berdasarkan market clearing. Padahal dalam pemikiran
Keynesian teori tentang siklus bisnis mendapat perhatian yang cukup banyak.
Sehingga tidak heran kalau ide Keynesian terus berkembang dan muncul lagi
sekitar tahun 1980 dan sering disebut Kelompok Keynesian Baru. Keynesian Baru
mengawali teorinya dengan premis bahwa dalam perekonomian terdapat pengangguran
tidak suka rela dan menetap (persistent) serta fluktuasi ekonomi merupakan
pusat dari semua persoalan dalam perekonomian, seperti: represi dan depresi
yang merupakan representasi dari kegagalan pasar untuk skala besar. Keynesian
Baru juga menempatkan pembaruan dalam landasan mikro ekonomi. Pembentukan teori
makro ekonomi berdasarkan pengembangan teori mikro ekonomi untuk pasar barang,
pasar tenaga kerja, dan pasar modal.
Pemikiran
Keynesian Baru tetap mempertahankan tradisi dari Keynesian yaitu adanya
kekakuan dalam harga dan upah nominal, sehingga Keynesian baru berusaha untuk
mencari penjelasan yang lebih dapat diterima. David Romer merupakan salah satu
tokohnya dan berpendapat bahwa pasar tidak berkompetisi sempurna dan ada
penghalang untuk menerapkan harga nominal yang fleksibel. Lebih jauh Romer
menekankan adanya komplemen antara kekakuan nominal dan riil. Adanya kekakuan
riil dapat meningkatkan kekakuan nominal (Romer, 1993). Sedangkan Bruce
Greenwald dan Joseph Stiglitz yang juga masuk dalam kelompok ini, menawarkan
pendapat lain. Mereka berpendapat bahwa adanya pasar yang tidak sempurna dapat
menyebabkan bermacam-macan hal, seperti: meningkatnya biaya yang harus
ditanggung oleh masyarakat dan terjadinya informasi yang tidak sempurna.
a.
Pokok
Pemikiran Aliran Keynesian Baru
Pemikiran
dalam kelompok Keynesian Baru sangat beragam termasuk di dalamnya Mankiw,
Summers, Stanley Fisher, Phelps, Akerlof, Yellen dan tiga nama yang telah
disebutkan dalam Pendahuluan. Mankiw merupakan salah satu tokok yang paling
banyak kontribusinya dalam pengembangan teori maupun dalam mengumpulkan artikel
yang berhubungan dengan Keynesian Baru.
Perhatian utama
dalam Keynesian Baru adalah mencari model yang kuat dan meyakinkan untuk
menjelaskan adanya kekakuan upah dan harga dengan berlandaskan pada
memaksimalkan perilaku dan ekspektasi rasional. Disamping itu, Keynesian Baru
juga menaruh perhatian pada penelitan tentang proses penyesuaian harga yang
terjadi di perusahaan. Sampai saat ini para ekonom belum mempunyai kesatuan
pendapat tentang kebijakan perusahaan dalam hal penyesuaian harga. Kelompok ini
juga tidak sepenuhnya menolak pandangan Klasik Baru. Walaupun demikian
Keynesian Baru tetap memberikan sokongan kepada pandangan Keynes yaitu:
·
Dalam perekonomian, adanya pengangguran yang tidak
suka rela selalu berlaku. Pemerintah perlu secara aktif menjalankan kebijakan
untuk mengatasi masalah pengangguran dan atau inflasi dan mewujudkan kegiatan
pada kesempatan kerja penuh. Dalam hal ini Keynesian Baru berkeyakinan bahwa
dalam jangka panjang ekonomi pasar masih tidak akan mampu dengan sendirinya
menciptakan kesempatan kerja penuh, sehingga tetap dibutuhkan adanya kebijakan
pemerintah. Kebijakan pemerintah yang dimaksudkan di sini adalah yang bersifat
untuk mengurangi terjadinya ketidaksempurnaan pasar.
·
Pemikiran Keynesian Baru tentang adanya fluktuasi juga
berbeda dengan pemikiran Keynes maupun Klasik. Perbedaan pandangan ini secara
umum dapat dibedakan berdasarkan keyakinan berlakunya dikotomi klasik dan
keseimbangan Walras,
b.
Kekakuan
Upah dan Harga
Pada
dasarnya Keynesian Baru berpendapat bahwa walaupun terdapat pengangguran yang
tidak suka rela dan kelebihan penawaran barang pada masa resesi, harga-harga
barang tidak menurun ke tingkat yang akan mewujudkan kesempatan kerja penuh.
Adanya bentuk pasar yang bukan persaingan sempurna, pasar yang tidak lengkap,
dan informasi yang tidak simetris membuat harga barang bersifat kaku dan tidak
mudah berubah seperti pada pasar persaingan sempurna. Untuk menjelaskan
kekakuan baik kekakuan harga maupun kekakuan upah, Keynesian Baru mengemukan
beberapa teori.
a) Penyebab Kekakuan Upah
v Model Kontrak Implisit
Model ini
aslinya berasal dari Bailey (1974), D.F. Gordon (1974), dan Azariadis
(1975). Kemudian dikembangkan menjadi hipotesis tingkat alamiah (natural rate
hypothesis) oleh Friedman (1968) dan Phelps (1968) yang lebih menekankan proses memaksimumkan perilaku untuk pasar tenaga kerja. Secara ringkas model ini menunjukan bahwa upah pekerja di suatu perusahaan ditentukan secara kontrak antara majikan dan serikat pekerja. Serikat pekerja akan melakukan negosiasi dan menandatangani kontrak kerja diantara pekerja yang diwakilinya untuk suatu periode tertentu. Selama masa kontraktersebut baik majikan maupun pekerja akan mematuhi keputusan yang telah disetujui. Perubahan-perubahan dalam kegiatan ekonomi, seperti misalnya: resesi dan inflasi, tidak akan dengan mudah membuat perubahan kontrak yang telah disetujui. Bila perusahaan ingin menyesuaikan kontrak sebelum waktunya maka akan dapat mempunyai dampak yang tidak menguntungkan karena:
(1975). Kemudian dikembangkan menjadi hipotesis tingkat alamiah (natural rate
hypothesis) oleh Friedman (1968) dan Phelps (1968) yang lebih menekankan proses memaksimumkan perilaku untuk pasar tenaga kerja. Secara ringkas model ini menunjukan bahwa upah pekerja di suatu perusahaan ditentukan secara kontrak antara majikan dan serikat pekerja. Serikat pekerja akan melakukan negosiasi dan menandatangani kontrak kerja diantara pekerja yang diwakilinya untuk suatu periode tertentu. Selama masa kontraktersebut baik majikan maupun pekerja akan mematuhi keputusan yang telah disetujui. Perubahan-perubahan dalam kegiatan ekonomi, seperti misalnya: resesi dan inflasi, tidak akan dengan mudah membuat perubahan kontrak yang telah disetujui. Bila perusahaan ingin menyesuaikan kontrak sebelum waktunya maka akan dapat mempunyai dampak yang tidak menguntungkan karena:
·
Negosiasi kontrak memerlukan biaya dan waktu baik bagi
pengusaha maupun serikat pekerja.
·
Kegagalan dalam bernegosiasi dapat berdampak yang luas
seperti terjadinya aksi
mogok para pekerja.
mogok para pekerja.
·
Bukan suatu strategi yang optimum bagi perusahaan
untuk mengurangi upah, karena bila berlaku demikian akan banyak pekerja yang
pindah ke perusahaan lain yang tidak menurunkan tingkat upahnya.
Ini berarti
bahwa dengan adanya serikat pekerja yang kuat, tingkat upah tidak dapat dengan
mudah berubah seperti pada pasar persaingan sempurna. Sehingga terjadi kekakuan
upah dan terutama upah akan sukar sekali untuk menurun apabila terjadi resesi.
Kekakuan ini yang menyebabkan timbul masalah pengangguran yang tidak suka rela.
v Model Upah Efisien
Teori ini
dikemukakan oleh Gordon (1990), Yellen (1984), Katz (1986, 1988), Harley (1990)
dan Weiss (1991). Solow (1979) memberi dasar pada model ini. Upah efisien akan
sama dengan produk marginal yang dapat diturunkan berdasarkan syarat kondisi
cukup untuk memaksimumkan keuntungan di suatu perusahaan. Menurut teori ini
perusahaan cenderung untuk menetapkan upah yang lebih tinggi dari pada upah
keseimbangan pasar persaingan sempurna. Ada empat alasan perusahaan untuk
memberikan upah yang tinggi, yaitu :
·
Dengan upah yang lebih tinggi ini dimaksudkan untuk
alat memaksimumkan disiplin pekerja dalam melaksanakan tugas. Upah yang tinggi
akan membuat pekerja lebih giat bekerja dan meningkatkan produktivitasnya dan
sumbangan kerjanya dapat meningkatkan produktivitas total perusahaan. Upah yang
tinggi ini menyebabkan mereka takut kehilangan pekerjaan dan hal ini
menyebabkan mereka bekerja dengan lebih giat. Untuk menghindari biaya penggantian pekerja.
Dengan sistem upah yang baik maka kemungkinan pekerja keluar dari perusahaan
dapat diperkecil, sehingga dapat dihindari pengeluaran biaya untuk mencari
pekerja baru. Biaya yang timbul akibat keluarnya pekerja dari perusahaan dapat
berupa: (i) kehilangan produksi dari pekerja lama yang sedang mencari pekerjaan
baru, (ii) biaya untuk merekrut pekerja baru, (ii) biaya untuk memberi
pelatihan kepada pekerja baru, dan (iv) pekerja baru mempunyai produktivitas
yang lebih rendah.
·
Sebagai alat untuk memilih tenaga kerja yang
berkualitas tinggi. Tenaga kerja yang tersedia bersifat heterogen, yang berbeda
baik dari segi kepandaian, kerajinan, ketekunan maupun sikap dalam menjalankan
tugas. Apabila perusahaan menawarkan upah yang lebih tinggi, maka lebih banyak
pekerja yang berkualitas akan melamar pekerjaan tersebut. Dengan demikian
melalui upah yang lebih tinggi, perusahaan dapat memperoleh pekerja yang mempunyai
mutu yang lebih baik.
·
Upah yang tinggi merupakan imbalan yang seimbang bagi
pekerja yang mempunyai prestasi yang baik. Setiap pekerja mengukur penghargaan
perusahaan terhadap dirinya berdasarkan tingkat upah yang dibayarkan, begitu
juga perusahaan akan memberikan imbalan bagi pekerja yang giat melaksanakan
kerja dengan sebaik mungkin sebagai tanda terima kasih. Ini merupakan imbalan
yang seimbang baik bagi pekerja maupun bagi perusahaan.
v Model Orang Dalam – Orang Luar
Model ini
dikembangkan pada tahun 1980an oleh Lindbeck dan Snower. Pada dasarnya teori
ini menganggap pasar barang dan pasar tenaga kerja bersift persaingan tidak
sempurna. Bila dalam pasar tenaga kerja terdapat serikat pekerja dan jumlah
perusahaan relatif terbatas, maka tingkat upah ditentukan dari perjanjian
kontrak kolektif antara serikat pekerja dengan majikan. Dalam pasar yang
demikian tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (i) yang menjadi anggota
serikat buruh atau disebut orang dalam (insider) dan (ii) yang tidak menjadi
anggota serikat buruh atau disebut orang luat (outsider). Penentuan upah dengan
kontrak tersebut cenderung lebih tinggi dari pada bila terjadi di pasar
persaingan sempurna. Apabila terjadi resesi, perusahaan akan mengurangi
pekrjanya dan sebagian orang dalam menganggur dan menjadi orang luar. Bila
kegiatan perekonomian pulih kembali, orang dalam akan menuntut kenaikan upah,
sedangkan orang luar akanmenghadapi kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Hal ini
disebabkan berbagai halangan dari serikat pekerja untuk menghalangi orang luar
diambil kerja oleh perusahaan.
b) Penyebab Kekakuan Harga
v Biaya Menu
Teori ini
dikemukan oleh Akerlof dan Yallen (1985), Mankiw (1985), Parkin (1986) dan
terakhir oleh Rotemberg (1987) dan sering disingkat menjadi Pandangan PAYM.
Istilah biaya menu dimaksudkan sebagai biaya yang akan dibayar suatu restoran
apabila membuat perubahan harga makanan yang dijualnya. Untuk menaikkan harga
misalnya, perlu membuat daftar harga baru dan ini memerlukan biaya. Di berbagai
perusahaan perubahan harga akan menimbulkan biaya yang lebih besar dari pada
keuntungan tambahan yang dapat diperoleh. Biaya untuk membuat daftar harga yang
baru tersebut dapar berupa: pencetakan, pengedaran, pemberitahuan kepada agen,
kekecewaan pelanggan bila mengetahui adanya perubahan harga. Berbagai bentuk
biaya ini belum tentu dapat ditutupi oleh keuntungan tambahan yang diperoleh.
Oleh karena itu perusahaan lebih suka mempertahankan harga yang lama, walaupun
hal ini mengurangi jumlah barang yang dijual.
Pasar barang
pada umumnya juga bukan merupakan pasar persaingan sempurna, sehingga kurva
permintaan yang dihadapi menurun ke kanan yang berarti bila ingin menambah
penjualan maka harus mengurangi harga. Ini dapat mengurangi tambahan keuntungan
yang diperoleh karena bersifat diminishing return. Apabila tambahan keuntungan
tidak dapat melebihan biaya menu, perusahaan akan lebih suka mengurangi
produksi dan mempertahankan harga semula.
v HargaMark-Up
Dalam pasar
persaingan tidak sempurna, penentuan harga pada umumnya didasarkan pada
penentuan nilaimark-up atau tambahan harga di atas biaya per unit utuk
memproduksi barang tersebut. Cara penentuan harga secara sederhana adalah
menggunakan rumus berikut:
P = M + AC
dengan P
adalah harga barang, M tingkatmark-up dan AC adalah biaya rata-rata per unit
untuk memproduksi barang tersebut. Perusahaan akan cenderung untuk menaikkan
harga sesuai denganmark-up yang telah ditetapkan apabila biaya produksi rata-rata
meningkat, tetapi akan mempertahankan harga yang lama dan menambahmark-up
apabila biaya produksi rata-rata menurun. Dengan kecenderungan ini berarti
harga barang industri biasanya sukar untuk diturunkan walaupun dalam keadaan
resesi. Dengan kata lain harga barang di pasar persaingan tidak sempurna
bersifat kaku ke bawah.
v Ekternalitas Pasar yang Tebal
Dalam dunia
nyata penjual dan pembeli tidak dapat bertemu tanpa adanya biaya mencari
(search cost). Konsumen harus meluangkan waktu untuk mencari barang yang
dibutuhkan dan perusahaan membuat iklan untuk menarik pembeli. Pada pasar yang
tebal yaitu pada pasar dengan aktivitas ekonomi yang tinggi, akan terlihat
bahwa biaya mencari akan berkurang dibandingkan pada pasar yang tipis yang
aktivitas perdagangannya rendah. Sehingga ada kecenderungan orang akan lebih
suka mencari pasar yang tebal karena mempunyai banyak pilihan. Jika
ekternalitas pasar yang tebal ini membantu menggeser biaya marginal ke atas
pada saat resesi dan ke bawah pada saat ekonomi membaik maka hal ini akan
memberi kontribusi pada terjadinya kekakuan harga.
v Pasar Konsumen
Sebagaian
besar barang dijual melalui proses belanja yang membutuhkan biaya mencari.
Pembeli selalu mempunyai informasi yang terbatas tentang harga yang termurah di
pasar tersebut. Karena biaya mencari terkait dengan proses belanja maka penjual
mempunyai kekuatan monopoli meskipun banyak perusahaan yang menjual barang yang
sama di pasar tersebut. Karena banyaknya konsumen membeli barang yang sama
berulang- ulang sehingga ada kecenderungan bagi penjual untuk menghalangi
pembeli mencari ke tempat lain. Cara yang digunakan penjual tersebut adalah
dengan menghindari terjadinya perubahan harga. Bila harga naik maka konsumen
akan bereaksi pindah ke penjual lain dan jika harga turun konsumen akan lambat
reaksinya, karena perlu waktu untuk menyebarkan informasi ini ke pembeli di
perusahaan lain. Perbedaan reaksi perubahan harga ini dapat menyebabkan
terjadinya kekakuan harga relatif.
v Kekakuan Harga dan Tabel Input-Output
Saat ini satu
perusahaan berhubungan dengan ratusan perusahaan lain melalui tabel
input-output yang sangat kompleks. Bila ada kejutan permintaan maka tidak ada
jaminan bahwa keuntungan marginal akan bergerak bersama-sama dengan biaya
marginal. Jika terjadi penurunan permintaan agregat, dan satu perusahaan
individu menurunkan jumlah produksinya maka belum tentu biaya marginalnya akan
menurun secara proporsional. Setiap perusahaan akan mempunyai kondisi
permintaan agregat yang berbeda, sehingga menurunkan harga pada kondisi
tersebut bisa menyebabkan bangkrut.
v Pasar Modal yang Tidak Sempurna
Keterbatasan
suatu perusahaan untuk mendapat pendanaan dari luar adalah adanya informasi
yang asimetri antara peminjam dan pemilik modal. Peminjam lebih tahu tentang
investasi yang akan dilakukan dari pada pemilik modal. Sehingga biaya untuk
mendapatkan pendanaan dari luar akan lebih mahal dari pada pendanaan sendiri.
Selama ekonomi baik, perusahaan akan mendapat untung banyak dan mampu mendanai
sendiri proyeknya. Selama resesi biaya untuk memperoleh dana meningkat karena
adanya kebutuhan untuk memperoleh modal dari luar. Sehingga terlihat bahwa
biaya untuk memperoleh modal bersifat counter cyclical. Uraian ini belum secara
langsung menerangkan adanya kekakuan harga, tetapi lebih ditekankan pada adanya
pengaruh pasar modal terhadap terjadinya siklus bisnis.
v Harga Sebagai Indikator Kualitas
Perusahaan
cenderung tidak mau menurunkan harga bila ada penurunan permintaan karena
adanya anggapan bahwa harga merupakan indikator dari kualitas barang. dengan
menurunkan harga ada resiko konsumen akan menganggap bahwa kualitas barang
tersebut sudah diturunkan.
2. Kritik Terhadap Keynesian Baru
Beberapa
kritik tentang Keynesian baru diantaranya adalah:
a.
Pengembangan teori Keynesian Baru masih bias dan
kurang memperhatikan studi empirisnya. Karena banyaknya ide dari para ekonom
Keynesian Baru maka perlu kiranya untuk mengumpulkan semua ide tersebut dalam
satu kesatuan struktur ekonomi makro dan kemudian diuji secara empiris.
b.
Banyak teori yang sangat bagus tetapi sering tidak
berhubungan satu sama lainnya sehingga sulit untuk mengumpulkan menjadi satu
kesatuan dan mengetesnya dalam kerangka ekonomi makro Keynesian Baru.
c.
Kritik berikutnya berkaitan dengan biaya menu. Dengan
penyesuaian harga dengan mengganti menu yang kemungkian hanya kecil biayanya
dapat menyebabkan kontraksi yang besar dalam pendapatan nasional maupun pasar
tenaga kerja.
d.
Landasan mikro ekonomi dengan menggunakan asumsi
kekakuan harga dan upah kurang begitu kuat. Seperti dijelaskan oleh Tobin bahwa
tidak perlu landasan mikro ekonomi dengan kekakuan harga untuk membangun
ekonomi makro Keynesian.
e.
Keynesian Baru tidak harus menerima hipotesis
ekspektasi rasional. Tetapi karena sampai saat ini belum ada ide ataupun teori
yang lebih baik untuk menjelaskan perilaku pelaku ekonomi maka ide ekspektasi
rasional tetap diterima dalam Keynesian Baru.
f. Masih
menggunakan model IS-LM untuk menjelaskan permintaan agregat. Dengan
menggunakan IS-LM maka akan menghilangkan adanya ekspektasi, dan berarti juga
menghilangkan kunci untuk menentukan permintaan agregat tersebut.
isi dari artikel artikel diatas sangat tidak tertata.
ReplyDeletemembuat pembaca sangat enuh dan bosan.