Sunday 9 November 2014

SEJARAH PEMIKIRAN TEORI EKONOMI PLATO DAN ARISTOTLES



 
A.      Sejarah Pemikiran Ekonomi Plato
Plato dilahirkan dari kalangan famili Athena sekitar tahun 427 SM. Di masa remaja dia berkenalan dengan filosof tersohor “Socrates” yang menjadi guru sekaligus sahabatnya. Pada tahun 399 SM, saat Socrates berumur tujuh puluh tahun, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan tak berdasar  yang menyebabkan Socrates dihukum mati. Pelaksanaan hukum mati membuat Plato benci kepada pemerintahan demokratis. Tak lama setelah Socrates mati, Plato pergi meninggalkan Athena, ia mengembara selama hampir duabelas tahun. Sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan perguruan di sana, sebuah akademi yang berjalan lebih dari 900 tahun. Plato menghabiskan sisa umurnya di Athena, mengajar dan menulis ihwal filsafat. Muridnya yang masyhur, Aristoteles, menjadi murid di akademi pada usia tujuh belas tahun sedangkan saat itu Plato sudah menginjak umur enam puluh tahun. Plato menutup mata pada usia tujuh puluh.
Plato percaya bahwa bagi semua orang (lelaki/perempuan), mesti disediakan kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota “guardian”. Plato merupakan filosof yang pertama, dan dalam jangka waktu yang lama hanya dia yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang kelamin. Pada zaman yunani kuno pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya filsafat oral, dan sering diartikan dengan rasa keadilan serta kelayakan yang perlu diperhatikan dalam rangka penciptaan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata.
Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah negara ideal. Menurut Plato, dalam sebuah negara ideal, kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang timbul secara alamiah dalam masyarakat, Plato juga membedakan 3 jenis pekerjaan yang dilakukan oleh manusia yaitu, pekerjaan sebagai tentara, pekerjaan sebagai pengatur, dan pekerjaan sebagai pekerja.
Plato juga mengatakan bahwa lapisan masyarakat yang berhak untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta adalah kelompok pekerja. Sedangkan kelompok pengatur dan tentara mereka bekerja bukan untuk mengumpulkan harta dan kekayaan, tetapi hanya mengabdi  dan memikirkan pekerjaan mereka. Dengan pembagian kerja dan pembatasan waktu tersebut maka hawa nafsu manusia untuk memperoleh barang dan harta yang sebesar-besarnya dapat dikendalikan, sehingga diharapkan akan tercipta suatu masyarakat yang adil dan makmur.
Hal lain yang dikemukakan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman pekerjaan dalam masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu dengan sendirinya  karena memang tidak mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri.

B.       Sejarah Pemikiran Ekonomi Aristoteles
Aristoteles dilahirkan di Stagyra di Thrace, pada tahun 384 SM. Ayahnya mewarisi kedudukan sebagai dokter pribadi raja Makedonia. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles belajar di akademi yang didirikan oleh  Plato, ia belajar hampir dua puluh tahun hinggai wafatnya plato pada tahun 347SM. Dan terkenal sebagai “Bapak Logika”, (logika, fisika, metafisika, dan etika). Gagasan antara Plato dan Aristoteles terhadap perbudakan sebenarnya sama, hal ini dikarenakan etika Aristoteles pada dasarnya sama dengan etika Socrates dan Plato.
Bila dibandingkan, jika Plato beranggapan,  bahwa mereka yang ditugaskan untuk memimpin negara harus menguasai ilmu hitung. Maka  Aristoteles yang lebih cenderung kearah pandangan filsafat sejarah. Agaknya disini sudah mulai terlihat perbedaan faham antara Ekonomi literal dan Ekonomi kuantitatif , misalnya pada Quesney, dapat kita lihat suatu  kecenderungan yang jelas kearah pandangan kuantitatif, sedangkan pada Adam Smith terlihat kecenderungan kearah pandangan filsafat sejarah. Kini analisa kuantitatif makin lama makin mencapai kemenangan. Dalam bukunya “Negara”, Aristoteles membedakan ; oikonomie (yang mempelajari cara-cara mengatur rumah tangga) dan Chrematistie (yang mempelajari aturan-aturan pertukaran). Dan sebenarnya dapat pula dianggap sebagai pelopor Ekonomi Teoritika.
Menurut Aristoteles, kepala keluarga berusaha agar terdapat pemenuhan kebutuhan sebaik-baiknya dalam lingkungan rumah tangganya. Bilamana Oikos (rumah tangga) yang satu, mempunyai benda tertentu dalam jumlah lebih, maka adalah logis bahwa benda tersebut ditukar dengan benda-benda surplus oikus lainnya. Begitu pula Aristoteles mengadakan perbedaan antara nilai pakai dan nilai tukar dengan manyatakan bahwa sepasang sepatu dapat digunakan (dipakai), tetapi dapat pula digunakan untuk ditukar. Anggapan selanjutnya adalah bahwa baik uang maupun pertukaran yang dimungkinkan oleh uang adalah esensial bagi kehidupan masyarakat.
Aristoteles menguraikan uang sebagai benda yang semula diidamkan oleh setiap orang, karena kemungkinan penggunaan-penggunaan yang langsung, dan dengan diterima sebagai suatu alat pertukaran, hal ini disebabkan karena semua orang mempunyai kepastian bahwa uag tersebut dapat dialihkan ke pihak lain, akan tetapi ia menekankan bahwa usaha untuk mencapai uang janganlah dijadikan tujuan. Seperti halnya dalam hubungan membeli dan menjual, bahkan secara lebih spesifik dalam hal meminjamkan uang dengan mendapat bunga modal. Pandangan modern kini adalah bahwa ilmu ekonomi, merupakan sebuah ilmu pengetahuan otonom.
Ilmu pengetahuan sosial kni bersifat faktual secara teknis. Sedangkan konsepsi kuno, pada garis besarnya bersifat filosofis, artinya diorientasikan kearah keseluruhan, dan ditujukan kearah usaha untuk menentukan suatu metode guna mengorganisasi masyarakat dengan bijaksana.

C.      Relevansi Teori Ekonomi Palto Dan Arsototeles Dalam Ekonomi Moderen
Di zaman Yunani Kuno di mana saat itu di Athena masih mencerminkan pola berpikir tradisi kaum ningrat, para tokoh ekonomi (Plato, Aristoteles, dan Xenophone) sependapat bahwa pertanian merupakan dasar dari kesejahteraan ekonomi. Selain itu pada dasarnya mereka menolak pinjam meminjam uang dengan bunga. Pemikiran mereka yang dituangkan dalam buku, nantinya bakal dijadikan rujukan oleh para ahli ekonomi selanjutnya seperti halnya teori division of labour Adam Smith yang terinspirasi dari pemikiran Plato.
1.        Relevansi Teori Ekonomi Plato
Pemikiran Plato tentang perlunya intervensi pemerintah dalam hal pengaturan perekonomian. Hal lain yang dapat timbul dari besarnya peran pemerintahan dalam mengatur akan menyebabkan kesewenangan dan kekacauan dari pada suatu kondisi yang harmonis. Keseimbangan antra peran Swasta dan Pemerintah harus dapat dikontrol, agar setiap elemen ini dapat menjadi pendorong tumbuh kembangnnya perekonomian.
Pemikiran tentang pertukaran dan distribusi serta asas saling melengkapi antara kota yang satu dengan yang lain menjadi cikal bakal pemikiran comparative advantage.  Comparative advantage merupakan hal yang selalau menjadi pertimbangan bagi ekonomi moderen, adanya spesialisasi produk merupakan pendorong lahirnnya output basic suatu wilayah.
Pemikiran lainnya  menekankan pada asas keadilan dan kerjasama serta bantu membantu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Sikap individualisme masyarakat moderen telah menggeser konsep ini eluar jalur, tetapi hal ini masi jadi sangat ideal karena sejalan dengan konsep yang dibangun dalam KOPERASI.
Pembagian kelas masyarakat akan memudahkan pengawasan dan pengembangan sikap profesionalisme. Pembagian kelas dalam konsep bernegara dan konsep ekonomi, akan mendorong terciptanya diskriminasi masyarakat buruh, dan kemerdekaan setiap masyarakat untuk menciptakan kesejahteraannya menjadi hilang.
Bahwa pencapaian atas segala sesuatu didasarkan pada rasionalisme dibandingkan peran serta proses sosial, sehingga pemikirannya terlalu idealis (utopia).
Bahwa pada uang melekat biaya uang/modal yang harus diperhitungkan dan keuntungan dari perputaran barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan perekonomian, sehingga akan  tidak produktif  kegiatan ekonomi dengan tidak adanya keuntungan.
2.      Relevansi Teori Ekonomi Arsitoteles
Aristoteles juga mengemukakan perekonomian dalam masyarakat atau negara terdiri atas empat tingkatan atau tipe, yaitu:
(a)  Royal economy, yaitu perekonomian di tingkat negara dimana kegiatan ekspor, impor dan perpajakan sangat penting dalam kegiatan perekonomian;
(b)  Seraphic or Provincial Governor, yaitu suatu kegiatan ekonomi yang hanya ditandai dengan aliran barang yang berasal dari sektor pertanian;
(c)  City economy, yaitu perekonomian yang ditandai dengan terjadinya konsentrasi penduduk diperkotaan; dan
(d) Personal economy, yaitu tingkat kegiatan ekonomi di sektor rumah tangga individual.
Aristoteles Tidak mengembangkan Theory of Interest dimana dia menanganggap hal tersebut tidak natural dan menganggap meminjamkan uang dan menerima bunga dianggap kegiatan yang tidak produktif sehingga pemikirannya masih primitive tentang bunga. 
Hal lain adalah fungsi uang sebagai alat tukar, penimbum kekayaan, dan pengukur nilai, ternyata telah berkembang sebagai komoditi, jadi berkembang melebihi pemikirannya.
KESIMPULAN

Plato percaya bahwa bagi semua orang, entah dia lelaki atau perempuan, mesti disediakan kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota “guardian”. Plato merupakan filosof utama yang pertama, dan dalam jangka waktu lama nyatanya memang cuma dia, yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang kelamin. Untuk membuktikan persamaan pemberian kesempatannya.
Hal lain yang dikemukakan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman pekerjaan dalam masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu untuk dengan sendirinya  karena memang tidak mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri
Gagasan antara Plato dan Aristoteles terhadap perbudakan, Aristoteteles bukanlah pendukung kesetaraan yang mana ketika Aristoteles mengembangkan ajaran filsafat tentang etika. Etika Aristoteles pada dasarnya sama dengan etika Socrates dan Plato.
Menurut Aristoteles, kepala keluarga berusaha agar terdapat pemenuhan kebutuhan sebaik-baiknya dalam lingkungan rumah tangganya. Bilamana Oikos (rumah tangga) yang satu, mempunyai benda tertentu dalam jumlah lebih, maka adalah logis bahwa benda tersebut ditukar dengan benda-benda surplus oikus lainnya.

No comments:

Post a Comment