Seperti diketahui ilmu manajemen
berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada
kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis
dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu masalah ini
berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke
masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan
tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan
ilmu manajemen. Makalah ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan
(evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa
aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran
hubungan manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori
manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik
dikenal dengan pendekatan proses dan produks sedangkan aliran hubungan
manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada
dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara
keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan
teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan
demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan
dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.
1.
MANAJEMEN
DAN ORGANISASI
1.1 ORGANISASI
Organisasi
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki paling sedikit satu tujuan
umum yang sama dan menyediakan ruang bagi mereka untuk mengaktualisasikan
potensinya guna mewujudkan tujuan umum yang sama itu. Agar tujuan-tujuan itu
bisa dicapai bersama seperti yang dikehendaki maka organisasi membutuhkan
manajemen.
Organisasi
merupakan unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa
alasan, seperti organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak
mungkin dapat kita lakukan sendirian, dengan bekerja sama individu-individu
dapat menyelesaikan tugas-tugas yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan
tercapai, organisasi dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan serta
dapat menjadi sumber karier yang penting.
Selayaknya
sebuah organisasi seharusnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi anggota
organisasi maupun masyarakat sehingga organisasi mampu mempertahankan
kelangsungan hidup mereka. Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk,
pertama organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan
produk barang atau jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian
organisasi nirlaba atau yang tidak berorientasi laba seperti yayasan, musium,
rumah sakit milik pemerintah, sekolah, perkumpulan sosial dan lain-lain.
Apapun
bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan
orang-orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai
tujuan dengan lebih baik.
1 1.2
MANAJAMEN
Semua bentuk
organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar usaha
pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.
Secara spesifik
ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi, yaitu:
a.
Mencapai tujuan, manajemen mempermudah pencapaian
tujuan organisasi dan pribadi.
b.
Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan, manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang
saling bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi
(stakeholders) seperti pemilik, karyawan, konsumen, pemasok dan lain-lain.
c.
Mencapai efisiensi dan efektifitas, efisiensi dan
efektifitas merupakan ukuran prestasi organisasi.
Menurut Peter Drucker efisiensi adalah
melakukan pekerjaan dengan benar (doing thing right) dan
efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thing).
Efisiensi merupakan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dengan benar, berkaitan dengan biaya-biaya yang ditimbulkan
dalam melakukan aktivitas. Mengukur biaya dari sumber daya yang diperlukan
dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sedangkan efektivitas merupakan kemampuan
memilih alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berkaitan
dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan dan merupakan ukuran
tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan. Sejauh mana tugas atau tujuan telah
dicapai.
1.2.1
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen
adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20.
Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah
diringkas menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan
tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan
untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
1.2.2
Persfektif
Manajemen
a. perspektif klasik
Aliran ini mendefinisikan manajemen
sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen. Perhatian dan kemampuan manajemen
diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut. Tokoh dalam teori ini ada dua
yaitu Robert Owen dan Charless Babbage.
1) Robert Owen
(1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an
sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapan di New Lanark, Skotlandia, beliau
mencurah perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi
tenaga kerja. Dari hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa, bilamana terhadap
mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan pada
perusahaan, demikian pula halnya dengan tenaga kerja.
Selanjutnya dikatakan bahwa kualitas
dan kuantitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari
pekerjaan. Menurutnya meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia
minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan
makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan
hidup karyawan dengan harga layak dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup
tempat karyawan tinggal.
Jadi, dalam
bahasa teorinya, pandangan Robert Owen ini bisa dirumuskan menjadi: ”Kuantitas
dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern
pekerjaan.
2) Charles
Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang
profesor matematika dari Inggris, dia mempercayai bahwa aplikasi
prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktifitas dan
menurunkan biaya. Dia sekaligus
penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisa. Dimana setiap
tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan yang sesuai dengan setiap operasi
pabrik. (pencipta alat penghitungan/kalkulator mekanis pertama.
Charles Babbage mengembangkan
prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip
ilmiah. konsep ini dapat memudahkan menejemen untuk menganalisis efektifitas
bidang kedja sebuah perusahaan. Menejemen dapat menentukan seorang manajer,
fasilitas, bahan, dan tenaga kerja yang sesuai (efektif) untuk mendapatkan hasil
yang sebaik-baiknya.
Selain efisiensi dan prinsip
pengetahuan, Babbage juga memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan
sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik
pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila
mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
b.
Perspektif
humanistik
Timbul
karena aliran klasik dianggap tidak dapat meyelesaikan masalah secara tuntas.
Tokohnya adalah Hugo Munsterberg dan Elton Mayo. Perspektif ini
menekankan keterbukaan, empati, perilaku suportif dan kesamaan. Pada umumnya sifat-sifat
ini akan membantu interaksi menjadi lebih berarti, jujur, memuaskan.
1.
Keterbukaan
Sifat keterbukaan paling tidak menunjukkan ada 2 aspek
tentang komunikasi antar pribadi. Aspek pertama, dan mungkin yang paling
jelas yaitu bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi pada
kita. Hal ini ini tidak berarti bahwa kita harus dengan serta merta
menceritakan semua latar belakang tentang kehidupan kita. Namun yang penting
ada kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah umum. Dari sini orang lain
akan mengetahui pendapat, pikiran dan gagasan kita.Sehingga aspek komunikasi
akan mudah dilakukan.
Aspek kedua dari keterbukaan menunjukkan pada kemauan kita untuk membertikan tanggapan
tehadap orang lain dengan jujur dan terus terang dengan segala sesuatu yang
dikatakannya. Demikian pula sebaliknya, kita ingin orang lain untuk memberikan
tanggapan secara jujur dan terbuka tentang segala sesuatu yang ia katakan. Disini
keterbukaan diperlukan dengan cara memberi tanggapan secara spontan dan tanpa
dalih terhadap komunikasi dan umpanbalik orang lain. Tentunya, hal ini tidak dapat
dengan mudah dilakukan dan dapat menimbulkan keslahpahaman orang lain seperti
marah atau tersinggung.
2.
Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan
dirinya pada peranan atau posisi orang lain.
Dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami
orang lain. Dengan empati seseorang berusaha
melihat dan merasakan seperti apa yang dilihat dan dirasakan orang lain.
Satu hal yang perlu ditambahkan disini, bahwa empati
berbeda dengan simpati. Simpati berarti seseorang
mempunyai perasaan terhadap orang lain. Misalkan Anda tidak
lulus ujian. Dalam simpati, saya hanya merasa kasihan dan sedíh. Sedangkan
dalam empati, saya berusaha untuk ikut serta merasakan apa yang dirasakan dan dialami
Anda.
Mungkin yang paling sulit dari sifat-sifat komunikasi
hádala mencapai kemampuan untuk berempati terhadap
pengalaman orang lain. Karena dalam empati, seseorang sebaiknya tidak melakukan penialian terhadap perilaku orang
lain dan harus dapat mengetahui perasaan, kesukaan, nilai, sikap dan perilkau
orang lain.
3.
Perilaku Suportif
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri
seseorang ada perilaku suportif. Artinya,
seseorang dalam menghadapi statu masalah tidak bersikap bertahan (defensif).
Keterbukaan dan empati tidak dapat berlangsung dalam
suasana yang tidak suportif. Menurut Jack R
Gibb menyebutkan 3 perilaku yang menimbulkan perilaku suportif yakni deskriptif, spontanitas dan profesionalisme.
Sebaliknya dalam perilaku defensif ditandai
dengan sifat-sifat: evaluasi, strategi dan kepastian.
a.
Deskriptif
Suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap
suportif dibanding dengan suasana evaluatif. Artinya, orang yang memilki sifat
ini lebih banyak meminta informasi atau deskripsi tentang suatu hal. Dalam
suasana seperti ini ,biasanya orang tidak merasa dihina atau ditantang, tetapi
merasa dihargai. Sedangkan orang ynag memiliki sifat evaluatif cenderung
menilai dan mengecam orang lain dengan menyebutkan kelemahan-kelemahan
perilakunya.
Biasanya kata-kata yang diguankan hádala goblok, ngawur,
tidak pernah becus dan sebagainya. Sifat semacam ini cenderung membuat orang
mebjadi bersikap mempertahankan diri. Namur demikian, hal ini bukan berarti bahwa
semua komunikasi evaluatif akan menimbulkan tanggapan bertahan. Kadangkala seseorang
yang sudah mengetahui watak orang lain yang bersikap evaluatif,ia akan menanggapinya
sebagai sesuatu yang wajar.
b.
Provisionalisme
Seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang
memilki sikap berfikir, sifat terbuka, ada kemauan untuk
mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia menerima
pendapat orang lain, bila memang pendapatnya keliru.
4.
Perilaku Positif
Komunikasi antar pribadi akan efektif kita memiliki
perilkau positif.Sikap positif dalam komunikasi
antarpribadi menunjuk paling tidak pada 2 aspek, yaitu: pertama, komunikasi antarpribadi akan berkembang bila ada pandangan
positif terhadap diri sendiri. Kedua, mempunyai
perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi.
c. Hugo Munsterberg (1863
-1916)
Dikenal
sebagai Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa
pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas.Dalam bukunya “Psychology and
Indutrial Efficiency”, ia memberikan 2 cara untuk meningkatkan produktivitas:
1) Menempatkan
seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan
dikerjakannya.
2) Menciptakan
tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.
d. Elton Mayo (1880 -1949)
Terkenal
dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana manusiawi menggambarkan manajer
berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi buruk, hubungan dalam
organisasi pun akan memburuk.
1.2.3
Teori
Manajemen Moderen
Munculnya teori Modern lebih kepada
aliran kuantitatif yang merupakan gabungan dari Operation Research dan
Management Science. Aliran ini merupakan berkumpulnya para sarjana matematika,
fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih
kompleks. Pada awalnya tim sarjana yang berasal dari Inggris dan Amerika
Serikat, yang lebih dikenal dengan sebutan “OR Tema” digunakan untuk memecahkan
masalah pada saat perang. Dan sesudah perang Dunia II tim ini dimanfaatkan
untuk memecahkan masalah yang ruwet dalam bidang industry, seperti bidang
transportasi dan komunikasi.
Aliran ini juga memiliki kelemahan
karena kurang member perhatian pada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat
cocok digunakan untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat
menjawab masalah-masalah social individu seperti motivasi, organisasi dan
kepegawaian.
Kehadiran teknologi komputer,
membuat prosedur Operation Research lebih diformasikan menjadi aliran IImu
Manajemen Modern dan pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat
keputusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi
dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal,
manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi,
perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Meski dengan berkembangnya ilmu
ini juga memiliki sisi kelemahan.
a.
Tokoh-tokoh
dalam aliran modern
Tokoh
manajemen pada masa ini adalah Douglas McGregor yang terkenal dengan teori x
dan y. Teori xy ini merupakan salah satu teori perilaku. Teori xy ini
diungkap McGregor dalam bukunya, The Human Side Enterprise. Dalam buku
ini, diuraikan para manajer /pemimpin organisasi memiliki dua jenis pandangan
terhadap para pegawai/karyawan yaitu teori x atau teori y.
Menurut
asumsi teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
- Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha menghindarinya.
- Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
- Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan yang formal sepanjang hal itu terjadi.
- Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman diatas faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi.
Untuk menyadari kelemahan dari asumí
teori X itu maka McGregor memberikan alternatif teori lain yang dinamakan teori
Y. Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut:
- Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jira keadaan sama-sama menyenangka.
- Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
- Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
- Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
- Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumís dasar teori Y
ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi
menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan kesempatan
mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang
sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan
memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi
b. Aplikasi
Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia
Pada aplikasi manajemen yang
diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-beda. Perbedaan mencolok
terjadi pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil bahkan home
industry. Perubahan kondisi ekonomi global disiasati oleh para manajemen
dengan menggunakan satu teori atau menggabungkan beberapa teori manajemen yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.
Banyak perusahaan yang telah
mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya, terutama untuk berbagai
kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow,
penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya
manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya.
Meskipun teori ini memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai
tergeser.
Guna meminimalisir kekurangan dari
teori ini, banyak perusahaan menggabungkan beberapa teori manajemen baik klasik,
neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama organisasi dapat
terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing
anggota dari suatu organisasi atau perusahaan.
1.2.4
Manajemen
Inofatif Di Masa Sulit
Di dunia yang sarat
dengan perubahan cepat, peristiwa tak terduga, dan ketidakpastian, organisasi
membutuhkan manajer yang bisa membangun jaringan dan menghimpun orang menuju
tujuan yang sama. Manajer harus memotivasi dan mengkoordinasikan orang lain
untuk menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Manajer juga harus fokus
pada inovasi agar tetap kompetitif.di lingkungan global yang bersifat
hiperkompetitif, perusahaan harus lebih banyak berinovasi. Karena dengan
berinovasi dalam produk, layanan, sistem manajemen, proses produksi, nilai-nilai
perusahaan, dan aspek lain dari organisasi dapat membuat perusahaan tumbuh,
berubah, dan berhasil.
Manajer merupakan fungsi eksekutif dari organisasi, yang bertanggung jawab
membangun dan mengkoordinasikan seluruh sistem, dan bukan mengerjakan
tugas-tugas tertentu. Artinya, manajer yang handal, menciptakan sistem dan
kondisi yang memungkinkan orang lain mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan
menciptakan sistem dan lingkungan yang tepat, para menajer memastikan bahwa
departemen atau organisasi mereka dapat bertahan dan berjaya meskipun masa
jabatan supervisor atau manajernya telah habis.
1.2.5
Ketrampilan
Manajemen
Di lingkungan global yang bersifat hiperkompetitif, keterampilan manajemen
sangat di perlukan,ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan
untuk mengatur sebuah departemen atau organisasi dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kategori: konseptual, interpersonal, dan teknis.
a.
Ketrampilan
konseptual
Kemampuan
kognitif untuk melihat organisasi sebagai suatu siistem utuh dan hubungan
antarbagiannya. Ketrampilan konseptual mencakup pemikiran, pemrosesan
informasi, dan kemampuan perencanaan manajer.
b.
Ketrampilan
interpersonal
Kemampuan
manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara
efektif sebagai anggota tim. Ketrampilan ini tercermin lewat kemampuan manajer
untuk berhubungan dengan orang lain,termasuk kemampuan memotivasi, memfasilitasi,
mengoordinasi, memimpin, mengomunikasikan, dan menyelesaikan konflik.
c.
Kemampuan
teknis
Pemahaman
dan penguasaan dalam melaksanakan tugas tertentu. ketrampilan ini mencakup
penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang digunakan dalam fungsi-fungsi tertentu
seperti rekayasa, manufrastktur, dll.
No comments:
Post a Comment