Tuesday 28 January 2014

KERJASAMA EKONOMI ASEAN ( APEC )




  1. Rangkaian Pertemuan Para Pemimpin APEC Blake Island, 20 November 1993
Dengan tuan rumah Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, para Pemimpin APEC mengadakan Pertemuan Informal untuk pertama kalinya di Blake Island, Seattle, Washington. Pada pertemuan tersebut disepakati bahwa Visi APEC adalah :
-          memanfaatkan kekuatan dari keberagaman ekonomi negara anggota memperkuat kerja sama dalam rangka meningkatkan kemak-muran;
-          membangun semangat keter-bukaan dan kemitraan yang mendalam;
-          mencapai pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan berkelanjutan;
-          berperan serta dalam memper-kuat perekonomian dunia;
-          mendorong terciptanya sistem perdagangan internasional yang terbuka;
-          mengurangi hambatan perda-gangan dan investasi;
-          memanfaatkan kemajuan di bidang telekomunikasi dan transportasi;
-          melindungi kualitas udara, air, dan kawasan hijau;
-          mengatur dan memperbaharui sumber-sumber energi untuk memberikan rasa aman pada masa yang akan datang.
  1. Bogor, 15 November 1994
Pada Pertemuan Para Pemimpin APEC kedua ini yang menjadi pokok bahasan adalah arah ekonomi APEC pada 25 tahun mendatang. Dalam deklarasi mereka yang dikenal dengan “Declaration of Common Resolve” , Para Pemimpin ekonomi menyetujui untuk menentukan sasaran mengenai waktu perdagangan dan investasi bebas di wilayah APEC, yakni:
-          tahun 2010 bagi anggota ekonomi maju (industrialized economies);
-          tahun 2020 bagi anggota ekonomi yang sedang berkembang (developing economies).
Selanjutnya APEC akan memberikan kesempatan bagi anggota ekonomi yang sedang berkembang untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonominya secara berkesinam-bungan dan pembangunan yang merata dalam rangka menjaga kestabilan perekonomiannya.
  1. Osaka, 19 November 1995
Pada pertemuan ketiga di Osaka, Jepang, Para Pemimpin APEC mulai menterjemahkan Visi Blake Island and Declaration of Common Resolve/ Bogor dalam suatu cetak biru untuk melaksanakan komitmen mereka atas perdagangan dan invesatsi yang bebas dan terbuka, fasilitasi bisnis, dan kerja sama ekonomi serta kerjasama tehnik antar anggota. Agenda pembahasan yang dikenal dengan Aksi Osaka terdiri dari dua bagian pokok yaitu:
- bagian pertama, menyangkut masalah liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan invesatsi,
- bagian kedua, menyangkut kerja sama ekonomi dan tehnik di bidang energi dan transportasi, infrastruktur, usaha kecil dan menengah, dan teknologi pertanian.
Untuk mewujudkan pelaksanaan Agenda Aksi Osaka ini telah ditetapkan Rekening Khusus untuk pembiayaan proyek-proyek yang mendukung agenda tersebut.
  1. Manila, 25 November 1996
Pertemuan keempat Para Pemimpin APEC telah meng-hasilkan suatu rencana aksi yang dikenal dengan nama Manila Action Plan for APEC atau MAPA, di antaranya Rencana Aksi Individual (RAI) dan Rencana Aksi Kolektif (RAK). Dalam pertemuan ini dilaporkan kemajuan atas kegiatan bersama para anggota APEC untuk mencapai sasaran Deklarasi Bogor mengenai perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka di wilayah APEC pada tahun 2010 dan 2020; serta kegiatan bersama di antara para anggota sesuai dengan bagian kedua dari Agenda Aksi Osaka. MAPA menyerukan enam thema untuk Aksi tersebut, yaitu :
-          peningkatan akses pada pasar barang;
-          peningkatan akses pada pasar jasa,
-          sistem investasi yang terbuka,
-          penurunan biaya usaha,
-          sektor infrastruktur yang terbuka dan efisien,
-          peningkatan kerja sama ekonomi dan teknik.
Dalam rangka kerja sama ekonomi dan tehnik ditetapkan enam bidang kerja sama, yaitu:
-          pengembangan sumber daya manusia,
-          pengembangan pasar modal yang aman dan efisien,
-          upaya memperkuat infrastruktur ekonomi,
-          pemanfaatan teknologi masa depan,
-          peningkatan pertumbuhan yang berkesinambungan,
-          pertumbuhan usaha kecil dan menengah.
  1. Vancouver, November 1997
Dalam Pertemuan kelima Para Pemimpin APEC, Para Pemimpin menegaskan kembali komitmen dan keinginan mereka atas usaha untuk mengembangkan Rencana Aksi Individu (RAI) dan memperbaiki Rencana Aksi tersebut setiap tahun. Para Pemimpin APEC mengesahkan kesepakatan para menteri APEC yang menyatakan bahwa Aksi Individu tersebut akan dilaksanakan sejalan dengan liberalisasi sektoral sukarela yang dipercepat (Early Voluntary Sectoral Liberalization atau disingkat EVSL) pada 15 sektor dengan ketentuan akan diajukan pada tahun 1998, dan dilaksanakan mulai tahun 1999. Para Pemimpin APEC yakin bahwa partisipasi penuh dan aktif dari para anggota ekonomi dalam mendukung WTO merupakan kunci pokok bagi kemampuan APEC untuk melanjutkan dan memperkuat sistem perdagangan global. Para Pemimpin juga menyambut baik kemajuan forum-forum APEC dalam melibatkan dunia usaha, para akademisi dan ahli, kelompok wanita dan pemuda dalam kegiatan pada tahun 1997, serta mendorong mereka untuk melanjutkan usaha-usaha tersebut.
  1. Kuala Lumpur, November 1998
Pertemuan keenam ini menitikberatkan pada strengthening the Foundation for Growth. Para Pemimpin APEC menegas-kan keyakinannya atas fundamental ekonomi yang kuat dan prospek pulihnya ekonomi Asia Pasifik. Mereka menyetujui untuk mengejar suatu strategi pertumbuhan secara bersama guna mengakhiri krisis keuangan. Mereka menjanjikan usaha-usaha memperkuat jaring pengaman sosial, sistem keuangan, arus perdagangan dan investasi, penerapan ilmu dan teknologi, pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur ekonomi, dan keterkaitan antara usaha dan perdagangan sehingga memberikan dasar dan penetapan langkah untuk menuju pertumbuh-an yang berkesinambungan pada abad 21. Pada Pertemuan tersebut disetujui pula mengenai Kuala Lumpur Action Program on Skills Development yang bertujuan untuk mendukung terciptanya pertumbuhan yang berkesinam-bungan serta merata, yaitu dengan mengurangi disparitas ekonomi dan mengembangkan kehidupan sosial masyarakat melalui pengembangan keahlian/kecakapan.
  1. New Zealand, 12-13 September 1999
Fokus utama pertemuan ketujuh Para Pemimpin APEC adalah untuk merespon krisis keuangan Asia 1997, menanam-kan kembali kekuatan pertum-buhan dan investasi di wilayah APEC dengan mendorong liberali-sasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, serta memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia. Pada per-temuan New Zealand ini ada tiga pokok thema yang dibahas, yaitu :
-          liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, usaha memperkuat pasar,
-          upaya mengembangkan du-kungan terhadap APEC.

  1. Brunei Darussalam, 15-16 November 2000
Pada tanggal 15-16 November 2000, Para Pemimpin APEC mengadakan pertemuan ke-8 di Bandar Seri Begawan. Ada 3 subtema yang dibahas pada pertemuan tersebut, yaitu : Building Stronger Foundations, Creating New Opportunities, dan Making APEC Matter More. Pembahasan tersebut menekan-kan pada kelanjutan usaha penguatan pasar, pemanfaatan revolusi teknologi, dan peningkatan hubungan dengan masyarakat APEC secara luas. Subtema-subtema tersebut dirancang untuk mengakomodasi 3 bidang yang merupakan prioritas utama bagi kegiatan APEC tahun 2000, yakni : Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Sumber Daya Manusia (SDM), dan Teknologi Informasi (TI).
  1. 9.     2021 Oktober2001 Sanghai China
Pada tahun 2001 di Shanghai, Republik Rakyat Cina, APEC mengadopsi Shanghai Accord, yang terfokus pada perluasan Visi APEC, memperjelas Roadmap to Bogor  dan memperkuat mekanisme implementasi. Pertemuan juga mengadopsi e-APEC Strategy, yang menentukan agenda untuk memperkuat market structures and institutions, memfasilitasi investasi infrastruktur dan teknologi untuk transaksi secara on-line serta mendorong kewirausahaan dan capacity building. Pertemuan di Shanghai menghasilkan Counter-Terrorism Statement APEC yang pertama dan merupakan awal pembahasan isu keamanan dalam APEC.

  1. 10.   26 – 27 Oktober 2002 , Meksiko
Pertemuan pada tahun 2002 di Los Cabos, Meksiko berhasil mengadopsi Trade
Facilitation Action Plan, Policies on Trade and the Digital Economy and Transparency Standards. Pertemuan menghasilkan pula Counter-Terrorism Statement yang kedua dan mengadopsi inisiatif Secure Trade in the APEC Region (STAR)

  1. 11.  20 – 21 Oktober 2003 , Thailan Bangkok
Pada tahun 2003 di Bangkok, Thailand, pertemuan sepakat untuk mendorong negosiasi WTO Doha Development Agenda (WTO DDA) dan melihat bahwa Free Trade Agreements, Regional Trade Agreements, Bogor Goals dan system perdagangan multilateral di bawah skema WTO yang pada prinsipnya bersifat saling komplementer.

  1. 12.  20 – 21 November 2004 , Chili Santiago
Pertemuan ke-12 Para Pemimpin Ekonomi APEC yang diselenggarakan di Santiago, Chile, tanggal 20 – 21 November 2004, telah menghasilkan Deklarasi para Pemimpin yang berjudul: Santiago Declaration: “One Community, Our Future”. Sedangkan Pertemuan Tingkat Menteri (APEC Ministerial Meeting/AMM) telah menghasilkan Joint Ministerial Statement AMM ke-16.

  1. 13.  18 – 19 November 2005 , Korsel Busan
Pada tahun 2005 di Busan, Korea Selatan, Para Pemimpin Ekonomi APEC sepakat untuk meluncurkan ”Busan Roadmap to Bogor Goals”, melakuakan Mid-Term Stock Take/ evaluasi atas capaian anggota ekonomi APEC dalam merealisasikan Bogor Goals. Selain itu, para Pemimpin Ekonomi APEC juga mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang berisi dukungan kuat APEC atas penyelesaian negosiasi Doha Development Agenda di WTO.

  1. 14.  18 – 19 November 2006 , Vietnam Hanoi
Saat pelaksanaan Vietnam .  Tema yang diambil untuk penyelenggaraan APEC tahun  adalah “Towards a Dynamic Community for Sustainable Development and Prosperity” dengan Sub Tema “Enhancing Trade and Investment with the Busan Roadmap and Doha Development Agenda,
Strengthening Economic and Technical Cooperation for Gap Bridging and Sustainable Development, Improving Secure and Favorable Business Environment, Promoting Community Linkages.” Sebagai perwujudan tema tersebut, telah ditetapkan 8 prioritas APEC 2006
sebagai berikut:
  • Mendorong kerjasama APEC untuk meningkatkan perdagangan dan investasi,
    melalui Dukungan APEC terhadap WTO atau Doha Development Agenda (Support for the WTO DDA) Pengimplementasian Busan Roadmap to Bogor Goals
  • Meingkatkan daya saing dari Usaha Kecil dan Menengah
  • Mendorong pemerataan kapasitas antar anggota Ekonomi APEC melalui
    pembangunan sumber daya manusia, Kerjasama di bidang IT, dan kemitraan
    untuk pembangunan.
  • Meningkatkan human security: Counter terrorism, health security, Disaster
    Preparedness dan Energy Security.
  • Mendukung anti korupsi dan transparansi
  • Menghubungkan anggota-anggota Ekonomi APEC melalui pariwisata dan
    pertukaran kebudayaan.
  • Mereformasi APEC menjadi organisasi yang lebih dinamis dan efektif.
  • Mendorong komunikasi lintas budaya (Cross-cultural Communication)


  1. 15.   8 – 9 September 2007 , Australia Sedney
Para Pemimpin Ekonomi Anggota APEC telah mengakhiri Pertemuan Tingkat Pemimpin Ekonomi APEC di Sydney pada tanggal 9 September 2007. Sebagai hasil dari rangkaian pertemuan APEC tersebut, para Pemimpin Ekonomi APEC telah menyepakati agenda aksi pengurangan emisi gas rumah kaca global melalui suatu deklarasi yang disebut Sydney APEC Leaders’ Declaration on Climate Change, Energy Security and Clean Development.  Dalam agenda aksi tersebut, ekonomi anggota APEC telah memutuskan diantaranya rencana untuk meningkatkan jumlah hutan di kawasan Asia-Pasifik sebanyak 20 juta hektar pada tahun 2020, dengan maksud mengurangi 1.4 trilyun ton karbon, atau mengurangi 11% emisi global.  Selain itu, para pemimpin ekonomi APEC juga telah memutuskan agenda aksi untuk mengurangi intensitas energi sebanyak 25% pada tahun 2030.  
Dalam pembahasan isu perubahan iklim tersebut, Presiden RI yang mendapatkan kehormatan sebagai pembicara pertama pada retreat sesi pertama, telah menyampaikan inisiatif Indonesia untuk menyelamatkan terumbu karang di kawasan melalui suatu Coral Triangle Initiatives: Coral Reef, Fisheries and Food Security.  Inisiatif Indonesia tersebut telah mendapatkan sambutan positif dari para pemimpin ekonomi APEC lainnya dan masuk sebagai bagian dari agenda aksi deklarasi tersebut.
Presiden RI secara khusus juga menekankan pentingnya pengintegrasian dimensi pembangunan dan pengentasan kemiskinan dalam pembahasan perubahan iklim.   Selain itu, Presiden RI telah menyampaikan rencana Indonesia untuk menyelenggarakan Pertemuan 8 Negara Pemilik Hutan Terbesar di Dunia (F8) di sela sela High-Level Meeting on Climate Change di UN pada bulan September 2007 serta rencana pertemuan Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan di sela pertemuan konferensi negara pihak UNFCCC di Bali pada tanggal 3-12 Desember 2007.
Salah satu keputusan penting para Pemimpin APEC lainnya sebagaimana yang tercantum dalam Deklarasi Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC ke 15 adalah kesepakatan untuk mempercepat upaya-upaya untuk mendorong integrasi ekonomi regional, termasuk mengeksplorasi gagasan Free Trade Area in Asia Pacific (FTAAP). Hal ini diharapkan dapat tercapai melalui upaya pengurangan lebih jauh hambatan di bidang perdagangan dan investasi, perbaikan lingkungan bisnis, efisiensi ekonomi serta  peningkatan integrasi di sejumlah sector khususnya transportasi, telekomunikasi, pertambangan dan energi.
Selain mengeluarkan deklarasi yang bersifat umum dan mengenai Climate Change, para Pemimpin Ekonomi APEC telah mengeluarkan Statement on the WTO Negotiations sebagai bentuk dukungan politis bagi upaya penyelesaian perundingan DDA di WTO. Pada kesempatan tersebut, Presiden Amerika Serikat dan Rusia telah mengumumkan secara resmi keputusannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan APEC masing-masing pada tahun 2011 dan 2012. Mengenai moratorium keanggotaan APEC, para Pemimpin Ekonomi APEC sepakat untuk memperpanjang moratorium keanggotaan APEC paling tidak hingga tahun 2010.
  1. 16.  22 – 23 November 2008 , Peru Lima
Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC (APEC Economic Leader’s Meeting/AELM) ke 16 telah diselenggarakan pada tanggal 22-23  November 2008 di Lima, Peru  dengan  menghasilkan sejumlah komitmen-komitmen baru dalam deklarasi Sixteenth APEC Economic Leaders’ Meeting  yang kemudian dikenal dengan  sebutan ”Deklarasi Lima”. 
     Pertemuan AELM ini  dihadiri sejumlah  Pemimpin Ekonomi dari 21 anggota ekonomi  APEC antara lain : Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, China Taipei, Hong Kong (China), Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina,  Rusia, Singapura, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.
      Sebelum dilakukan Pertemuan AELM didahului dengan pertemuan-pertemuan persiapan meliputi :  APEC Concluding SOM/CSOM  tanggal 16-17 November 2008, dilanjutkan dengan APEC Ministerial  Meeting/AMM tanggal  19-20 November 2008 yang dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri dan  Menteri Perdagangan  dari 21 anggota ekonomi APEC.       
     Pertemuan yang mengambil tema "A New Commitment to Asia Pacific Development"  telah menekankan  pentingnya  untuk mengurangi  kesenjangan  antara  negara maju dan  berkembang di antara negara anggota APEC. Disamping itu  komitmen untuk memperkuat  dimensi sosial dalam globalisasi dan menjamin  semua anggota APEC  dan semua sektor ekonomi  dapat mengakses kemampuan dan kesempatan berpartisipasi di dalamnya, dan memperoleh keuntungan  dari perdagangan dan investasi regional dan global.
      APEC sebagai forum kerjasama ekonomi  Asia Pasifik merupakan kekuatan ekonomi yang sangat besar,  namun demikian mencermati perkembangan  situasi ekonomi akhir-akhir  ini, tentunya  APEC tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh  krisis keuangan global, oleh karena itu, APEC diharapkan  dapat menjadi bagian dari solusi  dalam memecahkan krisis  keuangan global pada saat ini. 
       Dalam deklarasi disebutkan bahwa krisis keuangan global pada saat ini  adalah salah satu tantangan ekonomi  yang serius  yang pernah dihadapi anggota ekonomi  APEC. Komitmen APEC  untuk dapat bertindak cepat  dan tegas dengan  mengarahkan  perlambatan pertumbuhan ekonomi  yang akan terjadi. APEC menyambut baik kebijakan pemberian stimulus  fiskal dan moneter yang disediakan oleh  anggota  ekonomi APEC dan akan mengambil semua langkah  ekonomi dan finansial yang terukur yang dapat memecahkan krisis, serta mengambil tindakan yang diperlukan  untuk menawarkan harapan  kepada sebagian besar yang membutuhkan.  Pemecahan APEC ini untuk  mengarahkan  memburuknya  situasi ekonomi, dan mendukung percepatan terhadap penyelesaian WTO Doha Development Agenda.
       Secara umum Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke 16 telah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan  yang dituangkan dalam bentuk  dokumen  meliputi  : Sixteenth APEC Economic Leaders' Meeting Declaration, Lima APEC Leaders' Statement on the Global Economy, serta pengesahan Lima Anti Corruption  Declaration on Financial Markets Integrity  dan Progress Report on 2008 Regional  Economic Integration.
      Komitmen-komitmen baru dalam  Pertemuan  Pemimpin Ekonomi  APEC ke 16, merefleksikan prospektif kerjasama ekonomi APEC  dan  kontribusinya dalam membantu  pembangunan ekonomi  anggota  APEC. Beberapa komitmen-komitmen dalam Deklarasi Sixteenth APEC  Economic Leaders Meeting,  yang akan menjadi  prospektif   progressive kerjasama  ekonomi  APEC antara lain :
  • Komitmen melakukan integrasi ekonomi regional Asia Pasifik dan pencapaian Bogor Goal untuk mendukung pertumbuhan, pembangunan dan perbaikan yang cepat dari perlambatan global akhir-akhir ini, serta pilihan-pilihan yang memungkinkan kawasan perdagangan bebas Asia pasifik.
  • Komitmen melakukan Reformasi Struktural sebagai agenda sentral APEC yang mengintegrasikan tiga pilar perdagangan dan liberalisasi investasi, fasilitas bisnis, ekonomi serta kerjasama teknik.
  • Komitmen memperbaiki  ketahanan pangan  di Asia Pasifik dengan memperhatikan kenaikan harga pangan global dan mendukung strategi yang komprehensif  untuk mengatasi  hal tersebut.
  • Komitmen mendorong   Corporate  Social Responsibility (CSR) bersifat voluntary dalam strategi dan operasionalisasi   bisnis yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
  • Komitmen memerangi korupsi dan mengembangkan strategi anti korupsi yang komprehensif di antara anggota APEC dan menyambut baik Lima Anti Corruption Declaration on Financial Market Integrity through Efective Public-Private Partnership.
  • Komitmen memperkuat kerjasama dan pengembangan kapasitas APEC melalui  APEC's Program of Economic and  Technical Cooperation (ECOTECH) .  
  • Komitmen  memberantas terorisme dan  keamanan perdagangan regional. Meningkatkan Human Security  dan perlindungan  bisnis dan perdagangan kawasan. Semua kegiatan terorisme adalah  kriminal dan tidak dibenarkan. Terorisme  dalam semua bentuk dan  manifestasi  merupakan ancaman bagi perdamaian, keamanan  masyarakat dan kepercayaan agama.
  • Komitmen mengurangi resiko, kesiaptanggapan dan manajemen bencana alam dengan meningkatkan koordinasi yang diperlukan sebagai pengaturan menejamen bencana dan meningkatkan fokus yang diperlukan dalam mengurangi resiko bencana, emergency prepardness dan pengembangan kemampuan manajemen bencana domestik.
  • Komitmen mendukung kerjasama jangka panjang yang efektif  untuk menempatkan  perubahan iklim didasarkan pada United Nations Framework Convention  on Climate Change, sesuai dengan prinsip kebersamaan tetapi  kemampuan dan tanggungjawab yang berbeda. Mendukung  kontribusi positif  para  pemimpin Ekonomi APEC terhadap  UNFCCC serta menyampaikan kembali komitmen  pada the Sydney APEC Leaders'  Declaration on  Climate  Change, Energy Security  and Clean Development.
  • ·Komitmen memperkuat proses kelembagaan  APEC untuk menjamin perubahan yang responsif dan cepat dalam lingkungan global.  Kerjasama APEC dapat memberikan hasil  yang lebih baik  dalam  menghadapi tantangan internasional.
Para pemimpin ekonomi negara-negara anggota Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), di Istana, Singapura, Minggu siang, dijadwalkan menyepakati Deklarasi "Sustaining Growth, Connecting the Region" (Memelihara Pertumbuhan, Menyatukan Kawasan).
Menurut informasi dari laman resmi APEC SIngapura 2009, upacara penandatangani deklarasi itu dilakukan selama sekitar 30 menit, 12.15-12.45 waktu setempat. Deklarasi tingkat pemimpin ekonomi APEC itu boleh jadi terutama akan menyoroti mengenai upaya-upaya untuk memelihara pertumbuhan ekonomi dengan mencari tipe pertumbuhan ekonomi yang paling sesuai guna mencegah terulangnya krisis keuangan.
Sebelumnya dalam CEO Summit APEC (pertemuan puncak para pemimpin perusahaan besar APEC), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa dunia internasional perlu berhati-hati dalam menerapkan apapun juga tipe pertumbuhan ekonomi untuk keluar dari krisis keuangan global yang disebut-sebut telah usai, karena situasi perekonomian saat ini masih cukup rentan
Deklarasi itu juga berpeluang mewadahi komitmen para pemimpin APEC mengenai konsep penyatuan kawasan Asia Pasifik dan komitmen untuk menentang proteksionisme. Salah satu agenda pembahasan dalam pertemuan puncak ke-17 APEC adalah pencapaian "Target Bogor" (Bogor Goals) yaitu menciptakan kawasan perdagangan bebas bagi negara-negara maju anggota APEC pada 2010. Sebelumnya, Direaktur Kerjasama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Departemen Luar Negeri Ibnu Hadi menyebutkan bahwa dalam pertemuan itu pemerintah Indonesia akan mengingatkan negara-negara APEC akan Target Bogor. Sementara itu menurut keterangan tertulis dari Chen Hwai Liang, Sekretaris Media Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dalam sesi pertama pertemuan informal para pemimpin ekonomi APEC menyepakati dorongan politik untuk menyelesaikan Putaran Doha pada akhir 2010. Para pemimpin ekonomi APEC dijadwalkan melakukan dua kali pertemuan informal, 14-15 November 2009. Disebutkan dalam pertemuan itu bahwa ada keperluan mendesak ketika perundingan menuju tahap akhir, itikad politik kuat penting untuk mengatasi kebuntuan.
Dalam upayanya untuk mempertahankan kawasan pasar bebas, para pemimpin APEC juga menekankan kembali komitmen mereka untuk menolak segala bentuk proteksionisme, kata pernyataan tertulis itu. Dalam pertemuan informal yang berlangsung lebih kurang dua jam itu para pemimpin ekonomi APEC juga membahas sebuah visi jangka panjang dari Kawasan pasar Bebas Asia Pasifik (FTAAP). Ada konsensus di antara para pemimpin bahwa negara-negara APEC harus meningkatkan upayanya untuk mewujudkan visi itu, dengan meletakkan suatu dasar dan mengeksplorasi segala bentuk yang mungkin. Terkait hal itu, menurut pernyataan itu, sejumlah pemimpin ekonomi menyoroti Perjanjian Kemitraan Ekonomi Strategis Trans-Pasifik (TPP) sebagai salah satu cara yang mungkin digunakan untuk mencapai visi itu. Mereka juga menyambut baik pengumuman Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahwa AS akan terlibat dengan TPP. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada kesempatan itu mengatakan bahwa langkah signifikan seperti TPP penting untuk membantu menjaga momentum dalam upaya APEC mewujudkan visi FTAAP. APEC merupakan forum yang terbentuk dan perkembangannya dipengaruhi antara lain oleh kondisi politik dan ekonomi dunia saat itu yang berubah secara cepat di Uni Soviet dan Eropa Timur.
Selain itu dipengaruhi kekhawatiran gagalnya perundingan Putaran Uruguay yang akan menimbulkan proteksionisme dengan munculnya kelompok regional serta timbulnya kecenderungan saling ketergantungan diantara negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Forum yang dibentuk 1989 di Canbera-Australia itu telah melaksanakan langkah besar dalam menggalang kerja sama ekonomi sehingga menjadi suatu forum konsultasi, dialog. Sebagai lembaga informal yang kerja sama ekonominya berpedoman melalui pendekatan keterbukaan bersama berdasarkan sukarela, melakukan inisiatif secara kolektif dan untuk mendukung keberhasilannya dilakukan konsultasi yang intensif terus menerus di antara 21 ekonomi anggota.

Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik Yokohama jepang 2010
Pada pertemuan KTT ke-18 APEC tahun 2010 di Yokohama, Jepang, para Pemimpin APEC mendeklarasikan “Yokohama Vision –Bogor and Beyond-“. Dalam deklarasi tersebut, para Pemimpin APEC kembali menegaskan relevansi dan arti penting Bogor Goals sebagai sebuah tujuan visioner dalam mewujudkan liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik. Dalam deklarasi tersebut, para Pemimpin APEC juga menyampaikan komitmen untuk mencapai perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka dengan kualitas pertumbuhan yang lebih tinggi di dalam lingkungan sosial dan ekonomi yang aman di kawasan.

Tahun 2010 merupakan tahun penting yang menjadi salah satu tonggak kerja sama APEC, karena pada tahun ini dilakukan penilaian pencapaian Bogor Goals terhadap yang dilakukan terhadap 5 (lima) anggota Ekonomi Maju, yang terdiri dari Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.  13. Selain kelima Ekonomi Maju tersebut, terdapat 8 (delapan) Ekonomi Berkembang yang mengajukan diri untuk dinilai secara sukarela, yang terdiri dari Peru, Cili, Meksiko, Singapura, Hong Kong-China, Korea Selatan, Chinese Taipei, dan Malaysia. Terkait hasil penilaiantersebut, para Pemimpin APEC sepakat bahwa ketiga belas Ekonomi 2010 telah mencapai kemajuan yang signifikan bagi pencapaian Bogor Goals. Meski demikian, para Pemimpin APEC juga menggarisbawahi bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan (more work remains to be done) guna mencapai liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik.

Para Pemimpin APEC juga sepakat untuk mewujudkan strategi pertumbuhan yang bersifat seimbang, inklusif, berkelanjutan, inovatif, dan aman (balanced, inclusive, sustainable, innovative, and secure) yang tertuang dalam dokumen APEC Leaders’ Growth Strategy.

Terkait wacana pembentukan Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP), para Pemimpin APEC sepakat bahwa perundingan dan pembentukan FTAAP akan dilakukan di luar kerangka APEC dengan menggunakan kerangka kerja sama (building block) yang telah ada di kawasan seperti Trans-Pacific Partnership (TPP), ASEAN +3 dan ASEAN +6. Sementara itu, kerja sama APEC akan tetap bersifat sukarela, tidak mengikat dan mengedepankan kerja sama ekonomi dan teknik dan pengembangan kapasitas yang bersifat strategis dan berorientasi hasil. APEC akan berperan sebagai inkubator bagi pembahasan isu-isu perdagangan dan investasi generasi baru (next generation of trade and investment issues)

Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik Honolulu Amerika 2011
Pada tahun keketuaan APEC Amerika Serikat 2011, APEC akan memprioritaskan pembahasan pada tiga bidang, yaitu isu-isu perdagangan dan investasi generasi baru, pertumbuhan hijau (green growth) dan kerja sama reformasi regulasi (regulatory reform).

Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik Vladivostok Rusia  2012
Pada tahun 2012 Rusia mengetuai forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Kota Vladivostok dipersiapkan untuk menyelenggarakan KTT APEC. Bagi kami ini adalah bukan saja misi kehormatan, melainkan juga tugas yang sangat penting. Toh, Rusia adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari kawasan Asia Pasifik yang luas dan semakin maju itu. Pentingnya kawasan ini bagi pembangunan sosial-ekonomi Rusia, terutama bagi Siberia dan Timur Jauh, merupakan suatu kenyataan. Oleh karena itu salah satu prioritas kami yang tak bisa dipersoalkan lagi adalah interaksi dengan negara-negara Asia Pasifik di bidang perdagangan dan penanaman modal serta keikutsertaan aktif dalam integrasi regional.
Kami punya yang bisa ditawarkan kepada mitra-mitra kami untuk mengatasi masalah energi, transportasi, ilmu dan teknologi, pelestarian alam di kawasan Asia Pasifik; untuk mengembangkan dialog antarperadaban yang luas dan lengkap dan menjamin secara komprehensif stabilitas politik-militer di kawasan ini; untuk secara efektif berinteraksi di bidang penanggulangan bencana dan pemberantasan terorisme.
Dalam Deklarasi pemimpin APEC (APEC Leaders Declaration) yang diadopsi di Hawai tercantum secara jelas bahwa “kawasan kita adalah pelopor pertumbuhan global” (“our region is now the vanguard for global growth”). Dan Rusia sebagai Ketua forum ini akan membuat sebanyak mungkin guna memperkokoh posisi Asia Pasifik yang terdepan ini.
Apa yang kami ingin buat secara konkrit? Pertama-tama kami bertekad melestarikan kesinambungan dalam kerja APEC. Kami juga akan berupaya untuk mengembangkan secara konstruktif agenda tradisional Forum ini.
Arah kunci kerja kami adalah terus meliberalisasikan kegiatan di bidang perdagangan dan investasi di Asia Pasifik serta memperkokoh integrasi ekonomi regional. Kami mengharapkan meraih hasil-hasil praktis dari kerjasama dalam trek-trek ini yang fundamental bagi APEC. Sesudah Rusia menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) wakil-wakil negara kami mendapatkan peluang ikut serta dalam pembahasan isu-isu liberalisasi perdagangan secara sepenuhnya. Justru posisi bersatu ekonomi-ekonomi APEC harus membantu mereka keluar dari jalan buntu dalam proses perundingan perdagangan multilateral dan membuat perundingan ini lebih konstruktif.
Partisipasi aktif dalam integrasi regional adalah pilihan yang kami sadari dan, pada pendapat saya, itulah satu-satunya pilihan yang benar. Mengingat penyelesaian proses masuknya Rusia ke WTO yang bersukses, kami siap bersama dengan Kazakstan dan Belarus yaitu sebagai Uni Bea Cukai membahas persetujuan-persetujuan mengenai perdagangan bebas (FTA) dengan ekonomi-ekonomi APEC. Hal ini serta potensi Ruang Ekonomi Bersatu bisa membuka arah aktivitas integrasi APEC yang mempunyai kualitas baru dan menciptakan prospek-prospek perluasan pasar Asia Pasifik ke seluruh benua Eurasia.
Rusia berniat mendorong peningkatan kerjasama dalam kerangka APEC untuk menjamin keamanan pangan. Seperti semua ekonomi-ekonomi anggota APEC kami berkepentingan dalam adanya produk makanan yang terjangkau secara fisik dan ekonomi serta berkualitas tinggi dan aman. Tanggung jawab sosial pemerintah-pemerintah di periode pascakrisis terus meningkat dan hal ini menegaskan keperluan kita untuk menciptakan arsitektur pasar-pasar pangan yang mantap serta menurunkan fluktuasi harga-harga di pasar-pasar itu. Selain itu, penting juga terus mencari dana untuk menjamin pengembangan pertanian berdasarkan pada peningkatan investasi timbal balik, penggunaan teknologi modern, dan pematuhan terhadap standar-standar mutu.
Prospek-prospek perkembangan integrasi di Asia Pasifik berhubungan erat dengan kebutuhan untuk menyempurnakan sistem transportasi dan logistik atau (seperti yang sering dinamakan oleh anggota-anggota APEC) untuk menjamin konektivitas rantai-rantai produksi dan penjualan di kawasan tersebut. Rusia siap menawarkan akses ke koridor transportasinya yang merupakan jalan terdekat yang menghubungkan Asia dengan Eropa. Kami mengerti bahwa jalan-jalan itu harus dimodernisasi, hal mana akan memerlukan investasi besar. Hal ini akan kita bahas dengan mitra-mitra kami dan saya yakin, bahwa mereka akan berminat terhadap tawaran kami. Kami sudah mempunyai hasil kerja praktis dalam penggunaan teknologi modern di bidang transportasi, antara lain mengenai rute-rute dan penanganan kargo-kargo, pengawasan gerakan wahana-wahana pengangkutan.
Untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang stabil diperlukan orientasi terhadap pembangunan inovatif. Tema ini yang adalah salah satu prioritas bagi Rusia direspon secara aktif oleh mitra-mitra kami di APEC. Rusia akan mendorong interaksi yang luas antara universitas-universitas, pusat-pusat penelitian dan perusahaan-perusahaan kita. Kerjasama di bidang pendidikan dan pengembangan potensi manusia juga sangat penting, dan perlindungan kekayaan intelektual menjadi semakin aktual. Kami juga melihat peluang untuk memajukan prakarsa bersama di bidang-bidang tersebut dalam APEC.
Rusia adalah salah satu pemasok energi utama ke pasar global, tetapi kami berniat berfokus di APEC tidak hanya pada tema penjualan bahan bakar. Hal ini tentu sangat penting hari ini, tetapi kami juga harus pikir tentang besok. Oleh karena itu, kami akan terus mempromosikan diskusi konstruktif mengenai spektrum luas penjaminan keamanan energi serta pertumbuhan “hijau”.
Kawasan Asia-Pasifik adalah salah satu kawasan yang paling rentan terhadap berbagai bencana. Gempa bumi dan tsunami, bencana antropogenik dan epidemi menuntut kita melipatgandakan upaya kita untuk meningkatkan persiapan ekonomi anggota APEC terhadap bencana alam dan keadaan darurat lainnya.
Selama masa keketuaan Rusia di APEC Forum itu akan terus memfokus pada kerjasama di bidang pemberantasan terorisme dan kejahatan lintas batas. Saya pikir bahwa tidak ada yang akan mempertanyakan pentingnya aspek kegiatan APEC.
Ini adalah bidang utama kegiatan Rusia di bawah motto, "Integrasi untuk tumbuh, inovasi untuk makmur." Saya yakin bahwa dengan usaha bersama pada tahun 2012 kita akan berhasil memperdalam integrasi Asia-Pasifik yang akan memberi manfaat pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran di kawasan ini.



Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik Indonesia Bali 2013

Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara kerja sama ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) pada 7-8 Oktober 2013 ini telah menghasilkan tujuh kesepakatan. Hal ini diharapkan bisa diterapkan di tiap-tiap negara anggota APEC.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi 21 pemimpin negara APEC mengatakan bahwa para pemimpin APEC telah menyelesaikan berbagai agenda secara sukses.

“KTT ini telah berjalan baik dan memberikan hasil yang sangat produktif,” ujar SBY dalam Leaders Press Conference di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Selasa (8/10/2013).

APEC tahun ini mengambil tema “Resilient Asia Pacific-Engine of Global Growth”. Dari hasil pertemuan ini, para pemimpin APEC menyepakati beberapa hal strategis.

Pertama, para pemimpin menyepakati untuk memperkuat agenda Bogor Goals. Untuk itulah, para pemimpin APEC bersepakat untuk memperkuat, mendorong, dan membuka kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam agenda APEC dan saling memberikan keuntungan bagi semua.

Kedua, para pemimpin APEC sepakat meningkatkan intra-APEC untuk infrastruktur, membangun kapasitas, dan memfungsikan perdagangan multilateral. “Referensi terhadap perdagangan multilateral ini adalah pengenalan pada perdagangan di antara anggota APEC yang membawa keuntungan lebih pada ekonomi dan kesuksesan dalam kerja sama multilateral di kawasan,” kata Presiden SBY.

Ia menyebutkan, para pemimpin APEC mendorong hal ini dengan membuat kesepakatan perdagangan multilateral yang dapat diangkat dalam pertemuan WTO di Bali pada Desember 2013.

Ketiga, para pemimpin APEC setuju untuk meningkatkan konektivitas institusi dan sumber daya manusia di antara anggota APEC. Untuk itulah, dibuat konektivitas yang menitikberatkan pada investasi dan infrastruktur.

Para pemimpin APEC menyampaikan bahwa hal ini akan mengurangi biaya produksi dan transportasi, serta memperkuat bahan baku dan memperkuat iklim usaha di antara anggota APEC. Di waktu yang sama, pembangunan infrastruktur akan menciptakan peluang pekerjaan.

Keempat, para pemimpin APEC memastikan pertumbuhan yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Para pemimpin APEC bersepakat untuk memfasilitasi dan memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta perempuan pegusaha dan muda.

Kelima, memperkuat ketahanan pangan. Tujuan dari agenda ini adalah menghadapi tantangan pertumbuhan dan perubahan iklim. "Dengan pertemuan di Bali ini, para pemimpin mulai melihat permasalahan ini secara menyeluruh,” ungkap Presiden.

Keenam, para pemimpin APEC bersepakat untuk meningkatkan sinergi dan melengkapi dengan kerja sama multilateral yang lain seperti East Asia Summit dan G-20. Hal ini menjadi sangat penting karena dunia ini dibentuk dengan berbagai arsitek ekonomi yang berbeda.

Ketujuh, kerja sama di dunia usaha antarnegara APEC sangat penting untuk mencapai free and open trade investment. Terkait meningkatkan keikutsertaan Usaha Kecil dan Menengah, kaum muda dan perempuan, Presiden SBY mengatakan bahwa pelaku usaha UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

No comments:

Post a Comment